15 Agustus 2020

Hari Ini, 5 Tahun Yang Lalu

Hari ini, tepat lima tahun yang lalu. Di hari yang sama kami mengikrarkan janji suci. Di hari dan tanggal yang sama. Mungkin memang untuk mendapatkan hari dan tanggal yang sama, butuh waktu hingga lima tahun dulu ya.

Wedding anniversary
Bukti janji, hihi

Saya terlalu melankolis. Sepagi ini, saya nyalakan laptop dan langsung menuju folder foto pernikahan. Ada beberapa folder disana. Saya mulai membuka fotonya satu per satu. Diiringi oleh lagu melankolis bertema pernikahan, foto-foto itu seperti sedang bercerita kembali.

Meski tidak ada dalam foto, saya masih ingat bagaimana kesibukan di rumah saya beberapa hari sebelum hari itu tiba. Dan pada akhirnya, saat tibanya hari, saya bahkan merasa tak percaya. Saya memandangi tenda dan kursi yang tersusun rapi dan bertanya dalam hati. Benarkan ini pernikahan saya?

Hingga pada pagi, hari ini lima tahun yang lalu. Di hari dan tanggal yang sama, saya diiring menuju tempat prosesi akad nikah. Saya lihat foto-foto bercerita. Banyak tawa bahagia disana. Banyak pula mata yang berkaca-kaca. Dan seperti dalam foto itu, kali ini mata saya pun berkaca-kaca.

Air mata saya jatuh satu per satu. Saya memang terlalu melankolis pagi ini. Hanya melihat foto-foto itu, saya terbayang kembali bagaimana perasaan saya lima tahun yang lalu. Saya masih merasa seperti baru kemarin saja padahal ini sudah hari ke 1826.

Mungkin karena kami belum punya malaikat kecil. Mungkin karena kami melaluinya dengan banyak hal. Kami tahu, tidak ada kehidupan setelah pernikahan yang selalu damai tanpa keributan. Hal-hal kecil saja bisa jadi pemicu adu mulut.

Saya yang melankolis, dia yang plagmatis. Benar-benar tanpa reaksi bagaimanapun ulah saya. Mungkin memang beginilah Tuhan memilihkan pasangan. Apa jadinya kalau pasangan saya melankolis juga? Atau apa jadinya kalau saya juga plagmatis yang datar-datar saja di setiap keadaan. Pernikahan itu ternyata lucu ya!

tema pernikahan
Si plagmatis

Dari awal bulan, saya sudah bersemangat untuk menyambut ulang tahun pernikahan kami. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Saya tahu, hanya saya yang akan sesemangat ini. Tapi, siapa tahu dia sudah mulai mengikuti ritme kemelankolisan saya, haha.

Baca juga : Happy 4th Wedding Anniversary

Saya tanya, mau kasih hadiah apa untuk anniversary kita? Walaupun saya sudah tahu jawabannya, saya tetap bertanya seperti itu.

Hadiah apa? Katanya. Benar kan? Itulah jawaban dari pertanyaan yang saya ajukan. Berkali-kali selama lima tahun seperti itu. Saya sudah tidak asing dengan itu.

Buat surat cinta ya. Itu permintaan saya meskipun saya tahu lagi itu tak akan mungkin. Orang plagmatis tak pernah bisa romantis dengan cara melankolis. Benar? Haha.

tema pernikahan
Si melankolis

Gak bisa nulis begituan. Dulu aja pas orientasi mahasiswa baru, diriku gak nulis kayak gitu. Nah, malah curhat kan?

Ya tulis aja kata-kata apa kek. Pendek pendek juga gak papa. Atau tulis aja, kamu cantik, terimakasih istriku, atau I love you. Saya mulai sewot lagi. Padahal niatan awal gak bikin ribut.

Eh, besok aku bawa bekel apa? Bla.. bla..

Saya tarik nafas sedalam-dalamnya dan berkata dalam hati, meyakinkan bahwa orang plagmatis tak akan pernah cocok dengan orang melankolis dalam hal keromantisan picis macam ini.

Baca juga : Dear, Laki-Laki

Saya masih melihat foto-foto yang banyak ini. Satu folder tak cukup. Satu lagu pun belum bisa untuk menyelesaikan beberapa folder itu. Air mata saya sudah tidak jatuh lagi, berganti dengan senyum tak jelas. Kehidupan setelah pernikahan ini benar-benar lucu memang.

Selamat ulang tahun pernikahan ke 5 ya untuk kita! I love you.

Di paragraf terakhir ini, saya menulisnya pas diiringi lagu legendaris milik George Benson yang kembali populer saat dibawakan oleh Westlife.

Nothing’s Gonna Change My Love For You

If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever, oh, so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong

Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now, touch me now
I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you

If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us
Like a guiding star
I'll be there for you if you should need me
You don't have to change a thing
I love you just the way you are

So come with me and share the view
I'll help you see forever too
Hold me now, touch me now
I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you
You oughta know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for

05 Agustus 2020

Resensi Buku : Explore, Enjoy & Repeat

Catatan Perjalanan dari 20 Negara

Judul buku          : Explore Enjoy&Repeat, Catatan Perjalanan Dari 20 Negara

Penulis                 : Yani Lauwoie

Penerbit              : Grasindo

Tahun Terbit      : 2019

explore, enjoy, repeat
Buku Explore, Enjoy & Repeat

Siapa yang punya mimpi bisa keliling dunia? Apakah mimpi itu sudah terwujud atau masih dalam proses sedikit demi sedikit?

Keliling dunia bisa jadi agenda yang sangat menyenangkan ya. Apalagi ke negara yang belum pernah kita kunjungi. Selain bisa merasakan suasana yang berbeda, kita juga bisa mendapatkan pengalaman baru yang belum tentu bisa didapatkan di negara lainnya.

Seperti kata pepatah, lain lubuk, lain pula ikannya. Adat dan kebiasaan orang-orang pun berbeda-beda di setiap negara. Kebiasaan yang lumrah dilakukan di Indonesia, bisa jadi tidak disukai oleh orang-orang di belahan bumi yang lain. Jadi, kalau mau keliling dunia, harus tahu juga dong apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan?

Untungnya, ada Yani Lauwoie yang sudah merangkum banyak pengalamannya keliling di 20 negara. Coba deh yuk diintip beberapa bagian yang sudah saya rangkum.

Pertama, tentu saja perbedaan budaya alias culture shock. Wajar lah kalau kebiasaan di setiap tempat itu berbeda. Contohnya, perihal sepele semacam memesan makanan di sebuah restoran di Roma. Kalau disini, memanggil pelayan dan memesan makanan dengan mengangkat tangan itu jadi hal yang biasa, tidak dengan disana. Lho? Kenapa begitu?

Kedua, setiap perjalanan tentunya punya sensasi tersendiri ya. Dag dig dug bukan hanya karena jatuh hati, tapi juga karena cemas dan khawatir di negeri orang. Salah satunya karena dikejar-kejar oleh seorang pria di Italia. Mau ngapain coba tuh cowok ngejar-ngejar? Ngajak nikah?

Baca juga : Resensi Buku Drama Papa Mama Muda

Ketiga, kadang realita memang berbeda dengan perkiraan kita. Membayangkan perjalanan akan selalu indah, dapat foto yang cantik, dan istirahat dengan nyaman, ternyata harus mengalami hal yang berkebalikan. Pernah sekamar dengan pria di sebuah dormitory karena budget penginapan yang terbatas? Bagaimana rasanya?

Terakhir, ada saja hal yang membuat kita bengong dan merasa campur aduk. Antara ingin tertawa karena lucu dan tertawa karena menertawakan diri sendiri. Kadang memang orang-orang melakukan hal-hal bodoh saat perjalanan. Misalnya saja sudah jauh-jauh ke Irlandia, bahkan untuk mendapatkan visanya saja penuh drama dan perjuangan, pas sampai sana malah diajak berkeliling hanya untuk memotret seekor kambing. Lha?

Masih banyak cerita yang dibagikan oleh Yani dalam buku ini. Tentunya cerita-cerita itu bisa jadi panduan untuk kita yang berniat menjelajahi negeri-negeri orang. Apa saja yang harus disiapkan sebelum berangkat ke bandara, apa saja yang tidak boleh ditinggalkan saat berkunjung ke suatu negara, dan tempat mana saja yang direkomendasikan.

Buku Yani Lauwoie
Foto dalam buku

Secara pribadi, saya suka baca buku ini. Ditulis dengan sederhana dan ringan. Dalam satu judul, tidak terlalu panjang sehingga tidak mudah bosan. Oh iya, ada beberapa foto juga yang mendukung tulisan. Jadi saya bisa lebih membayangkan suasana yang diceritakan di dalam tulisan.

Kekurangannya menurut saya pribadi ada beberapa saja. Pertama, foto yang disertakan itu tidak berwarna alias hitam putih. Jadi kurang seru aja menurut saya. Kedua, beberapa cerita seperti menggantung dan rasanya saya ingin lebih tahu lagi bagaimana kelanjutannya atau seperti apa informasi selengkapnya.

Sebagai bahan referensi untuk kamu yang ingin keliling ke berbagai negara, buku ini sudah cukup bagus. Kamu juga bisa mendapatkannya di toko buku terdekat.

Baca juga : Bagaimana Rasanya Menjadi Ibu