16 April 2021

100 Puisi Indonesia Terbaik 2008 ; Pencapaian Tertinggi

Pencapaian tertinggi di hidup

Duh, apa ya? Saya merasa belum mencapai apa-apa di usia yang sudah beranjak tua begini *tepok jidat lalu mulai tertawa miris. Kalau diingat-ingat, ada sih prestasi-prestasi kecil yang bisa membuat saya semangat lagi kala mengingatnya. Tapi rasanya itu bukan pencapaian tertinggi selama hidup saya.

Saya ini termasuk orang yang moody, sering berubah mood, bahkan terlalu sering. Termasuk juga dalam hal target dan pencapaian dalam hidup saya. Dulu, saya semangat sekali untuk menulis target-target dalam hidup, apalagi kalau sudah akhir tahun dan menjelang tahun yang baru. Wuihh, bisa berderet-deret target itu saya tulis.

Tapi, untuk menjalaninya, kadang saya butuh mood dan kemauan yang cukup besar. Misal nih ya, saya punya target untuk rajin ngeblog. Nyatanya, saya pernah sampai beberapa bulan gak posting tulisan sama sekali. Gaje banget kan saya? haha. Ketika saya ingat lagi punya target itu, saya harus ekstra kuat membangkitkan semangat dan mood untuk menulis. Untungnya punya komunitas blogger macam Blogger Perempuan ini, jadi bisa lirik-lirik tulisan orang dan mulai terinspirasi *peluk unch!

Oke, balik lagi ke pencapaian tertinggi dalam hidup saya. Hm, setiap orang pasti punya impian masing-masing ya. Entah itu bisa jalan-jalan berkeliling dunia, menerbitkan buku sendiri, membuat film, atau menyelesaikan suatu proses yang membanggakan. Tapi, menurut saya, ini hal yang relatif. Mungkin bagi sebagian orang, hanya menyelesaikan satu novel saja dianggap biasa, tapi bagi orang lain itu satu pencapaian paling tinggi dan membanggakan.

Begitu juga dengan saya. Rasanya pencapaian tertinggi saya adalah satu sajak saya pernah masuk dalam buku antologi bergengsi menurut saya, waktu itu dan sampai sekarang.

100 Puisi Indonesia Terbaik 2008, Anugerah Sastra Pena Kencana.

Buku Puisi Indonesia Terbaik 2008
Buku 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008

Itu judul bukunya. Sudah lama sekali ya. Memang, tapi bagi saya, itulah pencapaian tertinggi saya selama ini dalam hal menulis sajak. Dulu, saya memang punya impian tulisan saya bisa diterbitkan dalam bentuk buku. Keren aja sepertinya. Sudah jadi penulis beneran, hehe.

Ternyata, impian saya memang benar-benar terwujud walaupun itu bukan buku saya sendiri. Tapi yang membanggakan adalah, tulisan saya itu salah satu dari 100 puisi se-Indonesia yang didalamnya juga ada sastrawan idola saya, Sapardi Djoko Damono. Satu buku dengan sastrawan legendaris? Wah! Wah! Wah!

Saya benar-benar tidak menyangka waktu itu akan terpilih dan ketika buku itu benar-benar berada di tangan saya, hati ini rasanya meruah, bahagia dan ingin melompat-lompat, haha. Rasanya tidak ada kata lagi yang bisa menerjemahkan perasaan saya kala itu.

Kenapa? Karena itu terjadi secara tiba-tiba. Tidak ada kompetisi apapun sebelumnya yang mengharuskan saya untuk mengirim naskah. Tidak ada jadwal apapun yang menandakan akan ada pemilihan sajak seperti itu sebelumnya. Tidak ada pemberitahuan yang menyatakan bahwa ketika saya mengirim puisi, bisa berkesempatan untuk dibukukan dengan sastrawan se-Indonesia. Tidak ada sama sekali.

Saya hanya mengirimkan tulisan ke media cetak seperti biasa. Menunggu selama beberapa waktu untuk akhirnya ada pemberitahuan akan dimuat. Lalu saya senang. Lalu selesai sampai disitu. Saya benar-benar tidak berharap lebih jauh bahwa beberapa bulan kemudian, berbulan-bulan, kabar itu menghampiri saya. Bahkan waktu itu saya sempat curiga ini penipuan, wkwk.

Baca juga : Sedramatis Apa Puisi Ini?

Saya memang tidak tahu takdir akan membawa saya pada pencapaian apa dan perasaan bagaimana. Tapi, satu hal yang saya ambil hikmahnya dari sini adalah, lakukan saja yang terbaik dari diri saya. Apapun itu. Selama saya melakukan dengan baik dan sepenuh hati, ia akan membawa saya pada takdir yang baik. Itu! *lakukan dengan gerakan khas milik Bapak Mario Teguh, hehe.

Sekarang, giliran kamu dong yang cerita. Apa pencapaian tertinggi dalam hidupmu selama ini?

Tidak ada komentar: