30 Maret 2024

Momen Ramadhan yang Tak Terlupakan

Bagi saya, momen Ramadhan selalu berkesan, selalu punya ceritanya sendiri, selalu bisa jadi kenangan setelah terlewat.  Tidak ada Ramadhan yang biasa-biasa saja. Mungkin karena banyak momen penting dan berharga juga yang terjadi saat Ramadhan. Baik momen bahagia ataupun momen yang sedikit membuat hati sedih. 

Momen Ramadhan

Ramadhan tahun 1991. Saya masih duduk di bangku sekolah TK tetapi urusan berpuasa di bulan Ramadhan, saya sudah mulai menjalankannya. Baru belajar sih dan memang orangtua saya gak memaksa saya harus puasa sehari penuh dan sebulan lamanya. Tapi yang saya ingat, saya penah berpuasa sehari penuh kala itu. Rasanya kalau gak puasa sehari, sayang aja gitu. Mungkin ini yang dinamakan kekuatan iming-iming THR dari Abah, hehe.

Suatu hari di hari sekolah, saya sedang main perosotan saat jam istirahat. Sebelumnya, saya memang sempat jajan di kantin (saya agak lupa, jajan coklat atau semacam biskuit gitu deh) lalu saya kantongi. Niatnya untuk berbuka puasa nanti sore. Rupanya, salah seorang teman saya melihatnya dan langsung meneriaki saya tidak puasa.

Tentu saja saya gak terima. Saya merasa masih berpuasa dan jajanan ini untuk berbuka nanti sore. Jadi, saya membela diri, tapi tak urung juga saya nangis, haha. Entah ya, satu momen ini masih terngiang sampai sekarang. Bahkan nama teman yang meneriaki saya tidak berpuasa itu juga masih saya ingat jelas lengkap dengan ekspresinya saat itu.

Kalau ingat itu, lucu dan pengen ketawa aja. Btw, teman saya itu masih satu sekolah dengan saya sampai SMA. Tapi saya gak tahu apakah dia masih mengingat kejadian ini.

Ramadhan 2010. Saat itu saya masih bekerja di provinsi tetangga. Pertama kalinya tinggal jauh dari orangtua. Pertama kali pula bertemu Ramadhan sebagai anak kosan. Bagi saya, agak berat sih. Biasa bareng keluarga, tiba-tiba harus bersama teman kosan yang baru kenal beberapa bulan. Biasa sahur dan berbuka dimasakin ibu, tiba-tiba harus masak sendiri atau cari di luar.

Tapi kalau gak begitu, mungkin saya akan selalu berada di zona nyaman sebagai anak ibu, hehe. Lagipula, banyak sekali pelajaran yang bisa saya dapat ketika itu.

Baca juga : Pelajaran Lagi

Menjalani hari-hari sebagai anak kosan yang baru belajar mandiri dengan penghasilan yang saat itu belum terlalu memadai, saya harus pintar-pintar membagi kebutuhan. Adakalanya memang terasa sempit, tapi seringkali terasa lapang kalau pandai bersyukur. Pun saat Ramadhan tiba.

Kalau di rumah, berbuka puasa biasanya diawali dengan makan takjil terlebih dahulu. Ya minum teh hangat atau es apapun yang manis bersama makanan ringan. Makanan beratnya nanti setelah solah Maghrib. Agak berbeda dengan saat di kosan. Takjil kadang ada, kadang lewat aja. Apalagi kalau sudah akhir bulan dan dana menipis, ya sudahlah langsung beli makanan berat aja, hehe. 

Tapi yang namanya rezeki itu pasti akan datang kalau Allah sudah menetapkan. Ada saja yang berbagi saat saya sedang berfikir mau cari takjil atau bukaan apa. Entah diundang buka puasa di rumah teman atau dikirimi takjil sama yang empunya kos. Alhamdulillah.

Ramadhan 2020. Pertama kalinya Ramadhan dalam suasana duka di seluruh dunia. Ramadhan di tengah pandemi Covid-19. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, Ramadhan tidak seramai biasanya. Tidak ada acara punggahan, tidak ada tarawih di masjid, tidak ada suara tadarus anak-anak, tidak ada keramaian. Semuanya berdiam diri di rumah.


Alhamdulillah, tiga empat tahun berlalu dan Ramadhan kini hidup kembali. Ramadhan memancarkan cahayanya lagi.Tarawih ramai lagi di masjid-masjid, tadarus berkumandang lagi, dan pemburu takjil gak takut lagi keramaian.

Ramadhan memang punya aura sendiri. Kalau kamu, punya momen apa di Ramadhan?

27 Maret 2024

Ngabuburit Ramadhan

Assalamualaikum, semua!

Tulisan ini berisi tentang cerita-cerita saya mengisi waktu ngabuburit Ramadhan. Dari yang saya ingat ya, ngabuburit ala saya tidak jarang hanya berputar di rumah saja.

Ngabuburit Ramadhan
Ngabuburit Ramadhan

Waktu saya masih jadi mahasiswa, saya tergolong orang yang introvert, gak gaul, gak sering kumpul bareng teman sekelas. Tapi dibilang penyendiri banget juga gak, masih suka sama organisasi, gabung ke komunitas yang sehobi dan semisi. 

Jadi sebagian waktu saya habis kuliah dan organisasi aja. Pulang ke rumah biasanya sore atau malah lewat maghrib baru sampai. Nah, saat Ramadhan tiba, saya biasakan untuk pulang lebih awal.

Selain karena gak mau merepotkan orang rumah (karena pasti minta jemput di depan gang kalau sudah kesorean), juga karena seringnya sudah susah cari angkutan kalau terlalu malam. Fyi, dari mulai sekolah sampai kuliah, saya pakai angkutan umum.

Otomatis, ngabuburit versi saya kuliah ya hanya di rumah saja. Seringnya sambil beberes karena saya gak pernah pegang area dapur, hehe. Atau saya lanjut kerjakan tugas kuliah biar malamnya bisa leluasa ibadah dan istirahat.

Kebiasaan ini berubah ketika saya sudah mulai kerja, di provinsi tetangga pula. Menjalani kehidupan anak rantau yang ngekos, acara ngabuburit diisi dengan hunting takjil dan makan malam.


Saya ingat banget, rela pergi ke warung agak jauh demi menikmati nasi padang enak. Atau jalan-jalan sore keliling mall bareng teman kosan karena jarak kosan ke mall cuma berbatas jalan aja.

Pulang kampung dan bekerja di tempat yang dekat dengan rumah orangtua pun gak banyak merubah acara ngabuburit versi saya. Pulang kerja langsung beberes rumah dan sesekali buat takjil. Begitu terus sampai bertahun-tahun, haha. Jarang banget ngabuburit santai sambil jalan-jalan.

Setelah menikah, sore hari di bulan Ramadhan lebih sibuk lagi. Sedari gadis jarang banget dan hampir gak pernah pegang dapur, sekalinya menikah harus bisa ke dapur. Jadi, ngabuburit diisi dengan masak dan menyiapkan bukaan puasa. Apalagi saya pun masih bekerja dan pulang sore saat itu.

Rutinitas ini terus berlanjut hingga sekira tujuh tahun setelahnya. Tapi karena di rumah sendiri, kadang dibawa santai aja. Beli takjil dan sayur matang adalah jalan ninja agar bisa punya waktu lebih luang. Toh yang berbuka puasa hanya 2 orang.

Sampai akhirnya tahun ini Ramadhan menghampiri saat kami telah dikaruniai seorang anak. Lebih sibuk lagi lah pastinya. Ngabuburit sambil jalan santai? Dahlah belum bisa saya. Mandi sore pun harus menunggu suami pulang karena sekarang si bayi ini sedang aktif-aktifnya dan gak bisa ditinggal sendirian.

Yah, pada akhirnya memang kita harus siap berubah sih. Dari anak rumah, menikah, tinggal sendiri, punya amanah, dan seterusnya. Disyukuri aja deh. 

Ini cerita ngabuburit versi saya. Kalau kamu, gimana?

22 Maret 2024

Takjil Ramadhan Unik Dari Berbagai Daerah

Ramadhan tak lepas dari yang namanya takjil, hidangan pembuka untuk berbuka puasa. Biasanya takjil ini berupa minuman dan makanan kecil yang mudah dicerna setelah seharian perut kosong. Minumannya bisa berupa air putih, teh manis hangat, atau beraneka macam es dan minuman segar lainnya. Sementara makanan kecilnya tergantung selera dan ketersediaan. Bisa aneka kolak, bubur, kue basah, gorengan, atau makanan manis lainnya.

Takjil Unik di Indonesia
Takjil Unik di Indonesia

Eh tapi, ternyata ada lho takjil Ramadhan unik yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Apa sajakah itu? Lanjut bacanya ya!

1. Kolak Ayam Dari Desa Gumeno
Apa yang pertama kali terlintas saat mendengar kata kolak? Tentu rasa yang manis, legit, dengan isian lembut seperti pisang, ubi-ubian, atau labu ya. Rupanya ada satu jenis kolak yang isiannya tidak umum, hehe. Kolak Ayam.

Kolak Ayam atau Sanggring merupakan sajian berupa ayam yang dimasak dengan kuah santan berbumbu jinten, gula merah, dan daun bawang. Dimasak dan dimakan bersama setiap tanggal 22 Ramadhan di masjid Desa Gumeno, Gresik dan sudah menjadi tradisi dari jaman pemerintahan Sunan Dalem.

2. Kopi Rempah Dari Solo
Sebagian orang mungkin akan berfikir kembali jika harus meneguk kopi setelah seharian perut kosong. Tapi, di masjid Jami Assegaf, Solo, para jamaahnya akan disuguhi secangkir kopi rempah untuk berbuka puasa.

Tenang, kopi ini disajikan dengan dalam porsi kecil saja kok. Uniknya lagi, tidak hanya bubuk kopi dan gula saja yang jadi bahan dasarnya, tetapi juga ditambahkan rempah berupa jahe, gula kepala, gula pasir, dan kayu manis. Tidak lupa juga daun pandan dan serai untuk menambah aromanya.


3. Kicak Ketan Dari Yogyakarta
Kudapan satu ini aslinya berbahan dasar singkong, namun kini banyak kicak yang berbahan dasar beras ketan. Berpadu gurih dengan kelapa, manisnya gula pasir dan harumnya vanili membuat kue kicak banyak diminati oleh masyarakat sekitar. 

Sebagai informasi, kue kicak ini hanya dapat ditemui saat Ramadhan tiba. Makanya, penggemar kue kicak rela berburu untuk mendapatkan takjil unik yang satu ini.

4. Bubur Kampiun Dari Minangkabau
Mari ke pulau Sumatra untuk mencicipi sajian takjil Ramadhan unik lainnya, Bubur Kampiun yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Isinya melimpah ruah berupa bubur sumsum yang diberi topping kolak ubi, pisang, candil, bubur delima dan ketan hitam.

Selain padu padan yang unik, ada yang unik lagi dari nama bubur ini. Disebut bubur kampiun karena sajian ini berhasil memenangkan kompetisi memasak di tahun 1960an.

5. Kue Lepet Dari Jambi
Pecinta kue tradisional klasik pasti akan menyukai kue lepet yang satu ini. Terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan dan gula merah lalu dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang. Perpaduan rasa manis dan gurih serta lembutnya beras ketan membuat kue lepet cocok jadi takjil saat berbuka puasa.

6. Boh Rom Rom Dari Aceh
Masih menggunakan bahan dasar tepung ketan, ada kue boh rom rom dari Aceh. Takjil Ramadhan yang satu ini memang laris manis dan bisa ditemui hampir di setiap pasar takjil atau penjaja kue saat Ramadhan.

Adonan tepung ketan yang dibuat bulat-bulat kecil diisi dengan gula merah kemudian direbus hingga matang. Lalu dilumuri parutan kelapa sebelum disajikan. Sekilas, kue ini mirip sekali dengan kue klepon dari pulau Jawa. 


Itu dia, beberapa takjil unik yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Tentu masih banyak ragam sajian khas Ramadhan yang belum disebutkan disini. Coba dong tulis takjil khas dari daerahmu di kolom komentar ya.

21 Maret 2024

Jajanan Khas Ramadhan

Ramadhan memang bulan penuh berkah. Gak hanya untuk umat Islam saja, tetapi juga untuk umat lainnya. Buktinya, ada fenomena yang kini sedang viral. Berburu takjil yang juga dilakukan oleh sebagian nonis. Bahkan, di beberapa postingan media sosial, mereka sudah mulai menyerbu pedagang takjil dari pukul 15.00. Sementara, yang berpuasa malah lebih seringnya baru cari takjil minimal pukul 17.00. Apa masih kebagian ya? Hehe.

Jajanan Khas Ramadhan
Jajanan Khas Ramadhan

Melihat pasar takjil yang hanya ada di bulan Ramadhan memang menyenangkan. Beraneka macam makanan ada disana. Mulai dari makanan ringan sampai yang berat. Padahal sebagiannya tetap dijual di hari-hari biasa, tapi memang ada jajanan khas Ramadhan yang biasanya hanya akan dijumpai saat Ramadhan tiba.

Berikut beberapa jajanan khas Ramadhan yang rasanya satu tingkat lebih enak saat disantap ketika berbuka puasa.

Aneka Kolak

Kolak memang identik dengan sajian berbuka puasa. Rasanya yang manis dengan bahan isian yang lembut memang cocok dimakan setelah seharian perut kosong. 

Kolak juga termasuk hidangan yang mudah dibuat. Isinya pun tinggal disesuaikan dengan selera atau bahan-bahan yang ada di rumah. 

Kolak original biasanya hanya diisi dengan buah pisang atau ubi-ubian. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin banyak ragam kolak yang dijajakan di pasaran. Misalnya kolak durian, kolang kaling, labu kuning, ubi madu, dan kolak bola sagu.

Aneka Minuman Es

Kalau minuman yang satu ini sepertinya susah ditolak ya. Pasalnya, rasa manis dan dinginnya es mampu menyegarkan tenggorokan yang seharian kering.

Tidak hanya di pasar takjil saja, aneka minuman es ini hampir bisa dijumpai di pinggir-pinggir jalan kala waktu berbuka hampir tiba. 

Bagi penikmat rasa es yang ringan segar, bisa mencoba es kuwut khas Bali. Saya juga paling suka ini sih. Es dengan serutan buah melon, taburan biji selasih, dan irisan lemon segar. Bayanginlah di siang hari, auto ngences hihi.

Kalau suka yang agak creamy, bisa coba es oyen dari Bandung. Berbagai campuran mulai dari buah hingga jelly, berpadu serasi dengan sirup, susu, dan es. Tidak ketinggalan es cincau hijau yang selalu jadi primadona. Selain segar, cincau hijau juga dipercaya dapat mengatasi panas dalam.

Aneka Kue Basah, Gorengan, dan Jajanan Khas Nusantara

Jujur sih, saya gak bisa menolak kalau berbuka dengan aneka gorengan walaupun sebenarnya tidak dianjurkan mengkonsumsinya setiap hari. Memang pesona gorengan ini selalu menggoda ya, apalagi variasinya makin hari makin banyak. Mulai dari bakwan sayur, tahu bunting, aneka resol, dan pastel.

Tapi, aneka kue basah juga tak kalah menarik. Kue serabi dengan kuah kinca misalnya. Lembut, manis, legit. Pas banget untuk berbuka puasa setelah 12 jam lebih perut tidak terisi apapun. Satu lagi adalah jajanan khas nusantara yang sudah bertebaran tidak hanya di kota aslinya saja. Sebutlah pempek, rujak tahu, atau lemang. Duh, sambil nulis ini kok jadi sambil mikir nanti sore mau jajan apa, haha.

Nah, kalau kalian mau pilih jajanan apa nih untuk berbuka nanti?

18 Maret 2024

Menu Sahur Praktis

Sahur! Sahur!

Semenjak punya bayi, aktivitas memasak saya jadi sat set banget. Padahal ya dari dulu juga sudah sat set dan menu simpel praktis, tapi sekarang lebih simpel lagi. Ya gimana ya, baru mau pegang sayuran, sudah diganduli sama si kecil. Apalagi sekarang dia lagi ada di masa mengeksplor semuanya. Di sisi lain, si kecil ini juga sudah bisa memilih dengan siapa dia mau ditemani.

Menu sahur praktis
Menu sahur praktis

Bisa terbayang kan kalau pagi suasananya bagaimana? Menyiapkan sarapan, bekal suami, sekaligus membersamai si kecil. Mungkin saya juga belum berpengalaman, jadi terkesan repot sangat. Lalu Ramadhan datang.

Sudah terbayang sih bakalan gimana suasana sahur dan berbuka puasa dengan si kecil yang selalu penasaran dengan apapun yang ada di depan matanya. Waktu sahur yang kami sudah berusaha pelan-pelan agar sendok dan piring gak berbunyi nyaring pun, si kecil tetap aja terbangun, haha. Baiklah, kami sertakan si kecil saat sahur.

Bicara tentang sahur, saya tim makan sahur dengan menu yang sama seperti berbuka puasa. Menurut saya lebih efisien, hemat waktu, hemat tenaga, dan bisa lebih santai bangun sahurnya. Alhamdulillah sih suami gak banyak protes. Malah seringnya gantian doi yang menyiapkan sahur, hihi.

Nah berlanjut ada si kecil ini, menu sahur kami sudah paling simpel kayaknya. Masih lebih sering suami yang menyiapkan sahur karena mungkin dia tahu saya masih ngantuk dan harus meng-ASI-hi si kecil kalau terbangun malam. 

Menu makan saat bulan Ramadhan gak jauh beda sih dengan menu sehari-hari. Lauknya tetap ayam, telur, ikan, tempe dan tahu. Paling sering olahan ayam yang gampang dan cepat, ayam kecap cabe ijo.

Nah, kalau kebetulan buka puasa pas diluar, otomatis belum masak untuk sahur dong. Saya paling sering masak telur aja.

Orak Arik Tauge Telur

Bahan : 
(Takarannya pakai kira-kira aja ya)
Tauge gendut
Telur
Daun bawang
Bawang merah
Bawang putih
Cabe merah (kalau mau lebih pedas, pakai cabe rawit)
Gula pasir
Garam
Saus tiram
Kecap manis

Cara membuat :
Iris bawang merah, bawang putih, cabe, dan daun bawang. Tumis hingga harum. Masukkan telur, orak arik, lalu masukkan tauge. Beri sedikit air, tambahhkan garam, gula, kecap manis sedikit, saus tiram. Koreksi rasa. Selesai.


Beneran deh ini menu simpel banget. Selain itu, masaknya juga gak pakai lama. Kalau mau lebih harum dan gurih, bisa ditambahkan udang kering atau ebi. 

Tauge juga bisa diganti dengan buncis atau sawi putih. Kedua sayuran ini juga cepat matang kok. Tinggal sesuaikan selera aja.

Kalau kalian punya menu sahur praktis apa nih?

16 Maret 2024

Yuk Jaga Kesehatan Di Bulan Ramadhan!

Halo!
Apa kabar puasanya? Masih lancar jaya ya! Semoga sampai akhir Ramadhan tetap kuat, tetap dimudahkan, dan tetap sehat. Karena ada lho, sebagian orang yang sudah beberapa hari puasa, malah mengeluh sakit. Gak parah sih, kebanyakan batuk, maagh kambuh, atau gula darah naik.

Menjaga Kesehatan di bulan Ramadhan
Menjaga Kesehatan di Bulan Ramadhan

Padahal, sejatinya berpuasa itu seharusnya menyehatkan. Jangan-jangan, ada yang kurang tepat saat menjalankan satu ibadah ini. Entah itu dari pola makan atau aktivitas sehari-harinya. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan tubuh saat Ramadhan? Berikut sedikit tips dari saya.

Tetap Berolahraga

Menjalankan ibadah puasa bukan berarti puasa berolahraga juga. Kegiatan ini tetap disarankan untuk dilakukan dengan catatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan. Banyak kok jenis olahraga yang cocok dilakukan saat berpuasa.

Streching atau peregangan misalnya. Ini jenis olahraga ringan dan mudah dilakukan dari rumah. Ya, gerak-gerakin tangan, kaki, kepala, dan badan biar otot-ototnya gak tegang. Dengan begitu, tubuh akan menjadi lebih rileks dan meminimalisir stress.

Kalau mau sekalian ngabuburit, bisa jalan santai atau bersepeda di sore hari. Gak perlu jauh-jauh juga sih, keliling komplek atau keliling pasar takjil juga sudah cukup. Kalau dirasa sudah lelah, tinggal nunggu waktu maghrib untuk berbuka puasa.


Jaga Pola Makan

Gak bisa dipungkiri sih, saat Ramadhan begini banyak sekali makanan dan minuman yang ditawarkan untuk berbuka puasa. Apalagi kalau lihat minuman yang segar-segar dengan es batu yang dingin. Serasa dapat minuman surga ya, hehe. 

