Cerita
pernikahan #1 :
Baca juga : Bagaimana Rasanya Dilamar?
Saya juga
gak tau akan ada pembicaraan seperti apa. Yah yang saya tau, itu langkah awal
kami menuju sebuah pernikahan. Istilahnya, tanya dulu apakah saya bersedia
untuk dipinang olehnya.
Walaupun tau
jabawan apa yang akan saya berikan, tapi ayah saya tetap bertanya secara resmi.
Apakah saya mau dipinang oleh laki-laki yang datang ini? Saya hanya senyum malu
malu. Lalu ayah saya bilang, kalau perempuan ditanya dan ia terdiam, itu
artinya setuju. Keluarga saya dan keluarganya jadi tertawa meledek saya.
Cerita
pernikahan #2 :
Beberapa
minggu setelah acara nembung itu, saya minta untuk dilamar secara resmi. Saya
merasa acara minggu kemarin hanya sebuah pertemuan keluarga yang belum ada
kesepakatan kuatnya (padahal artinya sudah beneran ya? Haha). Jadi keluarganya
datang lagi, dan kali itu lebih ada persiapannya. Keluarga mamas membawa uang
seserahan dan seperangkat kain untuk saya pakai di hari akad pernikahan nanti.
Memang tidak ada acara besar saat lamaran waktu itu, hanya keluarga dan ayah
saya mengundang beberapa orang tokoh di tempat tinggal kami untuk menjadi saksi
bahwa saya sudah dilamar.
Saya deg
degan lagi. Kami merencanakan tanggal pernikahan sesaat setelah acara lamaran,
yaitu bulan Agustus. Artinya hanya ada sekitar 2 bulanan untuk kami
mempersiapkan semuanya.
Malam itu,
saya susah tidur. Terbayang besok paginya saya akan diberondong pertanyaan yang
menggoda oleh teman2 saya karena memang saya sengaja buat kejutan. Tapi
ternyata berita lamaran saya sudah langsung tayang di dinding fb.
Cerita
pernikahan #3 :
Saya resmi
jadi istri seorang laki-laki yang melamar saya beberapa bulan lalu. Tanggung
jawab ayah saya, lepas sudah. Hati saya membuncah begitu ikrar itu selesai diucapkan
suami saya. Apalagi di saat saya mencium tangan kedua orang tua saya dan orang
tua suami. Sungguh belum ada yang lebih haru daripada itu semua.
Baca juga : Happy Anniversary Abah dan Ibu
Baca juga : Happy Anniversary Abah dan Ibu
Terimakasih
Allah, telah menciptakan dia untuk saya. Dan empat tahun ini, belum apa2
dibanding orang tua saya atau orang tua suami saya mengarungi rumah tangga.
Semoga samarah selalu. Aamiin.
Happy 4th
Wedding Anniversary to us ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar