Haiii
Ketemu lagi sama aku... :D #pake gaya alay gitu, hehe. Oke,
ada waktu sedikit sepulang kerja sambil nunggu Mamas jemput aku. Meneruskan
cerita yang kemarin, ehem, masih nuansa wedding yang kayaknya masih terus
bersambung sampai tua. Aamiin...
Seperti janjiku di edisi kemarin, kali ini aku mau posting
tentang orang-orang di balik layar yang sudah berhasil membantu acaraku meriah
dan berkesan. Siapakah dia?
First, orang-orang dapur yang bantu-bantu masak. Istilah
dalam masyarakatku, rewang. Yap, biasanya yang rewang untuk dapur adalah para
ibu dan perempuan baik yang sudah menikah atau yang belum menikah. Tapi
kebanyakan sih ibu-ibu, secara mereka lebih pengalaman dalam hal masak-memasak.
Kalau para gadis atau yang masih dianggap lebih muda, biasanya ada di bagian
dalam rumah, mengurus hal-hal yang lumayan bersih (gak belepotan bumbu,
maksudnya) seperti bungkus kue dalam kotak, atau bantu siapin suvenir.
Kalau di tempat tinggalku, masih banyak tetangga-tetangga
yang datang untuk rewang, bahkan dari 3 hari menjalang hari-H. Kalaupun untuk
masakan pada hari-H pakai orang panggung (semacam orang sewaan khusus untuk
mengurusi hidangan tamu pada hari-H), ibu-ibu yang rewang ini bantu-bantu masak
untuk yang bantu-bantu itu (agak ribet ya bahasanya hehe). Para lelaki biasanya
bantu untuk mengantar punjungan alias makanan dalam rantang atau mangkuk untuk
orang-orang yang diundang atau lebih pada orang-orang yang lebih dihormati.
Bujang dan bapak-bapak biasanya sampai larut malam untuk menunggu sambil ngobrol.
Istilah kami, lek-lekan. Khususnya pada malam menjelang hari-H.
Ibu-ibu juga diamanahi untuk mengurus saudara-saudara si
tuan rumah yang datang. Biasanya orang tua mempelai kan hanya duduk di kursi
pelaminan mendampingi putra putrinya, makanya mesti ada yang ngurus saudara
atau besan yang datang, biar gak dicuekin gitu. Trus, pas pulang ada yang
dibawa seperti kue-kue atau lauk.
Nah, inilah mereka yang berjasa di balik layar dapur...
|
Walaupun cape tapi masih bisa senyum ya, hehe |
|
Bapak-bapak yang cuci piring :) |
Next, bulek yang buat penampilanku jadi beda banget, hehe.
Bulek Yati dan asistennya yang dari dua bulan sudah aku cereweti masalah tema
untuk acaraku. Bulek ini kebetulan juga temen ibuku dan sudah jadi langganan
kalau ibu ada acara yang perlu tata rias gitu. Jadi sudah kenal lah dan lebih
mudah untuk mengkomunikasikan gimana keinginanku.
Dua bulan sebelum hari-H, memang sudah aku pesan dan aku
bilang temanya pink. So, dari tenda, sarung kursi, dekor pelaminan dan
lain-lain, kalau bisa warna pink dan putih, atau senada. Sempat kewalahan sih
katanya cari warna pink dan mematchingkannya, khususnya tenda. Tapi pada
akhirnya ada juga tuh hehe.
Untuk make up, dari awal memang aku sudah pesan untuk gak
terlalu tebal make up-nya, pokoknya yang minimalis dan natural aja lah. Dan
yang terpenting adalah masalah model jilbab yang aku keukeuh banget aku gak mau
dililit-lilit (kayaknya gak bisa noleh gitu), trus gak mau cukur alis.
Alhamdulillah.. berhasil ngelobi si bulek dan jadilah seperti yang aku
inginkan.
|
Gak dipakein blush on juga sudah merona kok, bulek.. hihi :P |
|
ehm, mataku jadi lebih lebar, cyiiinnn :D |
Selanjutnya adalah sang fotografer. Ini nih yang sempat cari
kesana kemari. Secara, aku gak bisa terlalu percaya sama orang sebelum aku
lihat hasil kerjanya seperti apa. Trus, aku juga mau hasil fotonya nanti
berkesan banget dan seolah bercerita, gak hanya sekedar gambar mati yang
biasa-biasa aja.
Jadi, aku coba cari sang fotografer yang bergaya casual
bisa, formal juga gak masalah. Rekomendasi ibu sih juru foto yang memang dia
sudah biasa jadi juru foto acara pesta, tapi kok aku gak sreg aja. Nah, ketemu
lah sama temen SMP yang ternyata sudah jadi fotografer, dan memang biasa
menangani acara pesta. Tanya-tanya dan nego-nego, cocok lah, tapi ternyata si
dia salah ingat tanggal. Sudah mau aku fix-in, katanya sudah dibooking di
tempat lain. Hyaaaa...
Sudah agak galau sih karena waktu yang sudah gak lama lagi.
Akhirnya ada rekomendasi dari seorang teman juga. Tanya-tanya, lihat-lihat
hasil fotonya, nego-nego, jadi deh! Gak mengecewakan, dan harganya juga cukup
terjangkau. Inilah sebagian hasilnya...
|
Eheeemmm, pengarah gayanya itu lho >,< |
|
Pinky banget, cucok |
|
Sok romantis gitu deh, haha |
|
No comment, it's too good! |
Karena aku suka puisi, makanya dia minta beberapa potongan
puisi yang kutulis untuk jadi pelengkap di foto itu. Cucccoookkk banget! Love
it!
Sayangnya sang fotografer ini cuma bisa mentok sampe sore
aja, padahal acara sampe malam. So, untuk malam dengan sangat terpaksa pakai
dokumentasi pribadi aja. Lagipula, tamu-tamu sudah gak terlalu ramai lagi, juga
si bulek perias pun sudah pulang. Alhasil selepas maghrib aku pakai jilbab
tanpa kreasi yang se-ulala sebelumnya, hehe.
|
sayang gak fokus fotonya... |
|
Dayang-dayang :D |
Masih banyak sih sebenarnya orang-orang yang berada di balik
layar yang sudah membantu melancarkan acara kemarin, tapi maaf sekali gak bisa
disebutkan disini satu per satu. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua.
Aamiin..
Baiklah, rasanya cukup sampai disini dulu coretan kali ini. Kita
sambung di tulisan berikutnya ya. See you next time :-*