BPN Challenge Day#21
Apa kabar puasa di hari ke 17 ini? Semoga tetap sehat dan semangat ya
walaupun masih dikepung dengan wabah yang entah kapan akan berakhir ini.
Padahal sebelum masuk Ramadhan kemarin, saya berharap akan menjalani puasa
dengan meriah dan semarak. Tapi rupanya kondisinya memang seperti ini. Jadi ya
dijalani saja Ramadhan ini meski dengan suasana berbeda.
Eh tapi, saya memang merasakan Ramadhan selalu berbeda antara tahun yang
satu dengan tahun lainnya. Selalu saja ada hal yang bisa membuat saya terkenang
dan berharap pada Ramadhan selanjutnya. Kalau ditanya punya harapan apa untuk
Ramadhan tahun depan, saya akan jawab, banyak sekali. Tapi, gak mungkin ya
menjabarkan satu per satu disini? Bisa ketiduran sambil baca postingan saking
kepanjangan hehe.
Baca juga : Momen Terbaik Ramadhan
Baca juga : Momen Terbaik Ramadhan
Misalnya, beberapa tahun yang lalu, saya menjalani Ramadhan dengan sangat
berbunga-bunga. Sebab, selepas Idul Fitri, saya akan menikah. Tahun berikutnya,
saya merasakan Ramadhan pertama bersama suami. Rasanya tetap berbunga-bunga,
tapi kali itu bunganya lebih banyak, hehe.
Pengalaman pertama dong menyiapkan
sahur dan buka puasa untuk seseorang selain orang rumah.
Begitu juga Ramadhan selanjutnya, menjadi Ramadhan pertama di rumah
sendiri. Gubrak gubruk menyiapkan sahur dan buka puasa tanpa ibu.
Alhamdulillahnya, suami adalah laki-laki yang kooperatif. Karena kami berdua
sama-sama kerja waktu itu, dia mau turun tangan membantu saya menyiapkan
semuanya. Jadi saya gak merasa cape sendiri di rumah.
Hingga sampai tahun ini. Ramadhan dengan segala keterbatasan. Ramadhan
paling sepi yang pernah saya rasakan. Tidak ada acara punggahan menjelang
Ramadhan. Tidak ada tarawih jamaah di masjid. Dan tidak ada yang ribut ngajak
buka puasa bersama.
Eh, malah curhat. Kembali ke harapan untuk Ramadhan tahun depan.
Oke, harapan pertama adalah bisa dipertemukan kembali dengan Ramadhan. Sepertinya
ini juga jadi harapan banyak orang. Siapa yang tidak berharap akan bertemu lagi
dengan bulan pernuh keberkahan ini?
Baca juga : 3 Hal Positif Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi
Baca juga : 3 Hal Positif Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi
Saya merasa belum maksimal dalam mengisi Ramadhan kali ini. Walaupun di
rumah saja, rasanya masih banyak kegiatan duniawi yang saya lakukan. Padahal
harusnya bisa lebih banyak lagi ibadah, lebih banyak lagi memperbaiki diri.
Harapan kedua, saya ingin Ramadhan kembali semarak dan ceria. Sungguh
walaupun baru kali ini saya merasakan Ramadhan sepi, tapi saya merindukan
Ramadhan yang ramai. Anak-anak tergesa ke masjid, berlarian, ribut sana sini
selepas tarawih.
Tak apa. Saya malah lebih suka anak-anak ramai di masjid. Itulah yang nanti akan jadi kenangan mereka setelah dewasa. Seperti saya dan mungkin teman-teman juga, yang semasa anak-anaknya masih suka dimarahi oleh guru ngaji karena selalu ribut. Tapi itu juga yang dirindukan sekarang kan?
Tak apa. Saya malah lebih suka anak-anak ramai di masjid. Itulah yang nanti akan jadi kenangan mereka setelah dewasa. Seperti saya dan mungkin teman-teman juga, yang semasa anak-anaknya masih suka dimarahi oleh guru ngaji karena selalu ribut. Tapi itu juga yang dirindukan sekarang kan?
Harapan ketiga, saya ingin Ramadhan tahun depan bisa damai. Tanpa wabah, tanpa bencana alam, dan tanpa peperangan. Cukuplah sekali ini saja Ramadhan bersama wabah yang berhasil membuat banyak orang khawatir dan seperti katak dalam tempurung. Gak bisa kemana-mana. Bahkan silaturahmi pun hanya lewat dunia maya. Dan cukuplah sekali ini saja Ramadhan tanpa rencana mudik dari sanak keluarga yang merantau.
Oke, itu beberapa harapan saya untuk Ramadhan tahun depan. Giliran kamu
nih cerita. Punya harapan apa untuk tahun depan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar