Yeeeyyy! Kita ke Monas! Agak lebay sih ya pas bis yang kami
naiki masuk gerbang kawasan Monas, Jakarta. Tapi begitulah, karena aku belum
pernah kesini, jadi aku agak lebay deh reaksinya haha. (Padahal cerita ke Monas nya mah paling belakang nanti).
|
Monasnya kekecilan :D |
Oke, ini jalan-jalan karena dibayarin. Tepatnya ada family
gathering gitu di tempat kerjanya Mamas. Jadi, jalan-jalan dengan rute
Jogja-Solo-Jakarta. Awalnya ragu mau ikutan, karena ini akhir tahun, dan
mungkin saja gak boleh minta cuti sama ibu HRD. Tapi akhirnya boleh juga karena
jatah cuti tahunan yang harus habis akhir bulan ini.
Kami berangkat Minggu pagi dan sampai Klaten hari Senin
pagi. Langsung menuju Umbul Ponggok. Awalnya aku kira ini hanya kolam renang
biasa, tapi ternyata lebih dari biasa. Kolam disini adalah kolam air tawar
langsung dari mata air (di spanduk pintu depan gitu). Kolamnya luas dan diisi
dengan banyak ikan. Jadi kalau mau berenang disini, ya berenang bersama
ikan-ikan :D, tapi tenang aja, tempatnya bersih kok.
Pemandu disana menawarkan foto bawah air dengan harga sewa
kamera sekitar Rp 100.000an (ini belum termasuk sewa perlengkapan menyelam dan
lain-lainnya). Sayangnya waktu itu aku gak ikut mandi disana, agak geli gimana
gitu sama ikan-ikannya hehe.
|
Abaikan mata sembab belum mandinya :D |
|
Ikannya banyak lho! |
|
Ceraaaahhh di hari yang mulai panas |
Setelah puas dengan wisata airnya, kami menuju Candi
Prambanan. Candi Hindu yang dibuat di abad ke 9 Masehi ini ternyata sudah
mengalami pemugaran beberapa kali. Aku kira dari ditemukan pertama kali sudah
cantik seperti ini wkwk. Ada beberapa candi di komplek ini dengan nama yang
berbeda. Kalau dari luar sih, tampaknya hampir sama. Tapi ketika masuk ke masing-masing candi itu,
patung yang ada di dalamnya berbeda-beda.
|
Pemandangan komplek Candi Prambanan dari pintu masuk utama (geser sedikit, hehe) |
|
Salah satu patung di dalam candi (aku lupa ini di candi apa) |
|
Keterangan biar gak bingung liat banyak candi |
|
Pemandangan dari arah pintu keluar (abaikan model berbaju merahnya, hehe) |
|
Cantik yaaaa |
Selain komplek candi, terdapat pula museum, penyewaan kuda,
penyewaan sepeda, taman rusa, dan penjual suvenir dan oleh-oleh. Museum yang
aku masuki memang sepi, waktu itu hanya ada aku dan dua orang pengunjung
disana. Entahlah, kenapa tak banyak orang yang tertarik masuk museum, padahal
di dalam sana banyak benda-benda bersejarah dan bisa dapat ceritanya dari
penjaganya.
Museum Prambanan terdiri dari beberapa ruang koleksi. Di tengah ruang koleksi itu terdapat pelataran luas yang memamerkan beberapa koleksi pula. Ada alat musik tradisional, jamu-jamu yang bisa dinikmati pengunjung, dan lukisan-lukisan.
|
Beberapa koleksi alat musik di pelataran Museum Prambanan |
|
Salah satu benda di Gedung Koleksi 1 (Temuan Wonoboyo) |
|
Salah satu koleksi di Ruang Koleksi II (piring dari berbagai tempat) |
|
Koleksi di Ruang Koleksi II (gelang dan perhiasan lain) |
Dari beberapa literatur, penemuan Wonoboyo ini dilansir menjadi salah satu penemuan yang penting, mengingat benda-benda temuan ini terbuat dari emas dan perak. Artefak yang diperkirakan berasal dari abad ke 9 di era kerajaan Mataram Kuno ini terdiri dari 14,9 Kg emas dan 2 Kg perak. Benda-benda yang ditemukan antara lain gelang, gayung, mangkuk, guci besar, dan lain-lain. Tapi penemuan Wonoboyo yang dipajang disini hanyalah replikanya saja, sedangkan benda aslinya kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Di Ruang Koleksi III, dipamerkan beberapa foto yang menceritakan tentang penemuan dan pemugaran Candi Prambanan.
|
Salah satu koleksi di Ruang Koleksi III |
|
Masih di Ruang Koleksi III |
Suvenir dan oleh-oleh yang dijual antara lain baju batik,
gantungan kunci berbentuk candi, sandal, tas, dan topi khas jawa, blankon. Kalau
waktunya banyak sih, aku pengen keliling dulu sambil naik kuda atau sepeda
berdua dengan Mamas. Tapi apalah daya, rombongan sudah akan berangkat lagi
menuju penginapan.
Kami menginap di salah satu hotel di kawasan Malioboro,
tepatnya di Jalan Sosrowijayan. Yes! Tempatnya dekat sekali dengan kawasan
pasar yang menjual oleh-oleh khas Jogjakarta. Aku dan Mamas memanfaatkan waktu
malam untuk jalan-jalan sebentar keluar. Beberapa tukang becak menawarkan
jasanya untuk berkeliling Malioboro dengan tarif cukup murah, hanya Rp
10.000,-!
|
Salah satu grup seni yang penampilannya memikat (ada penari yang pakai baju hijau itu) |
|
Wedang Ronde, lumayan menghangatkan badan di malam hari :) |
Sepanjang jalan ke arah titik nol kilometer, banyak sekali angkringan dan penjaja makanan. Memang Jogja berhati nyaman. Suasana dan tempatnya juga nyaman. Terakhir kali aku ke Jogja tahun 2012, dan ini sudah berbeda (atau waktu itu aku yang gak lihat ini itu?). Pengamen disana juga nyeni, angklungan istilah disana. Jadi, kita tuh ngerasa gak rugi untuk ngasih uang ke mereka karena kita pun menikmati penampilannya.
Aku dan Mamas coba sate yang dijual di pinggir jalan. Penjualnya ibu-ibu dengan logat Madura kayaknya. Harganya per porsinya murah banget! Rp 10.000,- sudah dapet 1 buah ketupat dan 7 tusuk sate ayam campur sate telur puyuh. Memang porsinya gak nendang sih, tapi sudah gak penasaran kan kalau sudah nyoba? Hehe. Lanjut dengan beli wedang ronde yang hangat dan sedep itu. Hm, asik lah pokoknya.
Ok, hari ke dua dan ke tiga dilanjut besok yaaaa... see u next time :-*