30 Oktober 2021

Saya dan Blog Bukan Seperti Sepasanng Sepatu

Perjalanan ngeblog saya dimulai dari sebuah ajakan seorang teman untuk membuat semacam wadah tulisan-tulisan saya yang mulai banyak. Padahal saya belum tahu blog itu apa, haha. Karena saya terlalu PD bahwa tulisan saya banyak dan akan sia-sia jika tidak dipublikasikan, maka ajakan teman untuk membuat blog itu saya iyakan.

Dari yang tidak tahu apa-apa, seiring berjalannya waktu, saya mulai belajar banyak dari blog teman-teman yang saya kunjungi. Wawasan saya ternyata masih terlalu sedikit. Maka, dimulailah aksi menyatroni blog orang-orang yang di kemudian hari saya tahu istilah blogwalking. Dari sana, saya tahu bahwa ngeblog itu bukan hanya sekadar nulis lalu posting, dan selesai.

Saya dan Blog
Saya dan Blog

Banyak hal yang sebaiknya dilakukan untuk sebuah postingan yang tidak hanya enak dibaca, tapi juga bisa bermanfaat dan tentu saja tidak membuat bosan pembaca. Mulai dari gaya bahasa yang santai, jenis font yang tidak menyakiti mata, juga kata kunci yang bisa membuat postingan terlacak di mesin pencari.

Saya dan blog itu memang tidak seperti sepasang sepatu yang kalau satu hilang, maka yang satu bukanlah apa-apa. Tidak. Saya dan blog itu malah seperti dua orang sahabat. Sekali waktu bertemu, akan seru dan jadilah tulisan-tulisan yang bisa diposting dengan bagusnya. Lain waktu bertemu lagi, tidak ada bahasan dan hanya sekadar menyapa untuk memastikan bahwa saya dan blog masih ada di dunia, hehe.

Beberapa orang yang bertemu sering bertanya, bagaimana caranya ngeblog? Bagaimana caranya menulis? Dengan entengnya, saya hanya bilang seperti iklan; mulai aja dulu. Nulis saja dulu, tak peduli akan jadi seperti apa tulisanmu. Jangan hiraukan bisikan-bisikan pesimis dari satu sisi kepalamu yang mengatakan ‘ah, tulisanku jelek’ atau ‘kok tulisanku muter-muter aja bahasanya?’ dan kata-kata pesimis lain yang akan mengalahkan semangat.

Baca juga : Blogging Untuk Pemula

Percaya atau tidak, ketika kita memang ingin menulis dan segera melakukannya, maka tidak ada yang bisa menghentikannya. Maka, jangan heran kalau isi blog saya ini isinya macam-macam. Kalau ada yang bilang saya itu pendiam di dunia nyata, maka saya berisik di dunia penulisan, hehe. Saya menemukan kebebasan tersendiri ketika menulis. Saya sering mengistilahkan menulis untuk memerdekakan jiwa.

Oh iya, semenjak saya saya kenal dengan komunitas blogger semacam Blogger Perempuan Network ini, saya mulai merapihkan blog demi bisa terlihat lebih cantik. Mulai dari merapihkan label tulisan, lay out, penentuan tema keseluruhan, dan lain-lain.

Walaupun belum seprofesional blogger lain, tapi jujur blog saya memang berkembang pesat. Dari yang isinya hanya curhatan dan coretan alakadarnya, jadi terisi dengan beberapa tulisan yang lebih padat dan informatif.

Kadang, saya juga ikut lomba blog walaupun jarang menangnya, haha. Kadang juga diminta tulisan review tentang produk atau jasa. Hm, sejauh ini saya menikmatinya. Dulu, bahkan saya gak tahu kalau menulis di blog itu bisa menghasilkan pendapatan juga. Jadi lebih semangatnya kan?

Tapi, bukan itu sejatinya saya menulis dan ngeblog. Saya ingin dunia tahu bahwa saya pernah ada di dunia dengan tulisan saya. Urusan pendapatan yang mungkin saya terima, itu sebagai bonus saja. Sebagai penyemangat kalau saya mulai malas.

Sebagai penutup atas coretan saya ini, saya ingin katakan (walaupun sudah pernah saya tulis di postingan sebelumnya), saya berharap blog saya bisa jadi salah satu referensi bacaan di kala santai, kala butuh pencerahan, kala butuh resep receh, kala butuh cerita apa adanya. Apakah harapan ini terlalu muluk?

Baca juga : Kenapa Harus Ngeblog?

Begitulah. Dan hari ini saya ingin mengucapkan, Selamat Hari Blogger ya! Dari saya yang katanya pengen jadi blogger tapi belum bisa konsisten untuk ngeblog *tepok jidat.

28 Oktober 2021

Mitigasi Perubahan Iklim Dari Rumah

Halo!

Kalian merasa gak sih kalau belakangan ini cuaca mudah sekali berubah? Perubahannya juga cukup ekstrim. Kalau dingin bisa sampai kedinginan dan kalau panas, rasanya terik menyengat. Padahal dulu rasanya gak begini. Ditambah lagi sudah beberapa kali bencana melanda. Beberapa daerah banjir padahal di daerah lain malah kekurangan air.

Mitigasi perubahan iklim
Mitigasi Perubahan Iklim Dari Rumah

Cuaca ekstrim juga seringkali terjadi. Tidak usah jauh-jauh, di tempat saya tinggal sendiri pun begitu.  Pagi panas menyengat, siang hari tiba-tiba hujan petir dengan suhu udara yang masih panas. Apakah bumi sedang tidak baik-baik saja?

Beberapa artikel yang saya baca, cuaca ekstrim, banjir, dan kekeringan bisa jadi merupakan dampak dari adanya perubahan iklim. Kok iklim bisa berubah?

Perubahan Iklim

Bumi sebagai tempat manusia hidup memang diciptakan sempurna. Air bersih dan dapat diminum. Cahaya matahari hangat dan menghidupkan tumbuhan. Juga oksigen melimpah yang dapat dihirup dengan normal tanpa bantuan alat apapun.

Kenyamanan bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup tidak lepas dari peran komponen-komponen gas dalam atmosfer yang mengelilingi bumi itu sendiri. Gas Rumah Kaca yang terdiri dari karbon dioksida, metana, nitrogen, dan gas lain yang memang secara alami berperan dalam menjaga suhu bumi tetap hangat.

Fungsi gas rumah kaca
Gas Rumah Kaca

Tapi nyatanya, komponen gas-gas itu dapat berubah seiring berjalannya waktu. Itulah yang dapat menyebabkan iklim bumi berubah dan berdampak pada kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang hidup di atasnya. Penyebabnya bisa karena faktor alam itu sendiri atau dari manusia yang tinggal di bumi.

Faktor alam sendiri misalnya letusan gunung berapi dahsyat yang menyemburkan berbagai material dan senyawa kimia ke atmosfer. Masih ingat dengan letusan gunung krakatau tahun 1883 silam? Letusan gunung ini dikabarkan sempat merubah iklim di beberapa belahan dunia dan menyebabkan turunnya suhu bumi sehingga musim dingin lebih panjang daripada musim panas.

Sementara itu, manusia yang tinggal di bumi pun juga bisa menyebabkan perubahan iklim. Wah!

Manusia, Perubah Iklim

Sadar atau tidak, berbagai kegiatan manusia di bumi juga dapat menyebabkan perubahan komponen di atmosfer, baik secara langsung atau tidak langsung. Banyaknya kegiatan industri yang membuang limbah gas beracun, pembakaran hutan yang menghasilkan banyak gas karbon dioksida, penumpukan sampah yang menyumbang gas metana atau pemupukan tanaman yang terlalu berlebihan sehingga konsentrasi gas nitrogen semakin meningkat.

Penyebab perubahan iklim
Penyebab perubahan iklim

Meski pada dasarnya Gas Rumah Kaca itu diperlukan untuk menjaga suhu bumi tetap nyaman, namun kalau sudah berlebihan akan berdampak buruk bagi makhluk hidup yang ada. Efeknya bisa mengakibatkan peningkatan suhu bumi yang biasa disebut dengan pemanasan global.

Hm, mulai menemukan benang merah kan ya kenapa belakangan ini suhu udara terasa lebih panas dari yang pernah dirasakan beberapa tahun silam. Kalau seperti ini terus, akan jadi sepanas apa bumi kelak?

Langkah Mudah Upaya Mitigasi Perubahan Iklim

Yup! Tidak usah membayangkan upaya yang terlalu berat. Cukup langkah kecil yang dimulai dari diri sendiri dahulu dan yang terpenting cukup mudah dilakukan. Sebagai seorang perempuan yang kesehariaannya banyak di rumah saja, saya biasa melakukan beberapa hal ini

1. Gaya Hidup Minim Sampah

Tidak mudah memang hidup tanpa menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Tetapi bukan tidak bisa untuk meminimalkannya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk hidup minim sampah.

Pertama, kurangi pemasukan sampah dari luar. Biasanya sampah ini berasal dari kantong plastik belanja, wadah makanan, atau kemasan produk yang kita beli. Nah, mulai sekarang, coba deh untuk membawa kantong belanja sendiri dari rumah ketika bepergian. Walaupun awalnya gak niat belanja, terkadang dalam perjalanan, ada saja barang yang terpikirkan untuk dibeli. Entah buah-buahan atau kebutuhan dapur yang baru ingat persediaannya sudah habis.

Gaya hidup minim sampah
Gaya hidup minim sampah

Memang tidak mudah, kadang juga lupa bawa kantong belanja dari rumah dan terpaksa pakai plastik dari tokonya. Kalau sudah begitu, bisa disiasati dengan tidak langsung membuang kantong plastik yang masih bersih. Bisa disimpan dahulu untuk dipakai saat belanja berikutnya. Jadi, walaupun tetap pakai kantong plastik, tapi minimal tidak menambah sampah di rumah.

Kedua, habiskan makanan dan minuman yang kita makan. Caranya ambil dalam porsi sedikit lebih dulu, kalau dirasa kurang, bisa nambah lagi. Saya sering miris kalau lihat orang makan di tempat pesta. Seringkali bersisa dan seperti malu kalau makanan di piringnya habis bersih. Padahal, kebiasaan menghabiskan makanan bukan aib kan?

Meskipun sampah organik dapat terurai dengan cepat, namun rupanya sampah organik dari rumah tangga ini menyumbangkan gas metana dan karbondioksida dalam jumlah yang besar lho. Jadi, yuk habiskan makanan dalam piring demi meminimalkan sampah ini. Aksi kecil kan tapi percayalah akan berdampak besar jika banyak yang melakukannya.

Ketiga, mengelola sampah yang dihasilkan. Nah, kalau memang harus ada sampah yang dihasilkan, bisa dikelola sebisa mungkin. Memilah sampah sesuai dengan jenisnya adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan di rumah. Apalagi kalau masih dalam skala kecil, rumah tangga sendiri. Saya biasa memulainya dengan menyediakan dua tempat sampah. Bisa juga satu kotak sampah dengan dua sekat. Satu untuk sampah organik, dan satu lagi untuk sampah anorganik seperti plastik.

Sampah organik dapat dengan mudah terurai dengan sendirinya, apalagi kalau hanya sedikit. Bisa juga dibuat kompos dan dijadikan pupuk alami. Sementara, sampah anorganik seperti plastik, butuh waktu sangat lama untuk terurai. Bahkan ketika dibakar pun, residunya tidak hilang begitu saja.

Biasanya, saya mengumpulkan kardus, kaleng bekas atau botol kaca untuk siapapun yang membutuhkan. Bisa dikasihkan ke pemulung atau didaur ulang jadi barang lain yang lebih bermanfaat.

Baca juga : 5 Hal Yang Bisa Dilakukan Untuk Meminimalisr Sampah Plastik

2. Hemat Listrik

“Saya sudah bayar listrik sendiri kok, jadi pakainya suka-suka saya dong!”

Pernah dengar omongan seperti itu? Hm, pengen diapain tuh orang? Hehe. Ini bukan perkara seberapa mampunya kita membayar listrik, tetapi perkara emisi gas yang dihasilkan. Untuk menghasilkan energi listrik, perlu proses panjang yang meliputi pembakaran bahan bakar dari fosil. Nah, proses pembakaran inilah yang menghasilkan gas CO2 yang dapat menyebabkan pemanasan global.

Hemat listrik bisa dilakukan dengan mematikan lampu atau alat elektronik yang tidak dipakai, mencabut kabel yang tidak terpakai dari saklar, dan menggunakan alat elektronik yang hemat energi. Sebagai ibu rumah tangga, pastinya juga terbiasa teliti dalam membeli barang-barang elektronik. Sebisa mungkin mencari barang yang hemat konsumsi listriknya.

Save the earth
Save the planet

Oh iya, saya juga terbiasa untuk membuka jendela agar sirkulasi udara dalam rumah tetap segar, jadi bisa mengurangi penggunaan kipas angin atau AC dalam ruangan.

3. Hemat Air

Sejalan dengan hemat listrik, hemat air juga bisa dilakukan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim dari rumah. Dengan menghemat air, otomatis saya juga akan menghemat energi listrik yang digunakan untuk memompa air itu.

Mudah kok untuk memulai menghemat air dari rumah sendiri. Misalnya saat mencuci tangan atau mencuci piring, usahakan menggunakan aliran air secukupnya dari kran. Selalu tutup kran sementara menggosok gigi atau tidak membiarkan kran terbuka semalaman untuk mengisi bak kamar mandi.

Baca juga : Hujan Asam? Wah, gawat!

Air bekas cucian beras atau cucian sayuran juga biasa saya manfaatkan untuk menyiram tanaman. Sedangkan air cucian pakaian bisa dimanfaatkan kala sedang membersihkan area kamar mandi. Terlihat sepele sih ya, tapi cukup menghemat air, listrik, dan tentu saja efek jangka panjangnya menjaga bumi.

4. Berkendara Secara Bijak

Emisi gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan juga dapat meningkatkan efek gas rumah kaca di atmosfer. Maka tidak heran ya, semakin banyak kendaraan yang berlalu lalang dan hidup, semakin panas suhu udara di sekitarnya.

Berkendara memang memudahkan kegiatan manusia, tetapi alangkah baiknya jika kita bisa bijak dalam menggunakannya. Kalau masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik sepeda, kenapa harus naik kendaraan bermotor?

Bijak dalam berkendara juga bisa dilakukan ketika akan bepergian bersama. Lebih baik naik dalam satu kendaraan daripada membawanya masing-masing kalau memang punya tempat tujuan yang sama. Bisa juga dengan menggunakan transportasi umum. Selain dapat mengurangi kemacetan karena banyaknya jumlah kendaraan, polusi udara dan emisi gas buang kendaraan juga dapat berkurang.

Beberapa langkah kecil dari rumah itu memang terlihat sepele dan ringan ya. Tapi coba bayangkan kalau setiap orang melakukannya secara terus menerus. Seperti kata pepatah, ‘Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit’, hal-hal sederhana akan menghasilkan efek yang besar nantinya.

untukmubumiku
#UntukmuBumiku

So, it’s #TimeforActionIndonesia! Jangan mengaku pemuda Indonesia kalau tidak memulai perubahan meski dengan langkah yang kecil dahulu. Di hari Sumpah Pemuda ini, saya selaku #MudaMudiBumi turut bersumpah untuk selalu berusaha komitmen dengan langkah-langkah kecil saya dalam menjaga bumi tetap sehat. Dengan gaya hidup minim sampah, hemat listrik, hemat air, dan bijak dalam berkendara, ini sumpahku #UntukmuBumiku.

Bagaimana dengan sumpahmu untuk bumi?

11 Oktober 2021

Review OYO Syariah Al Furqon Palembang

Halo!

Sudah lama ya gak jalan-jalan dan menginap di hotel atau homestay. Kangennya tuh berasa berat dan kalau dilebaykan jadi rindu serindu-rindunya, hehe. Alhamdulillah beberapa hari yang lalu, kerinduan akan jalan-jalan keluar kota itu sedikit terobati. Saya ke Palembang lagi! Yeaayyy!!

Sayangnya, bukan jalan-jalan beneran sih. Saya dan ibu punya tugas momong si krucil-krucil yang emaknya sedang pelatihan di Palembang. Karena si bungsu memang belum lepas ASI, jadi mau gak mau ya dibawa saja. Sementara dua kakaknya juga gak mau ketinggalan, akhirnya ya sudahlah kita staycation tipis-tipis deh.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
OYO Syariah Al Furqon Palembang

Rupanya, lokasi pelatihan berada di sekitar Jl. Basuki Rahmat, Palembang. Daerah yang memang pernah saya kenal cukup lama waktu saya kerja di Palembang. Gak susah cari tempat penginapan yang harganya cukup ramah di kantong, salah satunya adalah hotel yang akan saya review sedikit kali ini.

OYO Syariah Al Furqon Palembang

Hotel ini berdiri di jalan Basuki Rahmat, Palembang. Walaupun gak terlalu besar, tapi mudah kok menemukannya karena letaknya di pinggir jalan raya. Sebelum saya pesan kamar disini, tentunya saya sudah membaca ulasan tamu-tamu sebelumnya. Dari 5 bintang, hotel ini mendapat 8,3/10 bintang yang saya artikan sebagai lumayan lah ya.

Oh iya, saya pernah punya pengalaman kurang mengenakkan di hotel OYO Bogor, makanya sempat agak ragu mau pilih hotel OYO lagi disini. Berhubung hanya hotel ini yang dekat dengan tempat pelatihan, jadi ya bismillah aja deh. Semoga OYO yang ini lebih baik pelayanan dan fasilitasnya.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Tampak depan OYO Syariah Al Furqon

Berangkat dari Belitang di pagi hari dan sampai Palembang tengah hari. Disambut oleh petugas Front Office perempuan memakai hijab membuat kesan yang baik untuk saya. Mbak petugasnya ramah dan saya bisa langsung check in dengan dimintai deposit sebesar Rp 200.000,- meskipun pembayaran hotel sudah lunas sejak pemesanan kemarin. Kebijakan deposit memang berbeda-beda ya di setiap hotel, ada pula yang tidak dikenakan deposit.

Pemandangan pertama di lobi lumayan lah. Kesannya memang gak terlalu luas karena mungkin lobi hampir dipenuhi oleh kursi besar untuk tamu. Agak masuk ke dalam, ada ruangan lagi penuh kursi makan, mungkin tempat sarapan. Tapi waktu saya tanya apakah ada sarapan disini, jawabannya tidak ada, baik itu paket dari kamar atau bayar sendiri.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Meja resepsionis

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Lobi hotel

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Bagian belakag mungkin tempat makan

Fasilitas di Kamar

Saya dapat kamar di lantai 2 dan tanpa lift. Begitu sampai di lantai 2, ada hiasan cantik berupa replika Alquran dan beberapa hiasan meja lain. Oh iya, tidak ada lukisan orang atau patung kok. Ini yang seringkali membuat saya agak kurang nyaman ya kalau menginap di hotel.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Tangga menuju lantai atas

Seperti biasa, hal pertama setelah masuk kamar adalah cek keadaan. Kamar mandi tidak terlalu sempit dan tidak pula terlalu luas. Cukup lega dan terang. Shower air panas dan dingin juga berfungsi dengan baik. Ada toiletries juga berupa sabun, dental kit, dan lotion. Handuk dan sandal hanya disediakan satu.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Kamar OYO Syariah Al Furqon Palembang

Lanjut cek tempat tidur dan memang sesuai pesanan yaitu double bed meskipun bukan ukuran king, hehe. Gak apa-apalah umpel-umpelan sama krucil. Sprei dan selimut cukup bersih dan wangi. Hanya saja, pas bagian kolong tempat tidur sampahnya banyak banget. Gak sengaja juga sih lihat ke kolong, hehe. Gegara mainan si kecil jatuh dan terlempar ke bawah tempat tidur, makanya bisa tahu.

Perlengkapan di kamar menurut saya cukup lengkap ya. Ada 2 botol air mineral lengkap dengan gelas. Tidak ada teko pemanas, tapi di sudut koridor samping mushola disediakan dispenser kok. Jadi kalau butuh air panas, tinggal ambil aja disana.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Kamar mandi

Oh iya, disini disediakan juga sajadah, mukena, dan Alquran. Mukenanya juga bersih. Saya jadi teringat saya pernah menginap semalam di hotel bintang di Lampung tapi lupa gak bawa mukena. Pas saya pinjam dengan petugas, dikasihnya mukena sudah agak lusuh dan menurut saya kurang pantas dipinjamkan ke tamu, hihi.

Baca juga : Review Hotel Asoka Luxury Bandarlampung

Di kamar juga tersedia telepon, tv, dan beberapa majalah sebagai bahan bacaan kala senggang. Sayangnya, saluran tv hanya sedikit (tidak ada saluran tv internasional) dan beberapa saluran tidak cerah, baik gambar maupun suaranya. Bagi saya gak terlalu masalah sih, mau nonton tv juga sudah dikuasai film kartun bocah-bocah. Untuk fasilitas internet seperti wifi, agak susah diakses kalau dari tempat tidur. Lebih lancar kalau saya duduk dekat pintu.

OYO Syariah Al Furqon Palembang
Tersedia dispenser air minum

Ada sedikit intermezzo ya, jadi saya minta tolong sama ponakan saya yang kelas 3 SD itu untuk minta password wifi karena saya sedang agak sibuk ngurus si bayi. Sekembalinya dia ke kamar, dia kasih secarik kertas yang sudah ditulis password disana. Karena tulisan tangan dan (mohon maaf ya) kurang begitu rapi, jadi saya harus berkali-kali mencobanya di ponsel atau di laptop. Susah bedain antara huruf L kecil atau I besar atau angka 1. Mana passwordnya itu gabungan huruf dan angka yang menurut saya seperti dibuat untuk ponsel pribadi, hehe.

Letak Strategis

Hotel ini memang terletak di jalan yang cukup ramai. Dekat juga dengan pusat perbelanjaan besar seperti PTC Mall, Lotte Mart, dan beberapa tempat makan. Kalau pagi mau cari sarapan memang harus jalan kaki sebentar sih. Ada penjual nasi uduk, tekwan gerobak, bubur kacang ijo keliling, sampai warung nasi prasmanan. Kalau untuk makan siang dan makan malam, bisa juga jalan agak jauhan ke food court di mall atau pesan lewat aplikasi. Intinya gak terlalu susah untuk sekadar cari makan atau cemilan.

Nah, kalau mau keluar jalan-jalan semisal ke jembatan Ampera dan sekitarnya itu, memang butuh lebih banyak waktu. Transportasinya bisa pakai angkot, bus transmusi, atau ojek online. Tapi, karena jalan di Palembang ramai ya jangan bete kalau ketemu macet.

Selama saya menginap 3 malam disana, pelayanan cukup baik. Petugasnya ramah dan membantu. Kamar juga dibersihkan dan dirapikan kalau memang kita minta. Mungkin karena konsepnya juga syariah ya, jadi saya merasa lebih nyaman dan merasa seperti di rumah sendiri saja. Over all, OYO Syariah Al Furqon ini memang berbeda dengan OYO yang pernah saya singgahi waktu di Bogor.

Baca juga : Review OYO Cemara Gading, Bogor

Baiklah, sepertinya ulasan saya cukup ya. Ada yang punya cerita lain di hotel Palembang? Untuk cerita jalan-jalan tipis selama di Palembang, saya tulis di postingan berikutnya aja. See you!

02 Oktober 2021

Masih Ingat 5 Kenangan Di Sekolah Ini?

Saat-saat di sekolah memang paling bisa membuat senyum sendiri ya. Pasti ada kenangan manis, pahit, dan seru di dalamnya yang hanya bisa dirasakan ketika sudah terlewat bertahun-tahun. Seperti beberapa kenangan yang ada di ingatan saya sekarang. Kira-kira, kamu juga punya kenangan yang sama gak nih?

anak sekolah
Bukan waktu SMA, hehe

Terlambat Sekolah dan Dihukum

Bagi kamu yang dulu termasuk anak rajin, mungkin hal ini gak ada dalam kenangan hari ini ya. Tapi, bagi kamu yang dulu suka terlambat datang ke sekolah, sepertinya kita punya kesamaan, hehe. Jadi, saya ini termasuk anak sekolah yang datangnya sering mepet-mepet bel berbunyi. Bukan anak yang rajin banget yang datang 30 menit sebelum bel sudah siap di kelas.

Nah, pernah suatu ketika waktu SMA saya terlambat dan dipanggil guru BP. Waktu itu saya gak sendiri sih, ada beberapa orang yang datang terlambat juga. Kami dihukum menyapu halaman kantor ruang guru sebelum masuk kelas. Entah saya lagi bad mood atau kenapa, guru BP memanggil saya dan bilang begini,

“Kamu anak perempuan, nyapu aja gak bisa begitu. Gak pernah bersih-bersih ya di rumah?” kaget dong saya, bercampur sedikit kesal sih, haha. Lha saya terlambat hari itu juga karena di rumah beberes dulu (sebenarnya ini gak pantas jadi alasan sih), bukan karena santai-santai.

Dari sekian banyak kenangan saya terlambat ke sekolah, tapi saya paling ingat momen ini. Jujur nih ya, itu buat saya sedikit sakit hati, haha. Pernah juga sih waktu SMP, terlambat dan akhirnya gak boleh masuk kelas. Ujung-ujungnya ke kantin aja beli sarapan, hehe.

Ikut Lomba Antar Sekolah

Walaupun saya ini termasuk murid yang sering terlambat, tapi saya juga masih punya sedikit prestasi lah untuk mengharumkan nama sekolah. Dulu, sering kan ya dapat undangan untuk ikut lomba dari perguruan tinggi. Entah itu lomba cerdas cermat, lomba puisi, lomba cerpen, dan lain-lain.

Nah, perihal lomba ini kadang pihak sekolah memang turut andil dan mendukung kalau ada murid yang mau ikut lomba itu. Tapi kadang juga cuek-cuek saja dan hanya sebatas memberi tahu lalu terserah.

Pernah saya ikut lomba atas inisiatif sendiri dengan dukungan teman-teman. Pakai biaya sendiri, transportasi sendiri, daftar sendiri. Eh, pas tahu saya menang, pihak sekolah mengklaim bahwa kemenangan saya adalah untuk sekolah juga. Jadi, piala yang saya dapatkan harus diserahkan ke pihak sekolah. Lha? Dengan berat hati, saya menyerahkan piala saya dengan lebih dulu saya duplikat. Ngenes kan?

Baca juga : Lagu JKT48 yang Membuatmu Nostalgia SMA

Jadi Petugas Upacara

Ini kenangan yang mungkin setiap orang punya ya walaupun hanya jadi bagian penyanyi kord, hehe. Bayangkan saja kalau di sekolah itu ada 10 kelas setiap tingkatnya, berarti ada 30 kelas dalam satu sekolah. Dan jadi petugas upacara ini dilakukan bergiliran setiap Senin. Ya, paling juga dapat setahun sekali.

Saya juga punya pengalaman dong jadi petugas upacara. Pernah jadi pasukan pengibar bendera yang waktu itu hanya 3 orang. Saya yang pegang bawa benderanya. Paling deg-degan waktu mau menarik bendera dari lipatannya. Kalau salah tarik, bisa jadi terpuntir dan malunya gak akan ketahan. Satu lagi, waktu mengerek tali bendera dan harus mengira-ngira biar lagu dan bendera pas. Pernah kan lihat lagu pengiringnya belum selesai tapi bendera sudah sampai pucuk? Pengan ketawa tapi takut dimarah, hehe.

Ganti Baju Olahraga

Siapa yang dulu setiap sesi ganti baju olahraga selalu lebih lama jejeritannya daripada waktu gantinya? Dulu di sekolah saya gak ada tempat khusus ganti baju olahraga. Gak tahu sih sekarang sudah ada tempat khusus atau ada loker sendiri gitu. Jadi, setiap jam olahraga, mulai deh ruang kelas dijadikan ruang ganti khusus perempuan.

Semua pintu dan jendela ditutup rapat. Bahkan ada yang berjaga di belakang pintu. Tapi anehnya, setiap ada langkah yang mendekati pintu atau jendela, pasti ada yang teriak. Dan kalau sudah satu yang teriak, yang lain juga ikutan teriak. Heran sih. Ada yang sama gak?

Dipanggil Guru Untuk Masuk Kelas Lain

Kalau urusan yang ini sepertinya sudah biasa kan ya? Guru memanggil salah satu murid yang paling dekat dijangkau untuk dimintai tolong ke ruang kelas lain. Entah memanggil ketua kelas atau memberi tugas lain.

Nah, saya pernah juga nih dalam situasi ini. Saya dipanggil oleh seorang guru untuk dimintai tolong memanggil seseorang di kelas setingkat di atas saya. Begitu saya tahu kelas yang dimaksud, saya langsung kaget dan deg-degan. Pokoknya drama banget lah!

Baca juga : 5 Drama Seri Sekolahan Favorit

Sebab, di kelas itu ada seseorang yang saya sukai! Wuiiihhh!! Kalian pasti pernah kan merasakan hal yang sama seperti saya? Sepanjang koridor menuju kelas itu, saya benar-benar gugup dan mungkin sedikit gemetar karena membayangkan bakal bertemu dengan orang itu.

Ketika masuk kelas, saya langsung menuju meja guru dan menyampaikan pesan lalu berpamitan. Sama sekali saya tidak bisa mengangkat wajah dan melihat ke barisan tempat duduk dimana orang yang saya sukai itu pasti ada di salah satu bangku disana, haha.

Itu dia, beberapa kenangan di masa sekolah yang masih saya ingat sampai sekarang. Sedikit mengobati kerinduan lah ya di masa sekarang yang belum bisa sekolah tatap muka secara penuh. Oh iya, ada yang sama gak ya pengalamannya dengan saya? Atau punya pengalaman lain yang lebih seru?