Penulis : Haryadi Yansyah
Penerbit : Laksana
Tahun Terbit : 2018
Jumlah halaman : 220 halaman
Halo!
Jungkir Balik Dunia Bankir oleh Haryadi Yansyah |
Sebagai seorang yang mengaku suka membaca berbagai jenis buku, tentunya bukan hanya novel, kumcer, atau puisi saja yang saya lahap sebagai asupan saat waktu senggang. Salah satu jenis buku yang saya suka adalah cerita keseharian atau cerita rangkuman episode perjalanan hidup seseorang. Semacam catatan ringan gitu lah.
Biasanya
si penulis lebih dulu mempostingnya di blog atau media sosial sebelum
potongan-potongan cerita itu disatukan menjadi buku. Serial Anak Kos Dodol
misalnya yang bercerita tentang kehidupan anak kos tahun 90an yang ditulis
dengan ringan dan kocak tapi penuh makna oleh mbak Dewi Rieka.
Atau
buku Drama Papa Muda yang mengisahkan tentang kehidupan pernikahan dan pola
asuh anak oleh Pungky Prayitno. Jujur buku ini bukan hanya tentang cerita, tapi
lebih pada apa yang sebaiknya dipersiapkan oleh pasangan muda yang baru menikah
dan langsung memiliki anak.
Tapi,
kali ini saya punya satu buku yang tulisan dan ceritanya ringan banget. Bacanya
juga gak perlu mikir keras, malah bisa ketawa karena kadang memang bisa bertemu
hal-hal seperti yang dialami dalam buku ini.
Jungkir Balik Dunia Bankir
Buku
ini bercerita tentang perjalanan karir seorang teller, suka dukanya menjadi
teller, dan caranya menghadapi berbagai macam karakter para nasabahnya.
Jungkir Balik Dunia Bankir |
Ceritanya diawali dengan proses lamaran sebagai calon pegawai salah satu bank di Indonesia. Dari sini berlanjut ke berbagai cerita selama ia bekerja disana. Di awal tulisan saja, saya sudah terkekeh karena kisah lucu dan lugunya, ditambah dengan bahasanya yang santai.
Lalu,
apa yang bisa diambil dari buku ini?
Tidak
lengkap rasanya kalau sudah membaca satu buku tanpa ada yang bisa diambil
hikmahnya, iya kan? Dari buku ini, saya bisa ambil beberapa pelajaran berharga.
Pertama,
jadilah nasabah yang bijak. Sebesar apapun uang kita titipkan ke bank itu,
tetaplah jadi nasabah yang bijak, yang tidak mempersulit para pegawainya,
termasuk pula para teller di depan. Jangan mentang-mentang nasabah prioritas
atau nasabah utama, atau apapun sebutannya itu, bersikap kasar dan tidak
mentaati aturan sangat tidak dibenarkan.
Kedua, masih dari sudut pandang nasabah juga. Kalau setor uang ke bank, sebaiknya uang dalam keadaan rapi, tidak dilipat, disteples, atau lebih parahnya tidak disusun sesuai urutan besaran nominal. Ini juga demi kelancaran dan keefisienan proses transaksi. Kalau kita memudahkan pekerjaan orang lain, mudah-mudahan kita urusan kita pun dimudahkan juga.
Jungkir Balik Dunia Bankir |
Ketiga, dari sudut pandang si tokoh alias si teller itu. Jangan membeda-bedakan sikap dari penampilan seseorang. Kalau di buku ini sebagai teller yang harus sama rata untuk setiap nasabah. Kalau dari pembaca, tentunya profesi apapun itu. Pedagang, tenaga kesehatan, guru, pegawai hotel, dan lainnya. Penampilan fisik seseorang tidak bisa langsung dikaitkan dengan kedudukan meskipun sebagian besar, penampilan rapi juga mencerminkan kepribadian.
Keempat,
sebagai orang yang bekerja di bidang pelayanan, memang sudah seharusnya
melayani dengan hati dan tulus. Meskipun sedang gundah atau kesal atau marah
sekalipun, tetap saja wajah dan bibir harus menunjukkan senyum ramah. Yah,
hitung-hitung ikhlas tanpa dendam, hehe. Saya juga pernah bekerja di bagian
pelayanan kok, jadi tahu bagaimana rasanya harus bermuka ramah meski sedang
tidak baik-baik saja.
Baca juga : Review Buku Pollyanna, Banyak Hal Baik Dalam Setiap Keadaan
Secara
keseluruhan, buku ini bisa jadi teman santai ketika pengen baca buku yang
ringan tanpa banyak berfikir. Sebagai hiburan kala butuh humor juga bisa. Kalau
penasaran, bisa langsung ke toko buku ya! Sampai jumpa di postingan
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar