17 Agustus 2021

Sepotong Surga Bernama Indonesia

Siapa yang tidak setuju bahwa Indonesia adalah sepotong surga yang dihadirkan ke dunia? Bagaimana tidak, berbagai tanaman tumbuh subur dimana-mana. Berbagai macam hewan berkembang biak dengan leluasanya. Negeri ini memang dianugerahi kekayaan beraneka rupa. Mulai dari adat istiadat, tradisi, bahasa daerah, kuliner, sampai tempat wisata alamnya.

Sepotong surga Indonesia

Bayangkan bagaimana orang-orang Indonesia itu sangat kreatif dalam membuat olahan makanan. Sambal saja sudah tak terbilang banyak jenisnya. Apalagi yang disebut soto, dari Sumatera sampai Makasar ada bermacam namanya, tentu saja rasanya juga berbeda-beda. Makanan pokok yang dominan nasi saja bisa dengan mudah menemukan alternatif lainnya, misalnya jagung, ubi-ubian, dan sagu di beberapa wilayah bagian timur Indonesia.

Coba sebutkan wisata alam yang ada di seluruh dunia. Mungkin jawabannya ada Grand Canyon, Pegunungan Fuji, Kepulauan Hawai, atau danau-danau di Finlandia. Kalau wisata alam di Indonesia? Nah ini dia! Ada Raja Ampat, Gunung Rinjani, Kepulauan Seribu, Danau Toba, konservasi gajah Way Kambas, konservasi badak Ujung Kulon, Sungai Musi, Kelok Sembilan di Sumatera Barat, dan masih banyak tempat wisata yang belum habis disebutkan.

Hal ini tentu saja menjadi kebanggaan warga negara Indonesia. Selain menjadi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan, juga bisa menjadi sumber penghasilan yang didapat dari segi wisatanya.

Bicara tentang wisata alam, Indonesia punya banyak tempat yang bisa dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Mulai dari pegunungan, laut, danau-danau, air terjun, hingga kawah bekas letusan gunung berapi. Tapi rupanya, tidak sedikit orang-orang yang mungkin sengaja atau tidak sengaja malah membuat alam menjadi rusak dan bahkan hilang keindahannya.

Gunung Anak Krakatau Bukan Tempat Wisata

Gunung Anak Krakatau merupakan pulau vulkanik yang muncul setelah gunung Krakatau meletus dahsyat pada tahun 1883 silam. Kemunculannya pertama kali dilaporkan pada tahun 1927 dan laju pertumbuhannya sekitar 20 inch per bulan. Hingga kini ketinggian gunung anak krakatau ini sudah mencapai lebih dari 450 meter.

Gunung anak krakatau
Gunung anak krakatau (dok. pribadi)

Karena kemunculannya sebagai gunung berapi di tengah laut, maka gunung anak krakatau ini dijadikan pusat penelitian dan pengkajian. Tidak salah jika pemerintah provinsi Lampung menjadikannya sebagai Cagar Alam Krakatau yang hanya boleh dikunjungi dengan tujuan penelitian, pendidikan, dan pengembangan pengetahuan.

Namun, belakangan ini makin marak agen wisata yang mempromosikan kawasan ini sebagai tujuan wisata. Tentu saja, selain panoramanya yang memukau mata, perjalanan menuju kawasan ini juga relatif mudah dan terjangkau.

Saya pernah mengunjunginya pada tahun 2017 lalu dalam rangkaian acara Festival Krakatau, tentu setelah mendapat izin dari BKSDA setempat. Memang kawasan ini begitu menakjubkan. Pasir hitam di pantai bawah lereng gunungnya masih bersih. Untuk mencapai kaki gunung anak krakatau ini, saya dan rombongan harus melewati hutan kecil terlebih dahulu. Berjalan di antara banyak jenis tumbuhan dan suara hewan liar membuat saya serasa menyatu dengan alam dan membuat pikiran tenang.

Baca juga : Semarak Festival Krakatau 

Cagar alam krakatau
Cagar Alam Krakatau (dok. pribadi)

Begitu sampai di lereng dan bisa menatap puncak gunung anak krakatau ini, rasa takjub saya semakin bertambah. Betapa gagah gunung ini menjulang dengan warna hitam pekatnya. Melihat ke sekeliling, tanaman hijau tumbuh subur seperti memagari dan menjaga gunung ini. Saya jadi berfikir, alangkah bodohnya kita kalau sekarang kita dengan leluasa mengajak orang ramai-ramai menginjakkan kaki disana dan mungkin saja dengan begitu bisa merusak pemandangan indah yang saya lihat sekarang. Bukankah kita manusia sudah punya tugas untuk menjaga dan melindungi hutan?

Cagar Alam Pulau Sempu Yang Jadi Tempat Wisata

Beberapa tahun belakangan, ramai di media memberitakan tentang cagar alam Pulau Sempu yang mulai menjadi tujuan utama bagi para wisatawan. Padahal menurut BBKSDA Jawa Timur, pulau Sempu bukanlah tempat wisata melainkan cagar alam yang hanya bisa dikunjungi untuk kepentingan konservasi, pendidikan dan penelitian saja.

Cagar alam pulau sempu
Cagar alam pulau Sempu
(Sumber : bbksdajatim.org)

Pulau Sempu sendiri berada di desa Tambak Rejo, kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang. Cagar alam ini memiliki beragam ekosistem yang membuatnya begitu mempesona di mata wisatawan. Sebut saja kawasan hutan bakau, hutan pantai, dan hutan hujan tropis. Ditambah lagi dengan adanya Segara Anakan, danau hasil aliran air laut yang melewati celah karang.

Tidak sedikit wisatawan yang datang membawa tenda dan perlengkapan berkemah untuk menikmati suasana alam di pulau ini. Sedikit berandai-andai, kalau kita manusia bertukar peran sebagai hewan dan tumbuhan yang mendiami pulau ini, bagaimana ya perasaan ketika diserbu oleh manusia yang katanya tidak bertujuan mengganggu, tapi pada kenyataannya tidak juga membuat nyaman kehidupan disana.

Cagar alam pulau sempu
Pulau Sempu dipenuhi wisatawan
(Sumber : merdeka.com)

Banyaknya jenis flora dan fauna yang hidup di kawasan ini terancam rusak jika wisatawan terus berdatangan tanpa mengindahkan label cagar alam yang melekat pada Pulau Sempu. Padahal seharusnya kita juga turut andil dalam menjaga flora dan fauna yang ada di Indonesia.

Dari gunung anak Krakatau dan pulau Sempu, sebenarnya kita belajar bagaimana seharusnya kita mensyurkuri alam di Indonesia sebagai sepotong surga yang hadir di dunia. Masih banyak tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata alam di Indonesia. Hey, bukankah Indonesia ini kaya? Mari, saya tunjukkan beberapa tempat wisata alam yang ada di Lampung, tempat saya lahir dan tinggal sampai sekarang.

Wisata Alam Lampung

Pantai Labuhan Jukung dan Tanjung Setia

Lampung memang tempatnya wisata pantai. Dari pantai yang bersahabat untuk kaum mandi di laut, sampai pantai dengan ombak menantang yang jadi incaran peselancar dunia.

Hampir semua tempat di Lampung punya pantai yang bisa dikunjungi. Rata-rata memang berbayar karena sudah dikelola dan dilengkapi fasilitas seperti kamar mandi dan arena bermain atau spot foto yang kini makin digemari. Tapi ada juga pantai yang dibiarkan alami tanpa adanya tiket masuk  dan biasanya sudah dikelola oleh pemerintah daerah setempat.

Pantai tanjung setia
Pantai Tanjung Setia (dok. pribadi)

Untuk kaum mandi di laut, bisa berkunjung ke pantai Selaki dan pantai Embe di Lampung Selatan, atau pantai Mutun dan Mahitam di Pesawaran. Pecinta foto dan hobi berburu tempat yang instagramable, bisa ke pantai Gigi Hiu di Tanggamus dan pantai Sari Ringgung di Pesawaran. Nah, kalau mau menantang adrenalin dan pengejar ombak besar, bisa ke pantai Tanjung Setia dan Labuhan Jukung di Pesisir Barat.

Baca juga : Disambut Ombak di Labuhan Jukung

Untuk dua pantai terakhir ini adalah kebanggaan warga Lampung. Di kalangan pemburu ombak dan peselancar, pantai Tanjung Setia pasti sudah tidak asing lagi. Disini, pernah jadi tempat perlombaan selancar dunia lho! Bangga gak tuh punya pantai yang terkenal selain pantai di Bali dan Nusa Tenggara?

