Saya
pernah punya impian bisa jadi penulis seperti Halvy Tiana Rosa dan Asma Nadia.
Dulu, mereka berdualah yang jadi motivasi saya bisa terus menulis seperti
sekarang. Sebelum ada blog, memang tulisan saya tersebar dimana-mana (di balik
halaman kosong bahan kuliah, di buku catatan, di komputer *kirain di media gitu
ya, haha).
Semenjak ada blog, hampir semua tulisan saya yang banyak macamnya itu tumpah ruah di blog. Segala curhat gaje, resep ala-ala, review macam influencer, dan segala bentuk tulisan ada disana. Saya memang sengaja kumpulin jadi satu biar mudah kalau sewaktu-waktu pengen baca lagi, ya tinggal cari aja disana. Gak perlu bongkar-bongkar catatan dan file, apalagi sudah berkali-kali ganti komputer dan laptop.
Blog
juga jadi semacam media untuk saya dengan tujuan mencipta sejarah. Ya siapa
tahu aja pas saya sudah gak ada, masih ada orang yang pengen kenal saya seperti
apa. Setidaknya bisa kenal lewat tulisan kan? Tapi, secara umum sih untuk saya
pribadi. Saya bisa menjejaki sejarah saya juga di masa lalu. Ternyata pernah
alay juga nulis di blog, haha.
Serius
lho ini. Kalau kamu sudah punya blog dari tahun 2000an dan masih dipakai sampai
sekarang, coba deh baca ulang tulisan-tulisan pas awal ngeblog dulu. Kadang ada
yang bikin ketawa karena memang isinya lucu, kadang ketawa karena gaya
bahasanya yang masih khas masa muda, kadang bikin merenung juga, kok bisa ya
dulu nulis seperti ini? Atau malah ada yang bisa memutar kenangan kembali. Dulu
ada di peristiwa apa. Dulu ada dimana. Dulu seperti apa.
Baca juga : Selalu Ada Alasan Untuk Ngeblog
Saya
sendiri, sering menjejaki blog diri sendiri hanya untuk menyadari bahwa waktu
memang berlalu begitu cepat. Banyak perubahan yang terjadi. Baik di diri saya
sendiri, maupun di blog itu sendiri. Dari saya sendiri, misalnya gaya bercerita
saya yang lebih santai, dan lebih mendalam seperti investigasi. Di blognya,
banyak perubahan template, lebih tertata dan sudah menjurus ke formulasi SEO
walaupun belum ahlinya.
Satu
hal yang pasti, saya berharap blog saya bisa jadi salah satu referensi bacaan
di kala santai, kala butuh pencerahan, kala butuh resep receh, kala butuh
cerita apa adanya. Apakah harapan ini terlalu muluk?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar