BPN Challenge Day#15
“Kapan nih buka puasa bareng?”
“Aku mah ikut aja.”
“Saya juga ikut suara terbanyak.”
“Ya sudah atur aja kapan waktunya.”
Siapa nih yang kalau Ramadhan tiba, akan menjumpai obrolan panjang seperti
itu? Dan berakhir tanpa ujung alias malah gak pernah terjadi tuh buka puasa bersama,
hehe.
Memang ya, Ramadhan itu banyak kesan menyenangkan dan serunya. Dan kali ini alhamdulillah sudah masuk
pertengahan puasa. Masih tetap semangat kan ya walaupun didera wabah Covid-19
ini. Tapi mau bagaimanapun, Ramadhan akan tetap tiba kan? Siap atau tak siap. Sehat
atau sakit. Dalam keadaan senang atau sedih.
Tradisi Ramadhan Yang Hilang
Puasa tahun ini memang berbeda dengan puasa tahun-tahun kemarin. Sampai-sampai
saya kadang merasa, apakah ini benar bulan Ramadhan?
Punggahan
Ini salah satu tradisi Ramadhan yang hilang tahun ini, setidaknya di
tempat saya tinggal. Punggahan merupakan tradisi pengumpulan nasi berkat yang
biasanya dilakukan di 1 hari sebelum Ramadhan tiba. Setelah terkumpul,
nasi-nasi berkat ini akan didoakan bersama dan nantinya akan dibagikan kembali
ke warga. Biasanya jadi bertukar nasi. Dan inilah serunya.
Rasanya senang saja mendapat nasi berkat dari punggahan ini. Meskipun lauk
dan sayurnya sederhana, tapi rasanya berbeda. Lebih enak, mungkin karena
terbawa perasaan senang menyambut bulan Ramadhan.
Karena tidak ada punggahan ini, saya bahkan hampir tidak menyadari kalau
besoknya sudah puasa. Sepertinya kok Ramadhan datang secara tiba-tiba. Tapi,
mau bagaimana lagi ya. Tetap dijalani saja.
Baca juga : Melatih Anak Berpuasa
Tarawih
Meskipun di beberapa mushola kecil di kampung masih mengadakan tarawih
berjamaah, tetapi di masjid-masjid besar sudah ditiadakan. Padahal inilah solat
yang paling khas dari Ramadhan dan menyemarakkan malam-malam Ramadhan.
Saya sendiri saja sudah tidak solat tarawih di masjid, dan hasilnya ya
solat jamaah sendiri berdua dengan suami di rumah. Kalau ditanya berbeda, ya
memang berbeda meskipun solatnya sama. Suasananya tidak ramai dong. Lha hanya
berdua gimana mau ramai?
Saya pernah lihat ada beberapa mushola yang masih melaksanakan solat tarawih
tapi, harus tetap memakai prosedur yang ketat. Misalnya memakai masker, cuci
kaki dan tangan sebelum masuk masjid, membawa sajadah sendiri dari rumah, dan
barisannya diberikan jarak sehingga tidak rapat seperti barisan solat biasanya.
Tadarus
Nah, tradisi yang satu ini juga perlahan hilang di tengah wabah covid yang
melanda Ramadhan tahun ini. Biasanya, telinga kita pasti tidak asing dengan
anak-anak yang mengaji pakai pengeras suara hampir sepanjang hari kecuali
tengah malam hingga menjelang sahur. Tapi kali ini, tidak terdengar lagi. Pelarangan
solat tarawih berjamaah di masjid, sepertinya otomatis menghilangkan tadarus
ini juga.
Saya ingat betul waktu masih kecil dan harus tadarus di musola dekat
rumah. Saya dan teman-teman selalu bersemangat untuk tadarus selepas tarawih
karena akan ada makanan kecil yang diperebutkan bersama. Kue-kue ini dibawa
oleh para jamaah tarawih dan memang disediakan untuk jamaah setelah tarawih dan
untuk anak-anak setelah tadarus.
Kalau tadarus selepas subuh, kami juga masih semangat walaupun seringnya
mengantuk. Tapi kebersamaan yang seperti ini yang dirindukan.
Baca juga : Momen Terbaik Ramadhan
Buka Puasa Bersama
Nah, kalau tradisi yang ini sepertinya memang tidak akan diadakan lagi
tahun ini. Lha, kumpul bersama saja sudah dilarang, apalagi mau kumpul buka
puasa bersama juga. Jadi, hari-hari puasa tahun ini ya tanpa buka puasa
bersama.
Tapi, walaupun gak bisa kumpul secara nyata, saya biasanya video call saja
dengan adik-adik yang jauh dan tak bisa kumpul. Seru juga kok. Bahkan kami
sering pamer-pameran menu buka puasa, hehe.
Yah, walaupun puasa tahun ini seperti kesepian, tapi semoga khidmat dan
berkahnya tidak sampai sepi dari hari-hari kita. Kalau kamu, apa nih pengalaman
puasa di tahun ini? Cerita ya di kolom komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar