Ketemu lagi.. :D :D
Ini cerita hari ke dua yah. Nah, setelah semalam beristirahat di Pulau Sebesi, jam 03.00 dini hari, kami harus bangun dan segera menuju ke kapal yang akan membawa kami ke Pulau Krakatau. Sebenernya tidurku gak terlalu nyenyak sih, karena takut bangun kesiangan haha. Jadi, malah sering kebangun dan lihat jam. Belum jam 3, tidur lagi. Bangun, belum jam 3, tidur lagi, gitu sampai akhirnya beneran jam 3.00 WIB!
Yang belum baca bagian 1, boleh baca dulu ya!
Dengan berbenah diri sekedarnya (gak pake mandi karena kamar mandi cuma 2 dan pasti antri, juga karena masih jam 3.00 subuh), kami menuju dermaga. Disana sudah berjejer kapal-kapal untuk membawa kami ke Pulau Krakatau. Karena hari masih gelap, jadi kami asal naik saja salah satu kapal. Tadinya mau naik di atas seperti kemarin, tapi nahkoda kapal memperingatkan untuk masuk ke dalam kapal semua. Demi keselamatan, maka kami turun ke bawah.
Ternyata, suasana di dalam kapal cukup sempit sehingga kami hanya bisa duduk berdempetan dengan posisi duduk yang tidak bisa leluasa berubah. Karena ombak cukup tinggi dengan keadaan kapal yang lumayan pengap, aku sedikit mabuk. Maka, selama perjalanan, aku hanya bisa memejamkan mata dan menengadah agar tak semakin mual. Juga, dalam pejaman mata, aku selalu mensugesti dengan kata-kata indah seperti,
"Rasakan ombak ini, Lia. Rasakan ayunannya dan bayangkan kau berada di playland dengan wahana baru". Lumayan ampuh lho, haha!
Setelah perjalanan selama kurang lebih tiga jam dengan ombak yang meliuk-liuk, sakhirnya rombongan sampai juga di Pulau Anak Krakatau. Leganya mendapati hari sudah mulai terang. Aku sempat mengabadikan matahari terbit sebelum sarapan nasi uduk.
|
Lega menemukan matahari setelah mabuk laut |
Sebenarnya, kawasan Anak Gunung Krakatau adalah kawasan cagar alam yang dilindungi dan hanya sebagai tempat konservasi. Makanya, sebelum kesana, rombongan harus izin dulu dengan BKSDA setempat dan waktu pendakian tak boleh berlama-lama, juga hanya sebatas sekitar 200 meter saja. Kalau memang tahun depan tidak ada lagi kegiatan seperti ini, tak apa. Setidaknya aku sudah pernah kesana dan tidak penasaran lagi, hehe.
|
Menginjakkan kaki disini rasanya tuh, wow banget! :D |
Setelah sarapan, rombongan mulai mendaki. Melewati hutan dengan pohon tinggi dan lebat, rasanya seperti membersihkan paru-paru hehe. Udaranya segar dan ditambah masih pagi juga, jadi gak terlalu lelah. Tiba di sebuah tempat yang cukup luas dan terang, aku bisa melihat tingginya puncak Anak Gunung Krakatau. Tidak lupa, mengabadikannya terlebih dahulu.
|
Dan aku belum percaya aku bisa naik ke atas sana |
Nah, perjalanan menuju puncak dimulai dari sini. Aku sempat khawatir bisa atau gak nih naik ke atas sana karena memang pertama aku kesini tanpa persiapan apa-apa. Latihan lari atau jalan jauh pun gak, alhamdulillah ada kenalan yang rupanya dia sudah sering mendaki (makasih Mbak May, tanpamu aku apa :D)
Selama mendaki, aku jarang melihat ke belakang. Bukan apa-apa, tapi rasanya takut saja karena di bawah sana ada hutan dan lautan. Juga, aku berusaha menjaga nafas biar gak ngos-ngosan. Lumayan sih, menghemat tenaga. Tiba di lereng yang agak tinggi (aku gak tau sebutan yang tepat apa), aku begitu terpesona dengan puncak hitam yang menjulang tinggi di depanku. Ini Anak Gunung Krakataunya!
Melihatnya dari dekat, aku mengucap tasbih. Begitu anggun dan tenangnya gunung ini. Tapi kalau membaca sejarahnya, tak bisa kubayangkan bagaimana ngeri dan dahsyat letusannya. Aku mengarahkan pandangan ke sekeliling dan sekali lagi takjub dengan apa yang ada di belakangku. Persis seperti gambar-gambar yang dibuat semasa aku kecil tentang gunung yang dibawahnya ada lautan serta pepohonan. Seperti itulah yang kulihat.
|
Masih tak bisa berpaling dari pemandangan yang satu ini |
Cukup lama aku tak bisa berkata-kata. Ini benar-benar pengalaman pertama yang serunya tak terbayangkan sebelumnya. Mungkin karena aku memang belum pernah mendaki sebelumnya ya, jadi masih agak alay gitu haha.
|
Niat banget nampang di depan gunung yak, hehe |
|
sepertinya akan berat ya ajakan ini? hehe |
|
dan ini juga :D |
Setelah cukup memandangi sekeliling dengan takjub, kami serombongan diminta segera turun kembali. Sebenarnya masih ingin disini sih, membayangkan bagaimana awal mulanya tempat ini tercipta. Dari papan informasi di depan gerbang, aku sedikit mengerti tentang bagaimana bisa terbentuk Anak Gunung Krakatau ini, juga berimajinasi mungkin tahun-tahun berikutnya Anak Gunung Krakatau ini yang akan meletus.
|
papan informasi sejarah Anak Gunung Krakatau |
|
jalan yang kami lalui, cukup landai memang |
Menjelang siang, kami bersiap kembali ke Dermaga Bom, Kalianda. Aku masih belum bisa melepas pandangan dari sosok tinggi besar di atas sana. Semoga kawasan ini selalu lestari.
|
sampai jumpa lagi.. |
Kalau kata teman sekamarku, mendaki itu bikin ketagihan lho! Sepertinya ini benar, haha. Mungkin kalau ada kesempatan mendaki gunung yang lain, aku mau ikut. Tentunya dengan persiapan yang lebih.
|
bersama beberapa teman yang sudah sering mendaki |
Oh iya, masih ada kelanjutan ceritanya lho dari keseruan rangkaian Festival Krakatau. Sampai ketemu lagi di tulisan bagian ke 3, hehe.