27 April 2021

Bahasa Daerah vs Bahasa Internasional, Pilih Mana?

Bicara tentang bahasa, di dunia ini setidaknya ada lebih dari 6000 bahasa berbeda dari bahasa etnis hingga bahasa nasional yang dipakai sehari-hari. Di Indonesia saja, ada lebih dari 700 bahasa yang dipakai penduduknya. Pertanyaannya, sebagai orang Indonesia, saya sudah menguasai berapa bahasa?

Tepok jidat sih kalau harus jawab pertanyaan itu, haha. Masalahnya, saya hanya menguasai Bahasa Indonesia saja, itupun mungkin kalau diperhatikan oleh ahlinya masih banyak yang salah. Lha apalagi bahasa daerahnya, duh!

Bahasa Daerah vs Bahasa Internasional
Belajar bahasa apa ya?

Nah, di postingan kali ini, saya akan berbagi tulisan tentang apa saja sih bahasa yang ingin saya kuasai? Cek this out!

Bahasa Daerah

Saya lahir di daerah yang berbeda dari daerah keturunan saya. Orangtua saya asli Jawa Tengah, tapi saya lahir di Lampung. Seharusnya paling tidak saya bisa kedua bahasa daerah tadi ya. Tapi, ternyata saya hanya paham apa yang dibicarakan oleh orang dalam bahasa Jawa kasar (istilah bahasa sehari-hari yang tidak mempedulikan status sosial atau tingkat kesopanan). Sedang bahasa Lampung sendiri, saya angkat tangan duluan.

Sewaktu di sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, sebenarnya sudah diajarkan muatan lokal bahasa Lampung berikut aksaranya. Tapi entah kenapa sampai saat ini saya masih belum paham apa yang dibicarakan orang ketika menggunakan bahasa daerah lahir saya itu. Boro-boro mau hafal aksaranya, terjemahnya saja saya gak bisa.

Sementara itu, untuk bahasa Jawa, dari sekolah TK sampai kuliah pun gak ada mata pelajaran itu. Mungkin karena memang bukan muatan lokal, jadi ya kalaupun bisa, itu karena orangtua dan lingkungan saja.

Sebenarnya, lingkungan saya juga sebagian besar memakai bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Tapi, karena di rumah, keluarga pakai bahasa Indonesia ya saya gak terbiasa pakai bahasa daerah untuk berkomunikasi di luaran. Itulah kenapa saya ingin bisa sedikit menguasai bahasa daerah. Setidaknya bahasa Jawa halus yang kalau dalam istilah keraton disebut Kromo Inggil.

Kalau lebaran pas sungkem sama orangtua, saya agak malu karena gak bisa pakai bahasa seperti itu. Saya juga masih banyak gak pahamnya kalau mendengar bahasa itu. Paling yang saya tahu hanya sedikit sekali karena sering terdengar, semisal, sinten yang berarti siapa, asma yang berarti nama, griyo yang berarti rumah tempat tinggal, dan sebagainya yang biasa terdengar saat bertanya kabar kala lebaran.

Baca juga : Tradisi Lebaran yang Masih Eksis

Menguasai bahasa daerah memang gampang-gampang susah sih. Kalau mau cepat lancar ya harus langsung praktek, ya kan? Tapi kalau lawan bicaranya juga gak bisa bahasa daerah, ya putus juga akhirnya komunikasinya.

Menurut saya pribadi, menguasai bahasa daerah juga sama artinya melestarikan budaya. Ikut serta dalam mengenalkan identitas asal dan biar generasi selanjutnya gak lupa kalau di Indonesia itu ada banyak bahasa.

Bahasa Internasional

Setelah ingin menguasai bahasa daerah, saya ingin juga menguasai bahasa internasional, bahasa Inggris. Kalau ini sih memang sudah diajarkan dari sekolah dasar ya, jadi sudah lumayan bisa lah walaupun belum pro banget.

Sewaktu SMP, nilai bahasa Inggris saya lumayan di atas rata-rata. Bahkan saking saya ingin bisa, saya sampai menerjemahkan buku lembar kerja dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Disitulah saya mendapat nilai A+, haha.

Keinginan saya untuk bisa lancar bahasa Inggris, saya tingkatkan lagi dengan mengambil kursus bahasa Inggris berjenjang yang cukup dipercaya. Nilai saya tinggi memang, tapi sayangnya saya tidak bisa ikut ujian dan dapat sertifikat karena sering absen, haha. Akhirnya ya sudahlah saya lepas kursus dan belajar otodidak.

Sedikit tips kalau kamu juga ingin menguasai bahasa apapun, harus terbiasa mendengar dan berbicara dengan bahasa itu. Misal kamu ingin menguasai bahasa daerah, ya cobalah untuk memakainya dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar. Biasanya malah bisa lebih akrab kan kalau pakai bahasa daerah?

Kalau ingin menguasai bahasa internasional, semisal bahasa Inggris, ya coba sering dengar percakapan untuk setidaknya melafalkan dengan benar kata per kata. Biasanya, teknik yang saya gunakan adalah dengan mendengarkan lagu atau menonton film. Kalau mendengar lagu, coba dengar liriknya lalu tuliskan apa yang didengar. Untuk mengoreksinya, baru cari lirik lagunya.

Oke, itu tadi dua bahasa yang ingin saya kuasai. Kalau kamu, pengen bisa dan menguasai bahasa apa nih? Bahasa Korea kah biar bisa nonton drakor tanpa subtitel? Hehe.

Tidak ada komentar: