11 Maret 2025

Tips Pembelajaran Kepenulisan Dari Pengalaman Pribadi

Halo!
Jadi, ceritanya seorang teman menawari saya sebuah tugas. Katanya mengajar ekstra kurikuler kepenulisan untuk anak-anak kelas 10. Rentang waktunya hanya dua bulan sih dan hanya ada pertemuan sekali setiap minggunya. 

Ditawari begitu, saya menanggapinya dengan tertawa, antara lucu dan bertanya-tanya, serius kah? Bukan apa-apa, dari dulu saya gak pernah punya pekerjaan sebagai guru. Baik guru les, guru paruh waktu, apalagi guru fulltime. Terlebih lagi ini untuk mengajar di sebuah sekolah yang lumayan terkenal di Bandarlampung.

Eskul Kepenulisan
Saya dan anak-anak

Sampai saya harus berfikir berulang kali karena mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, saya harus menitipkan anak kecil saya yang masih berusia sekitar 14 bulan waktu itu karena jam mengajarnya pagi di hari kerja. Kedua, jarak antara rumah dengan sekolah lumayan jauh. Ketiga, apakah benar saya bisa?Teman saya itu antusias sekali. Dia meyakinkan kalau saya bisa, mampu, dan mumpuni. Rayuan gombal penuh maut, pikir saya haha. 

Tapi, setelah mengingat, menimbang, dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang akan dilibatkan, akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Toh, ini mengajar kepenulisan yang katanya saya sendiri yang akan buat materinya. Dan yah, saya mencoba untuk menularkan sedikit ilmu yang saya punya selama ini.

Hingga tiba saatnya saya datang ke sekolah itu untuk membicarakan kontrak terkait pembelajaran selama dua bulan itu. Oh iya, sebelumnya saya diminta untuk langsung mengajar. Materinya pengenalan secara umum. Tahu gak sih, saya sudah effort banget menyusun materi untuk 8 kali pertemuan dengan pembahasan yang sebisa mungkin akan optimal. 

Begitu pertemuan dengan pihak sekolah, semua ambyar! Rupanya ini bukan ekstra kurikuler seperti bayangan saya. Ini materi bidang P5 di sekolah mereka dengan mengangkat tema kepenulisan. Dan tujuan akhirnya adalah membuat satu buah buku per siswa. Mereka harus menuliskan impian-impian mereka dalam satu buku itu. 

Kalau eskul kan pasti hanya siswa yang berminat saja kan yang bergabung. Tapi kalau ini mata pelajaran yang wajib, ya berarti semua siswa, baik yang berminat atau tidak, suka atau tidak, punya keterampilan menulis atau tidak, semua harus ikut. Ya kan? Dan, disitulah tantangan dimulai.

Kalian tahu gak sih bagaimana perasaan saya ketika itu? Dag dig dul pol! Seumur-umur, baru kali ini mengajar anak SMA di sebuah sekolah. Sudahlah memang saya ini tipe paling enggan tampil di depan, malah ditambah harus mengajar selama delapan kali pertemuan. Duh!

Tapi, kaki saya sudah berdiri di sekolah ini, sudah di depan pintu kelas dengan anak-anak yang menunggu di dalam. Masa mau balik badan lagi?


Pengalaman Pertama

Memang ya, jam terbang itu gak bisa bohong sih. Jujur saja, saya agak gugup waktu pertama kali menyampaikan materi. Mana kesan pertama juga biasa aja lagi. Malah saya merasa terkesan belum siap pagi itu. Makanya, setelah jam mengajar berakhir, saya evaluasi lagi bahan ajar, materi, dan proses selama belajar berlangsung.

Pertemuan selanjutnya, saya merasa lebih siap dengan apa yang ingin saya sampaikan. Anak-anak juga tampak bisa lebih menerima materi yang saya sampaikan. Tapi ya memang benar, setiap anak itu punya karakter berbeda, juga setiap generasi punya semacam karakteristik yang berbeda pula.

Tentu saja, cara belajar dan menyampaikan materi juga jauh berbeda karena pada masa sekarang, anak-anak dituntut untuk lebih aktif dalam belajar. Pengajar juga dituntut untuk lebih melek teknologi karena media pembelajarannya bukan hanya papan tulis dan kapur lagi, melainkan audio visual yang lebih menarik.

Dari pengalaman saya itu, saya berkesimpulan bahwa untuk memulai dan dalam proses pembelajaran, dibutuhkan kreatifitas dan improvisasi. Apalagi untuk mata pelajaran khusus yang notabene tidak semua anak punya minat dan bakat di dalamnya.

Sedikit Tips

  • Pada pertemuan awal, sebaiknya tentukan peraturan kelas terbelih dahulu. Peraturan kelas ini bisa dibuat bersama dengan pengajar dan anak-anak supaya mereka juga merasa dilibatkan dan bukan karena satu pihak saja. Misalnya, apakah boleh membawa gadget, makan dan minum, keluar masuk kelas, dan sebagainya. Semua ini akan mempermudah berjalannya proses belajar selama dalam kelas.
  • Sebelum memulai materi, sebaiknya lakukan ice breaking dulu. Menurut saya ini cukup membantu mengkondisikan suasana belajar, menaikkan mood anak-anak dan pengajar juga, serta membantu meningkatkan konsentrasi.
  • Buat anak-anak sedikit berfikir ringan sebelum masuk pada materi inti. Bisa diberikan sedikit tugas ringan atau pertanyaan yang sesuai dengan materi.
Wheel of name
Saya pakai aplikasi online gratis Wheelofnames

  • Selesai pemberian materi, adakan sedikit evaluasi atau kuis kecil tapi dengan cara yang tidak terduga. Misal pada pengalaman saya adalah menunjuk beberapa nama anak dengan menggunakan putaran roda nama (bisa pakai aplikasi atau buat sendiri pakai PP). Pengalaman saya, bagian ini jadi seru karena semua anak melihat proses pemilihan namanya dan bukan saya yang memilihnya. Atau bisa juga dengan membuat tugas per kelompok yang pembagian kelompoknya tidak dapat diprediksi.
  • Kalau memungkinkan, ikut juga berpartisipasi dalam pengerjaan proyek atau tugas. Pengalaman saya kemarin, saya juga ikut serta menuliskan impian-impian saya meski tidak semua saya posting di grup kelas. Ini bisa memicu semangat anak-anak dan memberi inspirasi, baik dari segi impian maupun cara menuliskannya.
  • Lakukan kegiatan belajar mengajar ini dengan perasaan senang meskipun mungkin tidak semua anak bisa mengikuti materi dengan baik (mungkin karena memang tidak ada minat dasar atau kurang tertarik).

Impian-Impian Mereka

Pada pertemuan terakhir saya di kelas, saya tidak menyampaikan materi inti lagi. Saya lebih memilih mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dipelajari. Saya melihat beberapa dari mereka ada yang mencatatnya, sebagian lagi hanya mengingat-ingat dan lainnya mengikuti jawaban temannya.

Saya menghabiskan waktu dengan memberi tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Sekalian saya ingin melihat bagaimana potongan-potongan materi yang saya berikan per pertemuan itu bisa diserap semuanya atau tidak oleh mereka.

Tugasnya adalah membuat satu tulisan impian mereka. Kali itu sudah harus lengkap karena saya sudah memberikan semua materi dari pertemuan pertama hingga pertemuan ke tujuh sebelum ini. Dan, tebaklah apa saja impian mereka ini!

Lembar impian
Lembar impian

Ini saya pilih beberapa saja ya.

Nonton Theater JKT48
Karena melihat orang-orang pergi ke theater JKT48 yang ada di FX Sudirman, Jakarta, saya ingin pergi kesana dan melihat oshi saya. Tapi itu nanti jika saya sudah memiliki penghasilan sendiri dan berumur 19 tahun.

Mempunyai Kapal Pesiar
Saya ingin mempunyai kapal pesiar karena saya mempunyai impian untuk keliling dunia. Dan itu saat saya sudah berumur 30 tahun. Saya akan mengajak keluarga saya untuk menaiki kapal yang akan kubeli, dan saya harus berusaha keras untuk mencapai impian tersebut.

Menjadi Sabar
Sabar itu impian setiap orang. Aku mau jadi orang yang selalu sabar dalam setiap hal, tidak memandang hal apa yang terjadi. Keinginanku satu ini karena terispirasi dari guruku ketika aku SMP. Aku ingin menjadi orang yang sabar sama sepertinya. Sekarang aku sedang berusaha untuk menjadi orang yang selalu sabar dalam hal apapun.

Melihat Ruang Angkasa
Pertama-tama saya harus memiliki roket pribadi yang keren dan memiliki tempat landas pribadi. Dan saya pergi ke luar angkasa dan melihat semua planet yang ada di semesta ini.

Bisa Sedekah 100 Juta
Kenapa? Karena saya ingin mempunyai tabungan akhirat yang banyak. Sebenarnya bisa sedekah 100 juta juga saran orang tua, jadi gak tau mau nulis apa. Kapan? Saya ingin sedekah 100 juta kalau saya sudah sukses menjadi dokter hewan atau peternak.

Setiap orang punya impian masing-masing dan saya berharap impian mereka akan terwujud satu per satu di kemudian hari. Kalau kalian, punya impian apa?

Baca juga : Bermimpilah

08 Maret 2025

Review Buku Anak "Aku Mau Tau Semua! 1"

Halo!
Orang yang sudah mengenal saya sejak lama, mungkin sudah tahu kalau saya ini gemar sekali baca buku. Hampir semua jenis bacaan saya lahap. Mulai dari majalah, novel, cerpen, puisi, sampai bacaan non fiksi seperti pengetahuan umum dan artikel lepas. Memang bukan kutu buku banget sih, tapi setidaknya, kalau ada uang jajan lebih, saya mending investasi ke buku daripada makanan atau pakaian.

Kalaupun memang buku itu cuma sekali dibaca, jenis novel atau fiksi lain misalnya, ya gak apa-apa. Juga kalau ada orang bilang, belanja buku cuma dibaca sekali, selebihnya nganggur. Hm, kata siapa nganggur? Buktinya banyak buku saya yang raib entah kemana karena sering dipinjam sana-sini tapi kelupaan gak balik, huhu. Artinya, selepas saya membaca, masih ada orang lain yang mungkin bisa membacanya juga tanpa harus beli, ya kan?

Buku aku mau tau semua
Buku Aku Mau Tau Semua


Nah, semenjak saya jadi ibu, saya juga ingin menularkan kegemaran membaca saya ini. Bukan terobsesi ke anak harus punya selera dan kesukaan yang sama sih, tapi lebih pada berusaha menanamkan budaya membaca sedari dini.

Meskipun gak mungkin ya anak-anak sekarang itu gak pegang gadget, tapi saya ingin mengarahkan dan mengusahakan agar anak mencintai buku dan kegiatan membaca dulu. Jadi gadget pun bisa digunakan sebagai penambah wawasan dan bukan sekedar media tontonan video singkat yang gak jelas.

Ada beberapa buku yang saya belikan untuk anak perempuan saya. Mulai dari boardbook hingga buku biasa. Jujur, awal-awal memilihkan buku untuk anak itu, gak ada bayangan seperti apa. Paling cari aja pakai kata kunci buku anak. Ya banyak yang keluar. Salah satunya adalah buku berjudul Aku Mau Tau Semua ini.

Judul           : Aku Mau Tau Semua! 1
Penulis        : Aisyah W. Wardani dan Sulistiyo Wibowo
Halaman     : 108 Halaman
Cover          : Hard cover
Penerbit       : Visi Mandiri

Bentuk Fisik

Berbeda dari beberapa buku yang anak saya punya, buku ini punya ukuran yang super besar. Dengan ukuran 25x25cm, dia seperti membaca buku jumbo seukuran sepertiga tinggi badannya, hehe. Kebayang kan kalau kita orang dewasa disuguhi buku berukuran setengah meter?

Bagian cover dibuat tebal dengan lapisan karton dan sentuhan akhir laminasi glossy sehinnga mudah dibersihkan jika terkena kotoran atau cipratan air. Ilustrasi bagian cover juga mewakili pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam isi bukunya. 

Warna yang cerah dan kontras juga membuat anak lebih tertarik dan penasaran. Jangankan anak-anak, saya yang sudah berumur aja penasaran kok. Oh iya, dari judulnya, ini menandakan bahwa buku ini punya seri lebih dari satu. 

Buku aku mau tau semua
Bagian dalam buku

Lanjut ke bagian isi buku, rupanya kertas yang digunakan adalah kertas hvs biasa namun dengan ketebalan yang cukup sehingga tidak mudah lecek dan warna tetap cerah. Tapi ya memang kurang cocok sih untuk anak di bawah 3 tahun, karena rawan sobek. Walaupun sudah hati-hati juga, tetep aja ada celah untuk sobek pas membuka halamannya. 

Waktu anak saya pertama kali dibacakan buku ini sekitar usia 12 bulan, dia masih belum paham bagaimana membuka halaman dengan benar, masih barbar banget. Semakin kesini, saya ajarkan terus untuk membuka halaman dari ujung bawah buku satu per satu agar tidak sobek. Syukur, dia makin bisa dan meminimalisir sobekan.

Bagian ujung-ujung buku dibuat membulat tumpul, jadi aman dan menghindari luka goresan. Secara umum, desain fisik buku ini oke banget dan eye catching. Font judul di cover besar, tulisan di bagian isi juga besar dan berwarna warni di setiap judulnya.


Isi Buku

Kita lanjut ke bagian isi buku ya. Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi pengetahuan dasar yang seringkali jadi pertanyaan dari anak. Tahu sendiri kan namanya anak kecil itu rasa pengen tahunya itu banyak banget. Jujurnya, saya sendiri juga kadang bingung gitu kalau ditanya sama ponakan tentang hal-hal yang ada di sekitar kita sehari-hari.

Misalnya, kenapa sih kucing punya kumis? Atau kenapa kentut itu bau? Dan sebagainya. Memang sih anak saya belum sampai di fase bertanya 'kenapa', masih di fase sering bertanya ini apa atau itu apa.  Tapi, untuk anak yang lebih besar lagi, yang sudah lancar bicara dan sudah pandai mengamati keadaan sekitar, pasti akan muncul pertanyaan 'kenapa begini, kok bisa begitu?'. Karena memang, sebenarnya saya beli buku ini termakan promo sedang diskon juga waktu itu haha.

Nah, bagian isi dalam buku ini terbagi menjadi tiga kategori. Tubuh, hewan, dan fenomena alam. Masing-masing kategori terdiri dari pertanyaan dan jawaban uraian, lengkap dengan ilustrasi yang membuat anak makin mudah memahaminya.

Buku aku mau tau semua
Kategori Tubuh

Selain ada penjelasan atas pertanyaan yang ada, di buku ini juga dituliskan beberapa tips tambahan yang berkenaan dengan apa yang sedang dibahas. Misalnya, pada kategori tubuh, ada pertanyaan "Kenapa aku berkeringat?" setelah ada penjelasannya, dituliskan juga tips mencegah keringat berlebih.

Di bagian lain misalnya ada pertanyaan "Mengapa ada upil di hidung?" juga disertai penjelasan dan beberapa poin bagaimana cara membersihkan upil.

Buku aku mau tau semua
Kategori Hewan

Secara umum, buku ini sangat cocok untuk dibacakan pada anak yang usianya di atas 3 tahun karena memang di usia tersebut anak sedang dalam fase bertanya mengapa. Kalau bahasa saya, sedang dalam fase menghubungkan sebab akibat, dan menganalisa secara sederhana gitu. Untuk anak dengan usia di bawah 3 tahun mungkin bisa saja ya, tapi lebih baik disampaikan dengan bahasa yang lebih sederhana.

Buku aku mau tau semua
Kategori Fenomena Alam

Dari pengalaman saya pribadi, saya bacakan ke anak yang masih berusia di bawah 2 tahun, belum terlalu paham konsep kenapa. Jadi, paling hanya saya tunjukkan ini gambar apa dan bagaimana bisa terjadi.

Misalnya pada pertanyaan "Mengapa kulitku bentol saat digigit nyamuk?", saya akan ceritakan dengan singkat kalau digigit nyamuk itu kulit bisa bentol-bentol merah seperti di gambar. Saya juga tunjukkan bagian tubuhnya yang memang digigit nyamuk. Jadi dia bisa paham dan menyamakan informasi yang ada dalam buku dengan yang terjadi sebenarnya.

Lalu misal pada kategori hewan, ada pembahasan tentang kenapa ayam tidak bisa terbang. Saya sederhanakan saja dengan menunjukkan ada gambar apa saja disana sambil memintanya mengambil mainan ayam yang dia punya.

Ajaibnya, hal itu berefek baik lho. Dia jadi bisa menyamakan setiap informasi yang ada dalam buku dengan yang ada di sekitarnya di kemudian hari. Saya juga dibuat terkesan, saat suatu siang dia mengajak saya melihat ke arah bunga dari jendela sambil bilang "Mbun mbun mbun". Saya sempet bingung apa yang dimaksudnya, tapi saat saya tahu dia sedang membaca buku ini, saya baru mengerti. Rupanya dia ingin melihat embun di atas bunga. Saya baru ingat beberapa hari sebelumnya, saya menunjukkan ada embun disana.

Buku aku mau tau semua
Buku aku mau tau semua

Kesimpulannya, buku ini bisa jadi referensi untuk menambah pengetahuan dasar bagi anak-anak, juga bekal untuk orangtuanya yang kadang bingung kasih jawaban atas pertanyaan random anak-anak. Nah, bagaimana? Tertarik untuk membelikan buku ini untuk si kecil juga?

06 Maret 2025

Resensi Buku "Aku Suka Menghabiskan Makananku"

Halo!

Di postingan saya beberapa waktu yang lalu, saya sempat menulis tentang minimnya drama MPASI untuk si bayi saya. Gadis kecil ini sekarang sudah hampir 2 tahun dalam beberapa bulan lagi. Memang perjalanan MPASI gak semulus pipinya bayi, ada dramanya juga. Dan, saya baru menyadari dalam rentang usia 12-20 bulan, drama saat makan juga makin beragam.

Buku aku suka menghabiskan makananku
Buku aku suka menghabiskan makananku

Drama awal yang tadinya mungkin hanya peningkatan tekstur, diacak-acak, disembur, pengenalan rasa, dan awal-awal tumbuh gigi, sekarang bertambah lagi mulai ingin makan sambil bermain, serta makan yang gak habis di satu porsinya.

Jujur ya, kalau anak makan sedikit dan gak habis padahal porsinya itu sudah minim sekali rasanya jiwa ibu ini pengen emosi gak sih? Haha. Apalagi kalau masaknya sudah menguras waktu, tenaga dan semangat. Hanya orang-orang yang terbiasa menyuapi anak makan saja yang tahu rasanya.

Sebenarnya sadar sih kalau ada fase dimana anak memang gak nafsu makan. Ya sama lah ya dengan orang dewasa. Mungkin lagi gak enak badan, menu yang tidak sesuai lidah, rasa gak nyaman pas tumbuh gigi, atau bosan makan di tempat dan suasana yang sama setiap hari.

Kalau sudah begitu, segala cara bisa ditempuh demi ada makanan yang masuk dalam mulut anak. Bisa dengan ganti tempat, ganti piring makan, ganti sendok, ganti menu, dan jalan terakhir sambil bermain menyuapi 'teman-teman' boneka dan bercerita.


Kita Kulik Bukunya


Beruntungnya, saya ada buku cerita anak dengan tema yang cocok banget di saat-saat seperti ini. Judulnya Aku Suka Menghabiskan Makananku. Buku pemberian adik saya ketika si bayi ini usia 12 bulan lalu.

Judul           : Aku Suka Menghabiskan Makananku
Penulis        : Wiwien Widyawanti
Halaman     : 20 halaman
Cover          : Hard cover
Penerbit       : DAR! Mizan

Kita mulai dari bentuk fisik buku dulu ya. Seperti buku anak pada umumnya, buku ini berjenis boardbook yang punya cover tebal dan kokoh. Isi dalam buku juga tebal sehingga tidak mudah sobek. Tahu kan bagaimana prilaku anak usia 12-24 bulan itu saat dibacakan buku? 

Ujung-ujung bukunya juga tumpul untuk meminimalisir goresan pada kulit anak. Baik cover maupun isi dalamnya juga sudah dilapisi doff mengkilap dan halus.

Jujurnya saya baru sadar kalau ada pelapis begini, mudah untuk dibersihkan. Apalagi, beberapa waktu belakangan, anak saya ini gemar corat coret pakai krayon. Termasuk corat coret di bukunya ini. Tinggal hapus pakai penghapus karet biasa, bersih lagi. Asal bukan dicoret pakai pena aja, hihi.

Ukuran buku 17x17cm menurut saya pas banget untuk anak. Gak kebesaran atau kekecilan. Jadi mudah dibawa dan kalaupun dia ingin baca sendiri, gak susah.

Lalu, Buku Ini Bercerita Tentang Apa?


Tokoh dalam buku ini bernama Bolli. Berwujud seekor anak kucing bersama dengan kedua orangtuanya. Mungkin memang buku ini sudah berjodoh dengan anak saya ya, dia itu suka banget sama kucing. Gak heran, begitu buka lembar pertama, dia sudah antusias karena sudah kenal baik dengan karakter dalam bukunya.

Buku aku suka menghabiskan makananku
Buku aku suka menghabiskan makananku

Cerita dimulai dengan suasana pagi di meja makan. Bolli tiba-tiba tidak ingin menghabiskan makanannya. Ayah dan ibunya bergantian menanggapi dengan baik dan lembut sehingga Bolli setuju untuk menghabiskan kembali makanannya.

Cerita berlanjut saat istirahat di sekolah. Bolli dan teman-temannya -tidak hanya kucing, tapi juga ada kelinci, ayam, dan lain-lain- mulai membuka isi bekal mereka dengan riang gembira. Hingga tiba-tiba ada seekor bebek yang mengamati mereka dari luar pagar sekolah. 

Bolli dan teman-temannya menghampiri dan pada akhirnya mereka berbagi makanan. Cerita ditutup dengan bahagia dan menampilkan Ibu guru kuda yang memuji mereka karena sudah menghabiskan bekal dan berbagi pada sesama.

Buku aku suka menghabiskan makananku
Buku aku suka menghabiskan makananku

Bagi anak saya, cerita di buku ini ada pengaruhnya, apalagi di saat dia malas makan atau baru makan beberapa suap tapi sudah malas melanjutkan. Saya pasti mengulang cerita Bolli ini. Syukurnya, dia mau lanjut makan walaupun memang adakalanya ya gak mempan juga, haha.

Selain sebagai bahan cerita untuk membentuk sikap baik pada anak, buku ini juga bisa menjadi media melatih fokusnya. Ilustrasinya menarik, warnanya kontras, dan hanya ada satu sesi cerita dalam setiap 2 halaman terbuka. Jadi perhatian anak bisa tetap terkontrol dengan baik.

Satu lagi, saya suka ilustrasinya karena memang benda-benda dan tokohnya sudah tidak asing bagi si anak. Misalnya ada piring, gelas, botol minum, sampai telur ceplok dan nasi goreng di atas meja. Ilustrasi di sekolah juga sederhana dan mudah dikenali oleh anak, misalnya ada bendera dan arena bermain.

Oh iya, buku ini juga sudah menggunakan dua bahasa dalam ceritanya untuk melatih kemampuan berbahasa anak. Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tapi kalau untuk yang ini, anak saya masih belum terlalu paham sih karena memang ayah dan ibunya juga jarang banget ngobrol dan ngajak ngomong pakai bahasa Inggris. Jadi sewaktu dibacakan pakai bahasa Inggris, ya reaksinya biasa-biasa aja, diam, dan mungkin dalam hatinya si ibu lagi ngomong apa sih, gitu kali ya, hehe.

Buku aku suka menghabiskan makananku
Buku aku suka menghabiskan makananku

Karena memang beda banget sih reaksinya ketika saya menceritakannya dalam bahasa Indonesia. Misalnya saja saat si Bolli mengajak Cici teman kelincinya menghampiri Beki, disana ada percakapan,
"Cici, Beki melihat kita terus. Kita hampiri yuk!"

Anak saya akan langsung bereaksi dengan bilang "Gak" sambil menggeleng (padahal gak pernah saya ajari untuk jawab percakapan seperti ini, ahaha. Kok bisa-bisanya dia jawab begitu, duuhh!). Berbeda dengan ketika saya membacakan ceritanya dalam bahasa Inggris, dia tidak akan bereaksi (ya mungkin karena belum paham apa yang saya katakan).


Tapi, gak apa-apa. Melihat dia paham apa yang dibacakan untuknya saja, saya sudah merasa bahagia, apalagi kalau ada bonusnya dia paham juga dalam bahasa asing.

Membaca Buku Anak Ala Saya

Buku aku suka menghabiskan makananku
  • Saya selalu membacakan buku dengan nada bercerita, bukan hanya membaca datar. Bahkan saya juga sering membedakan suara tokoh-tokoh di dalamnya, apalagi kalau tokohnya hewan. Intonasi juga harus pas agar cerita mengalir dan mudah ditangkap oleh pola pikir si anak. Misalnya, saya akan meniru adegan berbisik sambil bersuara pelan yaang ilustrasinya ada di halaman 13.
  • Saya juga selalu menunjuk objek secara detail dan memancing keingintahuannya. Misalnya, ada bagian Bolli dan Bunda pergi ke sekolah naik sepeda dengan ilustrasi jalan yang banyak arahnya. Saya akan bercerita sambil menunjuk jalannya melewati apa aja. Amazing, saya pernah mendapati anak saya membaca buku sendiri sambil meniru gaya saya.
  • Di buku ini banyak sekali yang bisa digali dengan anak. Misal, ada objek apa saja di sekolah, makanan apa saja yang dibawa, dan hewan apa saja teman-teman Bolli ini. 
Buku aku suka menghabiskan makananku
Anak saya membaca buku

Secara umum, buku ini bagus dan cocok untuk pengenalan bersikap baik bagi anak, khususnya di usia pra sekolah dan mulai sekolah TK. Masyaallah.

Nah, kalian tertarik untuk bacakan buku ini pada si kecil juga? Tulis di kolom komentar ya!