Di
tulisan sebelumnya, saya pernah bilang bahwa saya punya hobi nonton film.
Banyak sih yang saya suka, mulai dari cerita ringan dan kocak, sampai cerita
serius yang mengundang air mata. Kali ini saya mau berbagi kesan sedikit
tentang 2 film animasi yang berkesan di hati saya.
School Rumble Season 1
“Suka,
kata yang ajaib, ketika aku mengatakannya dunia akan berubah. Hari ini aku akan
mengatakannya padamu.”
Tsukamoto Tenma |
School
Rumble sukses mengocok perut saya bahkan dari awal adegan. Mengisahkan tentang
dunia anak sekolah dan lika liku antara sahabat dan perasaan jatuh cinta ala
anak muda.
Adalah
Tsukamoto Tenma, seorang gadis kelas 2 SMA yang sangat menyukai Karasuma Oji,
teman sekelasnya yang pintar, rajin, pendiam, dan dingin. Sementara, ada Harima
Kenji, seorang preman paling kuat di sekolah itu yang menyukai Tsukamoto Tenma.
Jadi, secara garis besarnya serial ini mengisahkan tentang saling kerjarnya 3
orang anak remaja, Harima mengejar Tenma, sedangkan Tenma mengejar Karasuma.
Adegan
diawali dengan hari pertama sekolah, dimana Tenma berharap akan sekelas dengan
Karasuma. Di waktu yang sama, Harima Kenji yang sudah mencuri dengar bahwa
Tenma berada di kelas 2C juga sangat berharap akan sekelas dengannya. Padahal,
Harima Kenji tidak naik kelas karena kenakalannya.
Keberuntungan
berada di pihak Tenma, dimana Karasuma ternyata sekelas dengannya. Tetapi, baru
beberapa saat mendengar kabar baik itu, Tenma dibuat sedih lagi ketika tahu
bahwa Karasuma akan pindah sekolah keesokan harinya.
Karasuma membaca surat dari Tenma |
Malam
hari, Tenma tidak bisa tidur dan ia berfikir harus melakukan sesuatu sebelum
Karasuma pergi. Akhirnya ia menulis semua perasaannya selama ini ke dalam surat
cinta yang sangat panjang. Di pagi harinya, Karasuma membaca gulungan surat
cinta yang ia temukan di loker sekolah.
Tenma
yang mengintainya secara sembunyi-sembunyi begitu senang Karasuma masih
membacanya hingga akhir dan berharap ia mengerti kalau Tenma menyukainya.
Sayangnya, Tenma lupa memberi nama pengirim pada suratnya, rencananya untuk
mengungkapkan perasaan pada Karasuma, gagal sudah.
Tapi,
takdir yang manis menghampiri Tenma. Karasuma tidak jadi pindah sekolah dan itu
membuat Tenma senang. Di lain pihak, Harima juga ingin mengungkapkan
perasaannya pada Tenma dengan cara mengirim surat dan membuat janji temu pada
sore hari di belakang sekolah. Tanpa disangka, ketika Harima akan menemui
Tenma, ada musuh yang menantangnya berkelahi di waktu dan tempat yang sama.
Khayalan Harima Kenji |
Tenma
membaca ulang surat yang diberikan Harima, tapi situasinya sama pula dengan apa
yang dialami Tenma pada Karasuma. Surat dari Harima tidak tertulis namanya.
Harima pun gagal untuk mengungkapkan perasaannya pada Tenma.
Serial
yang diangkat dari komik berjudul sama ini memang terlihat biasa saja, tapi
sang penulis bisa menyajikannya dalam bentuk komedi yang membuat saya
terpingkal-pingkal. Sebanyak 26 episode serial ini, saya tidak berhenti
tertawa. Apalagi dengan endingnya yang bikin saya gregetan.
Serial
ini wajib banget ditonton kalau butuh penyegaran karena ceritanya yang ringan,
tapi kocaknya kebangetan.
Baca juga : 5 Drama Seri Sekolahan Favorit
The Grave of Fireflies
Berbanding
terbalik dengan serial School Rumble, film The Grave of Fireflies ini berhasil
membuat air mata saya berderai-derai. Film ini mengisahkan tentang kakak
beradik bernama Seita dan Setsuko yang menjadi korban perang tahun 1945. Ibunya
meninggal terkena serangan bom dan mereka berdua harus mengungsi ke rumah
kerabat jauhnya di daerah lain.
Seita dan Setsuko |
Tetapi
harapan akan diterima baik oleh kerabatnya itu bagai hilang ditelan bumi. Seita
dan Setsuko menerima berbagai cacian dari kerabatnya hingga akhirnya ia diusir
dari rumah itu. Keduanya pun tinggal di bawah kolong jalan, di pinggir sungai.
Hari-hari
mereka lalui dengan ketidakpastian akan bagaimana kehidupan mereka berlangsung.
Persediaan makanan yang selalu menipis bahkan tidak ada sama sekali, membuat
Seita pontang panting mencari kesana kemari. Bahkan, mencuri tanaman dan
makanan pun ia lakukan untuk bertahan hidup.
Tinggal
di tempat yang tak layak dan kekurangan makanan membuat Setsuko sakit parah
hingga meninggal. Seita membakar mayat adiknya dan mengumpulkan abunya ke dalam
kaleng permen kesukaan Setsuko. Kesedihan mendalam yang dialami Seita
membuatnya hidup tak tentu arah lagi. Hingga ia pun ditemukan meninggal di
tengah stasiun dengan masih menggenggam kaleng permen berisikan abu adiknya.
Banyak
hal yang diajarkan dari film ini. Terutama rasa kemanusiaan yang sangat langka
ketika ada perang. Keadaan yang runyam dan penuh kesedihan digambarkan dengan
sangat bagus, seperti banyaknya mayat yang bergelimpangan di jalan, orang-orang
yang terluka di gedung penampungan, hingga suara tangisan bayi dan orang-orang
yang kehilangan keluarganya.
Kalau
mau menonton film ini, saya rekomendasikan untuk bawa tisu sekotak. Sedihnya
itu akan berasa dari awal hingga akhir film. Oh iya, saya baru tahu kalau film
animasi ini juga ada live action-nya. Saya belum nonton versi lengkapnya sih,
hanya melihat sekilas cuplikannya. Hampir mirip lah. Satu-satunya yang buat
saya malas nontonnya adalah saya gak ingin ikut sedih.
Apalagi
kalau menyangkut nyawa manusia, kehilangan orang tersayang, dan peperangan.
Yah, memang bagaimanapun, peperangan itu pasti akan membawa kesedihan.
Oke, itu dia dua film animasi yang berkesan di hati saya. Kamu suka film yang mana kira-kira?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar