Judul :
Sehidup Sesurga Denganmu
Penulis :
Asma
Nadia
Jumlah Halaman :
x+334 halaman
Penerbit :
KMO
Indonesia
Tahun terbit :
Maret 2020
Novel ini bercerita
tentang perjalanan seorang perempuan bernama Dyah Ayu Rembulane. Perempuan yang
sejak kecilnya selalu berada dalam masa sulit karena kehilangan ibu kandung ketika
melahirkan adiknya. Ia merasa selalu disalahkan karena memiliki adik adalah
permintaan yang selalu ia sampaikan berkali-kali pada ayah dan ibunya.
Sehidup Sesurga Denganmu karya Asma Nadia |
Kehilangan ibu kandung, membuat ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Semenjak itulah kehidupan Dyah dan saudara-saudaranya dipertaruhkan. Sebab, ibu tirinya ternyata hanya baik dan lembut saat di depan ayahnya. Sementara, ketika ayahnya bekerja keluar kota, ibu tirinya bagai nenek sihir yang mengubah anak-anak ayahnya menjadi pembantu tanpa gaji.
Ingin terlepas dari
jerat ibu tiri, Dyah dan kakak-kakaknya pergi mencari pekerjaan di luar kota. Dyah
yang saat itu baru lulus SD harus menjadi pembantu dari satu rumah ke rumah
lainnya. Hingga tiba pada satu majikan yang ia panggil dengan Bunda. Meskipun
Bunda sangat lembut tutur katanya, tetapi rupanya Bunda tidak memberi gaji
selama Dyah bekerja padanya.
Dyah yang tidak
punya pilihan, berusaha untuk terus bertahan daripada harus kembali pada ibu
tirinya. Dengan tekad kuat, ia pun kembali melanjutkan pendidikan dengan beasiswa.
Beranjak remaja, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan diluar yang bisa
memberinya pendapatan hingga bisa membiayai pendidikannya ke jenjang kuliah serta
mencarikan pembantu untuk Bunda.
Karena status
pembantu yang melekat padanya, kehidupan cintanya pun harus tumbang
berkali-kali sebelum mencapai pernikahan. Namun, pada akhirnya ia bertemu
dengan seorang lelaki yang tak pernah mempermasalahkan statusnya. Mereka pun
menikah.
Meski kini Dyah
telah memiliki usaha sendiri yang ia bangun dari nol, tetapi, takdir Dyah untuk
bisa bahagia bersama sang kekasih harus kandas kembali sebab laki-laki itu
ternyata tidak sebaik yang ia kira. Sekuat mungkin Dyah mempertahankan pernikahannya,
tetapi pada akhirnya berujung pada perceraian juga.
Menjalani usaha
sendirian dan menuntutnya untuk bisa lebih mengembangkan usahanya,
mempertemukannya pada teman lama di bangku kuliah. Diantara ketidaktahuan atas
status pernikahan keduanya, perasaan yang dulu sempat terselip di antara keduanya
berdesir kembali.
Baca juga : Terbius Aroma Karsa ke Dunia Lain
Sebenarnya, bagian
awal novel ini sangat menarik. Paragraf-paragraf di bab pertama novel ini buat
saya penasaran seperti apa cerita selanjutnya. Novel ini dibuka dengan sebuah
pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang perempuan.
Kenapa
cukup banyak gadis muda terpikat pada lelaki yang sudah beristri?
Lalu mengalirlah kalimat-kalimat
yang membuat saya belum ingin beranjak dari mode baca saya, hingga setidaknya
menyelesaikan satu bagian pertama novel ini. Kemudian, beberapa bagian memang
sengaja dibuat pergantian cerita yang berbeda. Kalau di film, seperti ada dua
adegan dengan tokoh berbeda yang sama-sama kuat. Juga ada quotes-quotes singkat
di setiap awal bagian.
Kebaikan seperti mata air
Tak pernah ia habis
Meski kadang mengalir
Setetes demi setetes
Salah satu quotes dalam novel ini |
Tapi, sayangnya, di
bagian-bagian selanjutnya saya mulai dilanda bosan dan mungkin kurang tertarik untuk
melanjutkan. Terlepas dari nama besar yang disandangnya dan kesukaan saya pada
Asma Nadia, jujur ini novel yang punya alur cerita monoton. Seperti sinetron
kebanyakan yang terkadang kita sudah bisa menebak cerita selanjutnya.
Entah karena saya
yang tidak paham atau memang demikian alurnya, Saya juga sedikit kebingungan di
beberapa bagian karena karakter tokoh yang kurang kuat dan cenderung tidak
konsisten. Tidak semua memang, tapi itu cukup menganggu saya.
Seperti misalnya,
di bagian pertama tokoh Dyah diajak menikah oleh seseorang yang sudah beristri.
Tetapi di bagian-bagian selanjutnya, saya tidak menemukan kelanjutan cerita
itu. Saya malah menemukan Dyah diperistri oleh seorang lelaki yang perangainya
kurang baik seperti yang sudah saya sebutkan di awal tadi.
Baca juga : Drama Papa Mama Muda
Tapi ada pesan moral yang bisa dipetik dari novel ini. Jangan pernah
menyerah dalam keadaan apapun. Dimana ada kemauan, disitulah ada jalan.