Pantai Labuhan Jukung Krui
Pantai Labuhan Jukung (dok. pribadi)

Pantai Labuhan Jukung juga tidak kalah menawannya. Tidak ada tiket masuk di pantai ini, karena memang warga disana ingin lebih dekat dengan alam tanpa embel-embel uang. Di pantai ini memang wisatawatan tidak dianjurkan untuk berenang bebas karena ombaknya yang seringkali tinggi, bahkan pada bulan-bulan tertentu, ombak bisa membuat plang nama tempat yang dipasang di bibir pantai rusak.

Oh iya, ada satu lagi. Bagi pecinta makhluk-makhluk laut, Teluk Kiluan sudah pasti bisa jadi tempat tujuan utama wisata alam. Pasalnya, disana wisatawan bisa melihat langsung ikan lumba-lumba saling berloncatan di tengah laut! Bagi yang hobi menyelam, disana juga menyediakan pemandangan bawah laut yang mengagumkan.

Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas merupakan tempat konservasi gajah untuk menjinakkan, melatih, dan mengembangbiakkan gajah agar meminimalisir konflik antara hewan besar ini dengan manusia. Terletak di kabupaten Lampung Timur, Taman Nasional Way Kambas dibuka untuk umum dengan dua jenis wisata, yaitu pusat konservasi gajah dan pengamatan satwa di resort Way Kanan.

Taman Nasional Way Kambas
Taman Nasional Way Kambas
(Sumber : waykambas.org)

Di pusat konservasi gajah, wisatawan dapat melihat secara langsung berbagai atraksi dari hewan besar menggemaskan ini. Wisatawan juga bisa melihat dan merasakan bagaimana sensasi memandikan gajah kemudian bermain bola bersama gajah.

Sementara itu, bagi wisatawan yang menyukai aktivitas yang lebih menantang seperti berpetualang, dapat mengunjungi Resort Way Kanan untuk mengamati berbagai jenis satwa yang ada disana.

Misalnya saja mengamati burung (birdwatching) seperti burung langka jenis mentok rimba, rangkong, elang dan lainnya. Atau aktivitas lain seperti menyusuri hutan (jungle track) dan menyusuri sungai untuk mengamati habitat buaya muara.

Kebun Raya Liwa

Bagi penikmat wisata alam yang menginginkan kesejukan, pemandangan hijau yang menyegarkan sekaligus mempelajari berbagai jenis tumbuhan, Kebun Raya Liwa bisa jadi pilihan kalau berkunjung ke Lampung. Terletak di desa Pekon Kubu Perahu kecamatan Balik Bukit, Liwa, Lampung Barat, tempat ini kini sudah dibuka untuk umum.

Kebun Raya Liwa
Kebun Raya Liwa
(Sumber : lampungbaratkab.go.id)

Membentang dengan luas sekitar 86 hektare, Kebun Raya Liwa memiliki beberapa area taman yang indah untuk dikunjungi, antara lain Taman Hias, Taman Obat Mini, Taman Anggrek, Taman Buah dan Taman Rumput Bali.

Selain berbagai jenis tanaman itu, Kebun Raya Liwa juga dilengkapi dengan banyak spot foto yang instagramable. Jadi, bagi wisatawan yang hobi foto dan posting di media sosialnya, tidak perlu khawatir fotonya akan berwarna hijau saja, hehe.

Kebun Raya Liwa
Spot foto di Kebun Raya Liwa
(dok. pribadi)

Itu dia beberapa tempat wisata alam yang ada di Lampung. Berwisata memang mengasyikkan, tapi alangkah lebih baiknya jika dibarengi dengan upaya untuk melestarikan sumber daya alam yang ada. Hal paling kecil yang bisa dilakukan misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya, tidak asal mencabut, memotong, atau memetik tanaman yang sekiranya kita jumpai saat berwisata alam, dan tidak membuat sungai atau sumber mata air tercemar.

Baca juga : 5 Tempat Wisata Favorit

Masih sangat banyak tempat wisata alam di Indonesia yang bisa dikunjungi. Dari semua itu, sebenarnya bukan bagus atau tidaknya pemandangan alam yang disuguhkan. Tetapi lebih kepada diri kita yang mau atau tidak untuk berwisata tanpa merusak alam. Karena, sebagus apapun pemandangannya, kalau tangan-tangan jahil kita masih berkeliaran, akan rusak juga kan alamnya?

15 Agustus 2021

6th Wedding Anniversary

15 Agustus 2015 – 15 Agustus 2021

Hai! Halo!

Selamat ulang tahun ke 6 ya untuk pernikahan kita. Semoga kita tetap jadi dua manusia yang beda karakter tapi tetap satu tujuan. Eeaaa!

Wedding Anniversary
Bukan pas nikahan, hehe

Sudah ngapain aja selama enam tahun? Banyak lah ya. Kita sudah ketawa-ketawa, jalan-jalan ke berbagai sudut kota dan desa, sudah marah-marahan (eh kamu mah gak marah ding!), sudah cemburuan juga, dan banyak hal lain yang kita lakukan bersama.

“Kamu sayang aku gak?”

Ada gak sih para istri yang suka tanya begitu ke suami? Kalau ada, berarti saya gak sendiri, hihi. Walaupun sudah tahu jawabannya, tapi tetap saja pertanyaan itu kadang suka terucap ketika kita sedang menikmati teh sore atau ngobrol sebelum tidur. Rasanya lebih lega aja ketika ada jawaban yang sama dari kamu.

“Aku cantik gak? Cantikan siapa sama Syahrini?”

Walaupun bagi orang lain mungkin pertanyaan lanjutan ini membuat kening berkerut, tapi suka juga melayangkannya ke kamu. Semoga aja kamu gak bosen dengan pertanyaan yang satu ini. Saya juga sudah tahu jawabannya, entah benar atau hanya ingin membuat senang saja. Tapi lagi-lagi, ada kelegaan lain yang hinggap di hati ketika kamu kasih jawaban ‘iya, cantik banget!’.

Sudah enam tahun ya kita? Rasanya baru kemarin lho banyak yang godain dengan bilang, ayo jalan-jalan penganten baru, jangan di rumah aja. Sekarang kalau lagi jalan-jalan, malah dibilang jalan-jalan terus. Lha!

Enam tahun itu…

Kalau orang tanya tinggal dimana? Masih ngontrak atau sudah rumah sendiri, biasanya enam tahun itu masih dibilang baru kemarin. Masih dibilang, baru merintis jadi wajar kalau misalnya masih tinggal seatap dengan orang tua atau masih kontrak sana-sini. Tapi kalau pertanyaannya, sudah punya anak belum? Enam tahun pasti sudah dibilang lama sekali ya belum punya momongan. Atau kok baru satu anaknya?

Baca juga : Hari ini, 5 Tahun yang Lalu

Enam tahun itu kalau diibaratkan sekolah, sudah mau lulus SD. Sudah diajari banyak hal dasar untuk memasuki tahap sekolah selanjutnya. Kita yang sudah kelas 6 ini juga begitu. Kalau saya sendiri sih sudah mulai paham kode-kode tersirat dari kamu. Tapi, sepertinya malah kamu yang agak tertinggal, jarang bisa baca kode dari saya. Kamu selalu tidur ya waktu pelajaran kode-kode dari perempuan itu?

Enam tahun.

Gak mungkin selalu berjalan mulus sih ya. Pasti ada drama-drama yang kita sembunyikan dari khalayak umum. Cukuplah yang bahagia-bahagia aja yang diposting biar orang lain ketularan bahagianya. Adakalanya memang terasa stagnan. Seperti berjalan di tempat dan tak ada pemandangan lain. Tapi kembali lagi. Siapa yang di awal ingin menjalani ini berdua? Kita sendiri.

Enam tahun. Sebenarnya saya pengen pamerin foto-foto kita yang setiap tanggal 15 kita ambil. Tapi sayangnya, ada beberapa bulan foto yang hilang gegara hp rusak itu. Gak apa-apa deh foto hilang, asal bukan kita dan perasaan kita yang hilang. Eeaaa #2!

Baca juga : Dear Laki-Laki

Sudah gitu aja untuk ulang tahun ke 6 pernikahan kita. Kamu mau kasih kado apa? Kamu : kan uang belanja semuanya kamu yang pegang?