19 April 2022

Beberapa Tingkah Kucing Yang Membuat Saya Sedih dan Bahagia

Apakah kamu penggemar kucing? Kalau iya, kita samaan. Saya meyukai kucing, sangat suka bahkan. Tingkahnya yang lucu, menggemaskan, dan kadang menyebalkan itu bisa membuat mood saya membaik hanya dengan melihatnya.

Tingkah kucing
Ucil dan dua anaknya

Tapi, jujurnya, saya bukan tipe orang yang merawat full seperti anak sendiri, dikasih tempat spesial dalam rumah, atau bisa tidur seranjang bareng mereka. Saya suka kucing, tapi hanya sebatas memberi makan dan memberi belaian ketika mereka datang pada saya, wkwk.

Cerita sedikit ya. Kucing di rumah saya ini bukan kucing mahalan, hanya kucing kampung biasa yang tiba-tiba datang ketika saya pindah rumah waktu itu. Warnanya hitam semua dengan sedikit putih di bagian kakinya.

Karena selalu saya kasih makan, maka kucing itu terus datang lagi dan lagi. Gak apa-apa deh, bisa jadi teman dan penjaga rumah dari binatang lain yang mungkin saja membahayakan. Sampai sekarang, kucing hitam ini sudah beberapa kali melahirkan, tapi anehnya, anak yang bertahan hingga sekarang hanya ada satu ekor. Namanya Ucil.

Ucil ini pun sudah beberapa kali melahirkan, dan mungkin sudah keturunan emaknya, jadi hanya ada 2 ekor pula yang bertahan. Namanya Ruru dan Nuning. Nah, si Ruru ini sekarang juga sudah melahirkan anaknya. Belum tahu akan bertahan berapa ekor, hehe.

Dari sekian banyak tingkah kucing, tentunya ada yang bisa membuat saya sedih dan bahagia. Apa itu?

Tingkah Kucing Membuat Sedih

Kamu tahu kan kalau kucing itu suka mendeteksi makanan yang ada di rumah kita? Nah, begitu pun kucing yang ada di rumah saya. Kucing hitam yang sekarang sudah jadi nenek buyut itu pun pernah membuat saya sedih sekaligus jengkel.

Lebaran beberapa tahun lalu, saat saya baru saja menyelesaikan masakan rendang. Saya taruh di mangkuk besar di atas lemari makan yang terbuka. Pas saya tinggal sebentar dan balik lagi kesana, si kucing hitam sudah melahap sepotong daging rendang yang dia ambil dari mangkuk besar itu. Uniknya, rendang dalam mangkuk itu tidak berantakan sama sekali. Jadi mungkin si kucing ini hanya mengambil sepotong di pinggir lalu dimakan di lantai.

Sedih sih karena harus memasaknya kembali. Saya tahu ada sebagian orang yang bahkan bisa makan sepiring berdua dengan kucing, tapi kalau saya ya harus dibuang di bagian yang sekiranya sudah disentuh kucing itu.

Untungnya, perbuatan nakal kucing hitam ini gak ditiru sama keturunan-keturunannya. Saya ajarkan dari kecil kalau mereka mulai naik kursi atau meja, saya pukul telinganya dan saya bilang ke mereka.

“Gak boleh naik meja dan ambil makanan ya. Kan sudah dikasih makan sendiri.”

Ada lagi tingkah kucing yang membuat saya sedih. Mencakar gorden jendela. Ya, ini memang biasa dan sudah resiko apabila punya kucing yang aktif di rumah. Gorden saya jadi korban, ya gorden ruang tamu, ya gorden jendela kamar juga. Sudahlah dibuat ayunan, digigitin, dicakar-cakar, sampai dibuat tempat persembunyian ketika saya ingin memarahi mereka.

Kucing lucu
Sesil dan Ruru masih kecil

Jadi, jangan heran kalau gorden di rumah saya sudah gak mulus lagi. Masih mending sih gak sampai robek, hanya gores-gores dan ‘mbrudul’ (saya gak tahu istilah yang lebih Indonesia dari ini, haha).

Tingkah Kucing Membuat Bahagia

Tapi, dari beberapa tingkah kucing yang membuat saya sedih itu, ada banyak yang bisa membuat saya bahagia, bahkan tertawa karena lucunya.

Saya menyukai tingkah lucu kucing ketika mereka mau bermain bersama saya. Ya beginilah bagian hidup dari orang yang belum dikaruniai anak, mainnya sama kucing, hehe. Ketika saya panggil namanya, mereka segera menghampiri, itulah kebahagiaan kecil yang saya rasakan.

Kucing lucu
Ucil waktu masih kecil

Saya merasa senang ketika saya pulang dari manapun, mereka akan menyambut saya sampai depan pintu. Lebih ke minta makan sih mungkin. Bahkan sering lho, saya dan suami mendapati si kucing hitam dan Ucil berlari beriringan dengan kami sampai depan pintu. Padahal mereka sedang entah dari mana, tiba-tiba saja muncul.

Baca juga : Bahagia Paling Sederhana

Kucing-kucing ini juga sering mengantar suami saya ke masjid. Terutama si kucing hitam. Ketika suami saya pergi ke masjid, dia mengikuti sampai pertengahan jalan, menunggu hingga suami saya kembali. Serasa punya pengawal kan ya?

Walaupun sebenarnya kucing-kucing saya itu nomaden, tapi kalau beberapa hari salah satu dari mereka gak datang ke rumah, rasanya saya atau suami mencari-cari. Dan ketika pada akhirnya kembali datang, saya sering ajak ngobrol mereka. Bertanya kabar atau bertanya dari mana saja selama beberapa hari tidak pulang.

Mungkin terdengar konyol ya ngobrol dengan kucing, tapi percayalah, kucing itu teman ngobrol yang paling bisa diandalkan. 

Tidak ada komentar: