BPN Challenge Day#25
Sejak dicanangkannya PSBB di Indonesia
dan keluarnya pernyataan dari Presiden RI tentang mudik atau pulang kampung,
banyak orang yang jadi galau menjelang lebaran ini. Tidak boleh mudik untuk
mencegah penyebaran wabah covid.
Mudik? Tahan dulu deh ya! |
Alhamdulillah saya dan suami gak tinggal jauh dari orang tua, jadi gak
terlalu ambil pusing soal mudik di hari lebaran nanti. Tapi, saya sendiri punya
adik yang tinggalnya beda provinsi. Jauh pula. Makanya kemarin ibu dan ayah
saya sempat sedih karena kemungkinan adik-adik saya itu gak bisa pulang lebaran
ini.
Walaupun beberapa hari yang lalu sempat diberitakan ada pembukaan jalur
transportasi antar provinsi, tapi tetap di rumah adalah suatu hal yang bijak
saat ini. Setidaknya ada beberapa alasan kenapa harus menunda mudik dulu
lebaran ini.
- Kamu bisa saja tertular virus corona dalam perjalanan
Mungkin kamu memang sudah mempersiapkan perlengkapan tempur sebelum mudik.
Masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan, dan vitamin C untuk jaga daya tahan
tubuh. Tapi, dalam perjalanan pasti akan bertemu banyak orang dan berhenti di beberapa
tempat umum. Gak mungkin kan bawa-bawa toilet portable sendiri?
Nah, di tempat-tempat umum seperti ini, tak ada jaminan steril kan? Bahkan
jika kamu menyemprotkan desinfektan terlebih dahulu. Belum lagi, kamu bertemu
dengan banyak orang dalam transportasi umum. Yakin masih bertekad beli tiket
untuk mudik?
Baca juga : Cerita Mudik Saya, Dari Berburu Tiket Sampai...
- Kamu mungkin merasa sehat, tapi…
Pada kenyataannya, virus corona ini dapat menyerang siapapun. Bahkan pada
orang dengan daya tahan tubuh yang sehat. Nah, ini bahayanya. Kamu mungkin
merasa sehat dan baik-baik saja, tetapi belum tentu di dalam tubuhmu tidak ada
virus corona ini.
Sudah banyak kan informasi mengenai orang tanpa gejala yang masih tetap
bisa menularkan virus corona ini pada orang lain. Apalagi, kalau sampai bertemu
orang tua yang sudah lanjut usia dan lebih rentan terhadap virus. Duh, jangan
sampai ya kedatangan kamu malah membuat orang-orang di sekelilingmu terancam
wabah.
Jadi, anggaplah kita ini sebagai pembawa virus sehingga kita bisa lebih
berhati-hati dan menjaga jarak aman dengan banyak orang.
- Jadilah pemutus rantai penyebaran wabah
Untuk kamu, saya, dan banyak orang di dunia yang sering bertanya kapan
wabah ini akan berakhir, sekaranglah saatnya untuk ambil bagian menuju jawabannya.
Dengan tetap di rumah saja dan menunda mudik, berarti kamu sudah berkontribusi
untuk memutus rantai penyebaran wabah covid ini.
Kalau kamu berkilah dengan, ‘ah, masih banyak orang yang melanggar PSBB
kok, jadi kalau saya sendiri yang tertib, gak akan signifikan dong.’ Sepertinya
pemikiranmu harus direset ulang, hehe. Kebaikan sekecil apapun, bisa dimulai
dari diri sendiri lho. Siapa tahu kamu jadi inspirasi untuk tetanggamu yang
nekat mau mudik juga.
Baca juga : Kerinduan Saya Akan Pesisir Barat
Sedih karena gak mudik? Walaupun sampai saat ini, saya memang belum pernah
merasakan lebaran sendiri di kampung orang, tapi saya bisa ikut merasakan
kesedihan. Dulu pernah tinggal diluar Lampung, tapi lebaran selalu bisa pulang.
Sampai menikah, ternyata jodohnya masih di Lampung walaupun beda
kota/kabupaten. Jadi masih aman aja saat yang lain ribut mempersiapkan mudik.
Lebaran tahun lalu |
Sekali lagi, tahan dulu aja mudiknya. Percayalah, bukan kamu aja yang
kangen keluarga. Keluarga besarmu juga kangen kamu sangat. Biarlah tak bertemu
lebaran ini tapi bisa membawa kemaslahatan untuk banyak orang. Berikhtiar untuk
mencegah penyebaran covid lebih penting daripada memaksakan kehendak untuk
bertemu keluarga. Oke!
4 komentar:
Poin kedua tuh bener banget, Mbak. Paling baik kita jaga kesehatan sambil menganggap bahwa kita juga bisa menulari orang lain. Jadi selalu pakai masker di tempat umum dan jaga jarak. Khusus soal lebaran, jangan sampai kita malah menulari orang tua kita, kan. Mendingan di rumah dulu aja.
Nah iya mba.. betul. Gemes banget liat berita, banyak yang maksa mudik, bahkan di bandara soeta aja sudah mengular antriannya..
iya mba, saya lebaran tahun ini tidak mudik selagi masih kerja di kota tetap di sini adalah pilihan terbaik.
Iya pak teguh, tetap di rumah adalah pilihan yang bijak ya..
Posting Komentar