Boleh sih berbuka dengan yang manis-manis, tapi tetap harus dibatasi ya. Apalagi setelah seharian perut kosong dan langsung diisi dengan minuman dan makanan yang tinggi kadar gulanya. Jangan sampai gula darah naik mendadak. Sebaiknya, berbukalah dengan air putih terlebih dahulu, makan 3 buah kurma, beberapa cemilan ringan, lalu berikan jeda untuk makan besar selanjutnya.

Cukupi kebutuhan nutrisi tubuh saat sahur dan berbuka dengan makanan begizi seimbang. Makan dengan porsi cukup dan lengkap. Satu sajian berisi karbohidrat yang bisa didapat dari nasi putih, nasi merah, jagung, ubi-ubian, atau roti. Protein yang bisa didapat dari daging, telur, ikan, tempe dan tahu. Jangan lupa seratnya yang bisa didapat dari buah dan sayur.

Sebaiknya, hindari mengkonsumsi makanan berminyak dan mengandung banyak garam. Kedua jenis makanan ini dapat memicu rasa haus dan radang tenggorokan. Terakhir, cukupi kebutuhan air dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari.


Jaga Pola Tidur

Satu hal yang mungkin agak berat dilakukan sebagian orang saat menjalankan ibadah puasa adalah bangun sahur. Bagi yang tidak terbiasa bangun sebelum subuh, mungkin waktu sahur memerlukan tambahan usaha ya. Nah, agar bangun sahur terasa ringan, sebaiknya tidur malam lebih awal dan hindari begadang kalau hanya sekedar nongkrong atau mengobrol.

Di siang hari, sempatkan untuk beristirahat dan tidur sejenak jikalau memungkinkan. Tapi jangan juga terlalu banyak tidur karena akan membuat tubuh semakin lesu.

Isi Waktu Luang Dengan Perbanyak Ibadah

Dengan mengurangi jam makan dari pagi hingga sore hari, waktu kita seharusnya bisa lebih luang ya. Alangkah lebih baiknya jika waktu luang itu diisi dengan memperbanyak ibadah yang di bulan-bulan lain belum tentu bisa sesering di bulan Ramadhan ini.


Dengan memperbanyak ibadah, pikiran juga akan tersugesti dengan hal-hal yang positif dan tujuan akhirnya adalah membuat hati tenang sehingga bisa tetap menjalani hari dengan lebih rileks.

Kalau teman-teman, punya cara lain untuk menjaga kesehatan di bulan Ramadhan? Bagi di kolom komentar dong. Sampai junpa di post selanjutnya ya!

13 Maret 2024

Tips Berpuasa di Bulan Ramadhan Untuk Ibu Menyusui

Assalamualaikum.
Marhaban ya Ramadhan. Alhamdulillah, masih diberi umur untuk sampai di bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan ini.

Ramadhan kali ini jadi Ramadhan pertama kami bertiga setelah tujuh Ramadhan hanya berdua saja. Tahun lalu saat Ramadhan, saya masih hamil sekitar 7 bulan. Masih kuat puasa, dan si janin sehat-sehat aja. Tahun ini saya juga mencoba untuk puasa dengan melihat kondisi saya dan si kecil. 

Tips berpuasa ibu menyusui
Tips berpuasa ibu menyusui

Pas banget si kecil sudah mulai saya beri MPASI beberapa bulan lalu dan sekarang lagi aktif-aktifnya. Merayap, nungging, duduk gak bisa anteng, penasaran dengan segala benda di sekitar, dan lagi mulai rambatan. Pokoknya sudah gak bisa meleng dikit lah pas jagain dia. Ngos-ngosan iya, tapi tetap harus bersyukur karena punya anak yang aktif dan sehat.

Sementara, kondisi saya terbilang sehat dan kuat untuk puasa karena si kecil juga sudah mulai berkurang konsumsi ASInya. Jadi, saya putuskan untuk berpuasa. Merangkum dari beberapa artikel yang saya baca, juga pengalaman sehari puasa kemarin, saya kasih beberapa tips berpuasa di bulan Ramadhan untuk ibu menyusui.

Tapi sebelum itu, pastikan kondisi ibu dan bayi tetap sehat ya. Kalau ragu, bisa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Apalagi kalau si kecil masih berusia di bawah 6 bulan yang mana hanya ASI saja yang bisa dikonsumsinya. Berbeda dengan si kecil yang sudah berusia di atas 6 bulan dan sudah mendapat MPASI.

1. Tetap makan 3 kali dalam sehari

Walaupun berpuasa, ibu menyusui sebaiknya tetap makan 3 kali sehari, yaitu sahur, saat berbuka, dan sebelum tidur. Tujuannya untuk menjaga asupan nutrisi dan tenaga ibu saat menyusui. Kalaupun tidak bisa makan 3 kali sehari, coba makan cemilan yang sehat dan mengenyangkan.

Jujur sih, semenjak menyusui, porsi makan saya memang agak lebih banyak dari sebelum menyusui. Wajar kok, apalagi kalau badan jadi terlihat lebih berisi, gak apa-apa. Santai aja.

2. Konsumsi makanan padat nutrisi

Tidak hanya kuantitas makannya saja yang dijaga, tapi kualitasnya juga harus terpenuhi. Ibu menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, dan vitamin serta mineral. 

Nutrisi ini bisa didapat dari makanan sehari-hari seperti sayuran, buah, makanan laut, daging merah, daging ayam, telur, susu dan olahannya, serta kacang-kacangan.

3. Jangan lewatkan sahur

Poin yang satu ini penting banget lho. Ibu menyusui yang tetap ingin berpuasa, jangan sampai melewatkan sahur ya. Ibarat orang yang akan melakukan perjalanan, harus bawa bekal biar gak kelaparan, nah begitu juga dengan perjalanan puasa ibu yang menyusui. Cadangan tenaga dan bahan produksi ASI harus disuplai terlebih dahulu saat sahur ini.


4. Istirahat yang cukup

Meskipun punya anak kecil yang aktifnya ampun-ampunan dan pekerjaan rumah yang banyak, ibu menyusui yang tetap berpuasa harus cukup beristirahat. Hindari dulu pekerjaan yang menguras tenaga atau aktivitas diluar rumah yang tentunya bisa membuat lelah.

Kalau saya, tidur malam harus di bawah pukul 22.00. Bangun sahur juga gak terlalu awal untuk mencukupi jumlah jam tidur karena seringnya siang gak bakal bisa tidur. Bisa lho berbagi tugas dengan suami, misalnya pas sahur, gantian suami yang nyiapin. Atau pekerjaan rumah lainnya yang bisa dikerjakan oleh suami.

5. Jaga tubuh tetap terhidrasi

Caranya dengan minum air putih tetap seperti biasanya. Ibu menyusui disarankan untuk mengkonsumsi 3 liter air dalam sehari, sudah termasuk cairan dari sayur dan lain-lain. Nah, saat puasa juga begitu. Minum air putih sebanyak 2-3 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, dan 2-3 gelas sebelum tidur. 

Pengalaman saya selama punya bayi baru lahir sampai sekarang, saya selalu minum dari botol. Tujuannya biar bisa tertakar berapa banyak air putih yang sudah dikonsumsi, apakah sudah mencukupi atau masih kurang. Selain itu, saya juga jadi gak bolak balik ambil air minum karena botol selalu saya bawa. Percayalah, ini efektif dan efisien untuk ibu yang punya anak kecil super aktif.

6. Bila perlu, konsumsi ASI Booster dan suplemen tambahan

Nah, kalau memang diperlukan, bisa konsumsi ASI Booster dan suplemen kesehatan tambahan. Kemudian, susui si kecil seperti biasanya karena semakin sering disusui, maka produksi ASI makin bertambah. Untuk suplemen tambahan, bisa dikonsultasikan dulu dengan dokter ya.

Nah, itu dia beberapa tips untuk ibu menyusui agar puasanya lancar selama Ramadhan. Oh iya, kalau sekiranya saat berpuasa merasa pusing, bibir terlalu kering, badan lemas dan kelelahan, urin berwarna pekat dan berbau tajam, sebaiknya langsung berbuka saja karena kemungkinan ibu mengalami dehidrasi.

Perhatikan juga kondisi si kecil. Apabila si kecil tidak buang air kecil seperti biasanya, ada bagian cekung di kepala, rewel dan gelisah sepanjang hari, merasa tidak puas menyusu, sebaiknya ibu juga langsung berbuka karena mungkin si kecil juga dehidrasi.

Berpuasa atau memilih tidak berpuasa bagi ibu menyusui itu boleh-boleh saja kok. Keduanya sama-sama ibadah dan memang ada keringanan dari sisi syariat. Semoga kita semua selalu sehat ya.