31 Maret 2023

Resensi Novel Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Judul : Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil
Penulis : Torey Hayden
Penerbit : Qanita
Tahun Terbit : 2004
Jumlah halaman : 476 halaman

Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil
Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Novel ini bercerita tentang kisah nyata perjuangan seorang guru bernama Torey Hayden dalam menghadapi murid-murid luar biasanya. Kelas yang ia ajar adalah sekelompok murid dengan beragam usia dan karakter. Seorang anak yang berulang kali mencoba bunuh diri, anak yang sangat temperamental, anak yang menderita skizofrenia, autis, buta, dan seorang lagi dihantui oleh beragam fobia terhadap benda-benda biasa yang ada di sekelilingnya.

Rupanya, ada seorang anak lagi yang dititipkan ke kelas Torey. Seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang beberapa waktu lalu hampir membunuh seorang anak berusia 3 tahun dengan cara membakarnya di sebatang pohon. Gadis kecil ini bernama Sheila.

Sebenarnya Sheila adalah anak yang cerdas melampai anak seusianya. Dalam tes IQ, ia mendapat skor diatas 180, tetapi sayangnya ia tidak dapat mengendalikan emosinya. Bahkan ia tidak pernah menangis saat merasa sedih, marah, atau sakit. Ia selalu membangkang dan membuat suasana kelas menjadi kacau.

Hal ini tidak luput dari latar belakang keluarganya yang berantakan. Ia ditinggalkan oleh ibunya di pinggir jalan saat usianya 4 tahun. Ayahnya seorang pemabuk dan tak mampu mengasuhnya dengan baik. Bahkan ia kerap memarahi Sheila di rumah. Akibatnya, Sheila tidak bisa mempercayai seorang pun yang ia temui, bahkan ayah atau pun Torey sebagai gurunya.

Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil
Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Sepanjang tulisan, novel ini menceritakan hari-hari yang dilalui Torey untuk melunakkan hati murid-muridnya, terutama Sheila. Segala cara pendekatan ia coba untuk membuat Sheila menjadi anak normal lainnya. Hingga pada suatu ketika, Sheila mengalami satu hal paling menyakitkan dalam hidupnya saat keduanya sudah hampir berhasil memulihkan keadaan.

OOO

Novel ini punya alur maju yang tidak ribet dan ditulis dengan apa adanya. Ceritanya mengalir begitu saja hingga saya bisa membaca hampir separuh bukunya dalam sekali duduk.

Ada beberapa yang menarik dalam novel ini. Pertama, bagaimana cara seorang guru menguasai seisi kelas apapun kondisinya. Torey yang awalnya kewalahan dengan berbagai kondisi muridnya, berhasil memikat hati seisi kelas dengan jadwal rutin diskusi paginya. Rupanya, anak-anak ini senang mengutarakan perasaannya sebelum menjalani proses belajar selanjutnya.

Kedua, cara Torey mengendalikan emosi anak yang sedang marah adalah mendudukkannya di sebuah bangku menghadap tembok di salah satu sudut kelas. Mungkin seperti distrap kalau di Indonesia. Dan ini cukup efektif dalam menangani keagresifan Sheila dalam novel ini.

Ketiga, langkah-langkah Torey yang ia ambil sebagai pendekatan dengan anak-anak muridnya adalah mengetahui latar belakangnya. Dalam hal ini Sheila. Torey tidak segan mendatangi rumah Sheila dan menemui ayahnya meski beberapa kali hal itu seolah sia-sia karena karakter ayahnya yang keras dan pemabuk. Torey tidak segan berbicara dari hati ke hati pada Sheila sehingga ikatan emosional bisa terbangun dan dari sanalah ia bisa mengubah sisi negatif karakter Sheila.

Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil
Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil

Dari novel ini, saya bisa menyimpulkan bahwa anak-anak yang terlihat nakal, agresif, tidak bisa dikendalikan sangat mungkin dipengaruhi oleh latar belakang keluarganya. Mungkin ia tidak mendapat kasih sayang yang selayaknya. Mungkin saja ia mengalami kekerasan dalam hidupnya. Mungkin saja ia tidak dapat mengutarakan perasaan karena tak bisa mempercayai seorang pun.

Dan menjadi seorang guru memang tidaklah mudah. Apalagi memiliki anak didik dengan karakter yang berbeda. Jujur, saya salut dengan para guru yang memiliki kesabaran dan ketulusan tingkat dewa yang bisa mengarahkan anak didiknya menjadi lebih baik dan makin baik.

Baca juga : Resensi : Ketika Kami Pulang

Gimana? Penasaran gak dengan bukunya? Boleh langsung cari di toko buku terdekat atau e-commerce kesayangan kalian ya! Ada rekomendasi buku yang mau saya review? Tulis di kolom komentar ya!

29 Maret 2023

Santai Bareng Buku Jungkir Balik Dunia Bankir

Judul : Jungkir Balik Dunia Bankir
Penulis : Haryadi Yansyah
Penerbit : Laksana
Tahun Terbit : 2018
Jumlah halaman : 220 halaman

Halo!

Jungkir Balik Dunia Bankir
Jungkir Balik Dunia Bankir oleh Haryadi Yansyah

Sebagai seorang yang mengaku suka membaca berbagai jenis buku, tentunya bukan hanya novel, kumcer, atau puisi saja yang saya lahap sebagai asupan saat waktu senggang. Salah satu jenis buku yang saya suka adalah cerita keseharian atau cerita rangkuman episode perjalanan hidup seseorang. Semacam catatan ringan gitu lah.

Biasanya si penulis lebih dulu mempostingnya di blog atau media sosial sebelum potongan-potongan cerita itu disatukan menjadi buku. Serial Anak Kos Dodol misalnya yang bercerita tentang kehidupan anak kos tahun 90an yang ditulis dengan ringan dan kocak tapi penuh makna oleh mbak Dewi Rieka.

Atau buku Drama Papa Muda yang mengisahkan tentang kehidupan pernikahan dan pola asuh anak oleh Pungky Prayitno. Jujur buku ini bukan hanya tentang cerita, tapi lebih pada apa yang sebaiknya dipersiapkan oleh pasangan muda yang baru menikah dan langsung memiliki anak.

Tapi, kali ini saya punya satu buku yang tulisan dan ceritanya ringan banget. Bacanya juga gak perlu mikir keras, malah bisa ketawa karena kadang memang bisa bertemu hal-hal seperti yang dialami dalam buku ini.

Jungkir Balik Dunia Bankir

Buku ini bercerita tentang perjalanan karir seorang teller, suka dukanya menjadi teller, dan caranya menghadapi berbagai macam karakter para nasabahnya.

Jungkir Balik Dunia Bankir
Jungkir Balik Dunia Bankir

Ceritanya diawali dengan proses lamaran sebagai calon pegawai salah satu bank di Indonesia. Dari sini berlanjut ke berbagai cerita selama ia bekerja disana. Di awal tulisan saja, saya sudah terkekeh karena kisah lucu dan lugunya, ditambah dengan bahasanya yang santai.

Lalu, apa yang bisa diambil dari buku ini?

Tidak lengkap rasanya kalau sudah membaca satu buku tanpa ada yang bisa diambil hikmahnya, iya kan? Dari buku ini, saya bisa ambil beberapa pelajaran berharga.

Pertama, jadilah nasabah yang bijak. Sebesar apapun uang kita titipkan ke bank itu, tetaplah jadi nasabah yang bijak, yang tidak mempersulit para pegawainya, termasuk pula para teller di depan. Jangan mentang-mentang nasabah prioritas atau nasabah utama, atau apapun sebutannya itu, bersikap kasar dan tidak mentaati aturan sangat tidak dibenarkan.

Kedua, masih dari sudut pandang nasabah juga. Kalau setor uang ke bank, sebaiknya uang dalam keadaan rapi, tidak dilipat, disteples, atau lebih parahnya tidak disusun sesuai urutan besaran nominal. Ini juga demi kelancaran dan keefisienan proses transaksi. Kalau kita memudahkan pekerjaan orang lain, mudah-mudahan kita urusan kita pun dimudahkan juga.

Jungkir Balik Dunia Bankir
Jungkir Balik Dunia Bankir

Ketiga, dari sudut pandang si tokoh alias si teller itu. Jangan membeda-bedakan sikap dari penampilan seseorang. Kalau di buku ini sebagai teller yang harus sama rata untuk setiap nasabah. Kalau dari pembaca, tentunya profesi apapun itu. Pedagang, tenaga kesehatan, guru, pegawai hotel, dan lainnya. Penampilan fisik seseorang tidak bisa langsung dikaitkan dengan kedudukan meskipun sebagian besar, penampilan rapi juga mencerminkan kepribadian.

Keempat, sebagai orang yang bekerja di bidang pelayanan, memang sudah seharusnya melayani dengan hati dan tulus. Meskipun sedang gundah atau kesal atau marah sekalipun, tetap saja wajah dan bibir harus menunjukkan senyum ramah. Yah, hitung-hitung ikhlas tanpa dendam, hehe. Saya juga pernah bekerja di bagian pelayanan kok, jadi tahu bagaimana rasanya harus bermuka ramah meski sedang tidak baik-baik saja.

Baca juga : Review Buku Pollyanna, Banyak Hal Baik Dalam Setiap Keadaan

Secara keseluruhan, buku ini bisa jadi teman santai ketika pengen baca buku yang ringan tanpa banyak berfikir. Sebagai hiburan kala butuh humor juga bisa. Kalau penasaran, bisa langsung ke toko buku ya! Sampai jumpa di postingan selanjutnya.

26 Maret 2023

Review Buku Pollyanna, Banyak Hal Baik Dalam Setiap Keadaan

Judul : Pollyanna
Penulis : Eleanor H. Porter
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2018
Jumlah halaman : 256 halaman

Halo!

Sudah lama ya gak posting resensi atau ulasan buku. Sudah banyak sebenarnya buku yang saya baca, tapi belum sempat untuk nulis postingannya. Nah, kali ini saya nemu satu buku berbahasa Inggris di rak buku saya. Punya adik yang waktu itu pulang dari Bogor. Awalnya iseng sih mau baca, sekalian menguji sampai mana pemahaman saya baca buku berbahasa Inggris, hehe.

Novel Pollyanna
Pollyanna by Eleanor H. Porter

Beberapa halaman dibaca, kok jadi penasaran sama isinya. Jadi deh lanjut sampai halaman terakhir. Gimana ulasan saya? Simak sampai habis ya!

Buku ini bercerita tentang seorang gadis kecil yatim piatu bernama Pollyanna yang tinggal dan diasuh oleh bibinya, Miss Polly Harington. Miss Polly Harington sendiri adalah seorang perempuan yang tertib, bertanggung jawab, dan mandiri. Di usia 45 tahunnya, ia belum menikah tetapi sudah tinggal di rumahnya yang besar dan terkenal dengan kerapihan dan keanggunannya.

Pollyanna yang memiliki sifat ceria, ramah dan aktif ini pada awalnya sedikit banyak merubah suasana rumah Miss Polly yang tenang dan damai menjadi sedikit ramai. Kehadiran Pollyanna juga disambut gembira oleh beberapa asisten rumah tangga Miss Polly yang bernama Nancy, Tom, dan Timothy.

Bagi mereka, kehadiran Pollyanna bisa membuat rumah besar Miss Polly menjadi lebih berwarna. Apalagi, Pollyanna sangat suka bercerita apa saja, terutama tentang bagaimana ia selalu melihat kebaikan di setiap situasi dan ia namakan ‘Glad Game’.

Permainan yang diwariskan dari ayahnya ini sebenarnya adalah cara ia melihat sesuatu yang awalnya sebagai masalah, menjadi sebuah kebaikan tersendiri yang mungkin tidak dialami oleh orang lain. Permainan ini ia ceritakan hampir kepada setiap orang yang ia temui, baik di rumah Miss Polly maupun di lingkungan sekitarnya. Termasuk kepada Mr. Pendleton.

Seiring berjalannya cerita, dari sinilah mulai terbuka sisi kehidupan Miss Polly dan Pollyanna sebelumnya. Dan permainan ‘Glad Game’ inilah yang di satu babak cerita akan menguji Pollyanna sendiri.

Baca juga : Resensi Kumcer Ketika Kami Pulang

OOO

Nah, kita bahas satu per satu ya!

Seperti di awal saya bilang, buku ini ditulis dalam bahasa Inggris klasik. Jujur, di awal-awal saya agak merasa bingung ya. Bahasa Inggris biasa aja, saya gak pinter-pinter amat, apalagi bahasa Inggris klasik yang ternyata penulisan dan sebagian susunan katanya agak sedikit berbeda.

Novel Pollyanna by Eleanor H. Porter
Novel Pollyanna by Eleanor H. Porter

Misalnya, kata it was akan ditulis menjadi ‘t’was atau misalnya she’s going to slep akan ditulis menjadi she’s goin’ ter sleep, dan ada beberapa kata lagi yang sejenisnya. Tapi, setelah beberapa halaman dibaca, saya mulai terbiasa dan lumayan paham.

Jujur lagi, saya perlu mengulang kembali untuk membacanya di beberapa halaman karena saya gak mudeng, hehe. Kadang juga jalan ninja saya adalah google translete yang walaupun terjemahannya per kata, tapi saya bisa merangkainya jadi sebuah kesimpulan.

Untuk alur ceritanya termasuk yang gak ribet dan mudah diikuti karena pakai alur maju. Kalaupun ada cerita dari masa lalu, itu diceritakan sendiri oleh si tokoh dan saya sebagai pembaca bisa mengikutinya.

Lalu, apa yang bisa diambil setelah membaca buku ini?

Bagi saya, banyak! Pollyanna mengajarkan bagaimana mecari sudut pandang yang lain dari suatu masalah. Ia selalu berfikir pasti ada hal baik di setiap kejadian. Saya ambil contoh ketika Pollyanna menyadari bahwa kamarnya tidak memiliki karpet tebal dan lukisan bagus seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

Ia lalu mengamati sekeliling kamarnya dan menemukan sebuah jendela besar menghadap kebun yang dari sana ia bisa melihat pemandangan hijau yang menyegarkan matanya daripada hanya sebuah lukisan.

Pollyanna juga selalu memberi energi positif kepada setiap orang yang ia temui, bahkan tidak memandang usia. Ia berteman dengan siapapun, bahkan dengan orang yang jauh lebih tua usianya. Klimaksnya adalah ketika ia sendiri ditimpa satu masalah paling berat dalam hidupnya. Saya gak mau spoiler sih ya, jadi boleh baca sendiri biar lebih seru, hehe.

Satu kalimat yang mungkin bisa jadi kesimpulan dari isi buku ini adalah,

“When you look for the bad, expecting it, you will get it. When you know you will find the good, you will get that.”

Kalau di keyakinan agama saya, Islam, pun diajarkan demikian. Selalu berprasangka baik terhadap apapun. Bahkan Allah SWT saja sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Iya kan?

Jadi, tertarik untuk baca bukunya? Langsung deh berburu di perpustakaan atau toko buku ya! Selamat membaca kisahnya!