Judulnya ada 'Bagian'-nya, niat banget mau nulis cerita yang panjang. Iya lah.. karena memang perjalanan yang nanti saya ceritakan disini akan panjang sekali. Dari judulnya saja ada plus plusnya.
Baiklah, saya awali dengan...
"Kita mau jalan-jalan bulan Desember, siap-siap ya." Itu kata mbak ipar saya beberapa bulan yang lalu di tahun 2017 (secara ini sudah 2018). Setahun lalunya memang keluarga dari suami sudah jalan-jalan juga ke Kuningan. Judulnya bukan jalan-jalan biasa, tapi lebih kepada silaturahmi ke keluarga.
So, dari awal itu kata-kata itu meluncur, saya sudah niat banget gak ambil cuti sebelum Desember hehe. Juga, siap-siap tabungan karena sudah dirancang jalannya gak hanya sampai Kuningan saja, tapi lanjut sampai ke Jogja.
Nah, ketika Desember datang, makin mantap kabar tentang jalan-jalan ini. Tapi, sempat agak menciut dan merubah rencana karena ternyata mobil gak cukup untuk menampung peserta. Alhasil yang bakal tereliminasi adalah saya dan suami, hiks! Rencana pun mulai dirubah, dengan alternatif bawa dua mobil, jadi akan lebih banyak lagi yang bisa berangkat (maklum, ini keluarga lumayan besar, baik secara fisik maupun secara arti kata, hihi).
Saya juga sempat buat rencana lain yang lebih bersifat pribadi dengan suami. Karena sudah niat ambil cuti di bulan Desember, maka kalau gak jadi ikut ke Kuningan, saya harus jalan-jalan ke tempat lain. Yah, hitung-hitung bulan madu lagi haha. Tapi, rupanya ada ponakan yang gak jadi ikut karena ayahnya baru pulang (kerjanya di luar kota). Saya gak tau sih apa harus senang atau gak hehe, karena itu berarti saya dan suami bisa jadi ikut.
Satu kegalauan hilang, eh ada lagi kegalauan yang lain. Rencananya waktu itu, kami berangkat dari Lampung tanggal 25 Desember dan pulang dari tujuan akhir Jogjakarta pada tanggal 1 Januari. Kalau dihitung secara logika, tanggal 2 Januari belum tentu akan sudah sampai di Lampung, sedangkan saya harus masuk kerja kembali di tanggal 2 Januari. Galaunya berlanjut lagi deh. Antara potong jalur secara pribadi atau tidak ikut sekalian.
Kalau potong jalur secara pribadi, saya harus cari tiket kereta atau pesawat dari Jogja ke Lampung. Cari-cari lewat agen online, masyaallah.. di tanggal 31 Desember sudah ludes! Ada tersisa tiket pesawat langsung Jogja-Lampung tapi harganya gak ramah banget di kantong, hampir 1 juta. Hiks! Kalau naik kereta pun, kursi yang harganya agak miring sudah tidak tersedia lagi. Kalaupun ada, harganya di kisaran Rp 500.000,-an sampai Jakarta. Kalau dihitung-hitung, akan sama seperti naik pesawat. Asli deh galaunya buat berfikir ulang. Sempat bilang ke suami, minta pendapat para kakak di Bandar Lampung untuk hal ini. Alhamdulillah ada jalan keluar.
Dan, keputusan yang diambil baru bisa fix di tanggal 24 Desember! Jadi, dalam waktu kurang dari sehari, saya harus beberesan baju dan segala perlengkapan yang akan dibawa. Crowded banget deh kalau ingat hari itu. Pasalnya, pas tanggal 24 Desember itu, ada beberapa agenda juga yang harus dilakukan. Arisan di komplek, ke pasar bareng adek yang datang dari Belitang, dan ternyata tas yang sudah disiapkan beberapa hari lalu pun gak cukup, jadi harus balik ke rumah ibu untuk ambil koper T,T
Untuk mengantisipasi saya yang sudah harus masuk di tanggal 2 Januari, maka saya pun harus menyiapkan seragam kerja untuk hari itu. Takutnya kalau tiba di Lampung tanggal 1 Januari malam, gak keburu lagi untuk nyetrika kan. Sore menjelang maghrib saya baru bisa menyelesaikan pengepakan baju ke koper. Suami juga sudah ribut sih harus jalan ke Bandar Lampung sebelum malam benar-benar gelap. Alhasil, dengan ngos-ngosan, periksa sekeliling rumah, saya dan suami berangkat ke Bandar Lampung karena besok selepas subuh sudah harus mulai jalan. Di jalan menuju Bandar Lampung, saya masih sempat keingetan lantai rumah yang belum sempat disapu dan baju-baju yang baru diangkat dari jemuran dan belum masih menumpuk di kasur, haha. Biarlah.
Sampai di rumah Mamak di Bandar Lampung, saya sempat syok karena lihat tas-tas besar yang sudah dikumpulkan di ruang tamu. Pengen ketawa geli rasanya dan berfikir apakah semua tas ini muat dalam satu mobil? Hehe. Sayangnya gak ada fotonya ya. Tapi, itulah keasyikan tersendiri kalau jalan-jalan bareng keluarga, bawaannya banyak, dibawa senang aja.
Selepas subuh, akhirnya semua tas terangkut juga. Bismillah... dan goooo to Kuningan!
|
Abaikan tumpukan barang di belakang (untung buntelan di atas mobil gak keliatan hehe) |
Oke, ini baru bagian #1 ya. Masih prolog ternyata, haha. Cerita intinya di bagian-bagian selanjutnya. Tunggu besok lagi ya.. see u!