“Jadi sekarang di rumah aja? Ngapain?”
Kadang
ada beberapa orang yang bertanya tentang pekerjaan saya, dan ketika saya jawab
di rumah aja, begitulah tanggapannya.
Dulu,
saya punya mimpi jadi bidan, perawat, dokter atau profesi semacam itu yang
berhubungan dengan merawat dan mengobati orang sakit. Tapi, karena ada kendala
ekonomi yang membuat saya tak bisa masuk kuliah di jurusan itu, ya akhirnya
saya ambil jalur lain.
Selepas kuliah, inginnya kerja di tempat yang sesuai dengan bidang ya, tapi lagi-lagi Allah menakdirkan jalan lain. Saya merantau ke Palembang dan bekerja di salah satu lembaga zakat disana. Hampir dua tahun jauh dari orang tua, saya balik kampung dan kecemplung di perhotelan. Sungguh jauh lagi dari latar belakang jurusan kuliah, hehe.
Kalau memang rezekinya dari sana ya gak apa-apa. Bagi saya, yang penting pekerjaan yang saya jalani ini berkah dan bisa menghasilkan pendapatan yang halal. Mulailah saya belajar menjadi hotelier yang baik, bagaimana melayani tamu dengan ramah dan sopan. Dan profesi sebagai hotelier ini saya jalani selama sekitar tujuh tahun. Lama ya?
Tuntutan
pekerjaan yang mengharuskan saya multitasking membuat saya belajar banyak hal.
Jujur, saya malah bersyukur karena kalau gak begni, mungkin saya hanya bisa
mengerti satu atau dua pekerjaan saja. Di kemudian hari, tuntutan pekerjaan itu
menjadi awal saya membangun usaha sendiri di kemudian hari.
Tujuh
tahun dan akhirnya saya keluar dari profesi sebagai hotelier. Kegiatan
sehari-hari jadi benar-benar berubah total. Dari yang awalnya saya selalu
bergegas berangkat pagi, pulang sore dan hanya libur saat hari Minggu dan
tanggal merah, kini tanggalan jadi terasa merah semua karena full di rumah
saja.
Baca juga : Cerita Awal Masuk Hotel
Awalnya
sempat bengong sih, haha. Mau ngapain ya di rumah aja? Memang sebelum keluar
dari hotel juga sudah kepikiran akan buat usaha sendiri seperti percetakan dan
jadi penulis lepas. Tapi kan gak bisa langsung dapat orderan ya. Jadi
hitung-hitung saya meliburkan diri dulu. Menikmati waktu bebas di rumah dulu,
istirahat untuk mengecas ulang diri dulu.
Hingga
pada waktunya, saya memberanikan diri memasang plang di depan rumah. Sederhana
sekali, hanya selembar banner untuk memberi tanda bahwa saya membuka jasa
desain dan percetakan. Sedikit-sedikit mulai deh ada orderan.
Teknik
marketing yang pernah saya pelajari dari hotel pun saya coba terapkan untuk
usaha saya ini. Hasilnya, bagi saya cukup signifikan. Orang-orang mulai
mengenal saya sebagai tukang desain dan percetakan segala macam, hehe. Ya mulai
dari cetak banner, undangan segala acara, segala jenis kartu syukuran dan ID
card, juga suvenir. Apapun yang bisa saya jadikan peluang cetak mencetak, saya
jalani.
Di
sisi lain, menjadi penulis lepas juga seringkali menghasilkan kebahagiaan bagi
saya. Materi dan kepuasan diri. Job menulis mulai ada beberapa yang saya ambil.
Lumayan, kalau bisa dapat produk gratisan hanya dengan menulis ulasan. Job
berbayar juga mulai saya tekuni. Tanpa terasa, kini hari-hari saya sibuk lagi,
alhamdulillah.
Walaupun
kelihatannya hanya di rumah saja, tapi saya bahagia. Bekerja dari rumah tanpa
terlihat orang lain, bisa disambi beberes, disambi hobi yang lain, dan tentunya
bisa istirahat semau saya. Kalau lagi ada acara keluarga, ya tinggal kasih tahu
aja kalau sedang off.
Baca juga : Bosan Di Rumah? Coba Tips Ini
Nyaman? Sejauh ini saya nyaman sekali dengan profesi saya sekarang. Entah apa sebutannya. Ibu rumah tangga biasa yang punya sampingan sebagai penulis lepas dan pembuat segala macam produk cetak, hehe.
2 komentar:
Halo kak. Terima kasih atas sharingnya. Saya mau tanya, kalau penulis lepas gitu dapet jobnya gimana caranya ya?
Bisa gabung ke komunitas penulis atau blogger lainnya. Biasanya dari sana banyak info menulis dari sponsor. Tapi utamanya ya rajin nulis aja dulu, nanti brand juga akan menemukan penulis kok :)
Posting Komentar