Bicara tentang bahasa, di dunia ini setidaknya ada lebih dari 6000 bahasa berbeda dari bahasa etnis hingga bahasa nasional yang dipakai sehari-hari. Di Indonesia saja, ada lebih dari 700 bahasa yang dipakai penduduknya. Pertanyaannya, sebagai orang Indonesia, saya sudah menguasai berapa bahasa?
Tepok
jidat sih kalau harus jawab pertanyaan itu, haha. Masalahnya, saya hanya
menguasai Bahasa Indonesia saja, itupun mungkin kalau diperhatikan oleh ahlinya
masih banyak yang salah. Lha apalagi bahasa daerahnya, duh!
Belajar bahasa apa ya? |
Nah, di postingan kali ini, saya akan berbagi tulisan tentang apa saja sih bahasa yang ingin saya kuasai? Cek this out!
Bahasa Daerah
Saya
lahir di daerah yang berbeda dari daerah keturunan saya. Orangtua saya asli Jawa
Tengah, tapi saya lahir di Lampung. Seharusnya paling tidak saya bisa kedua
bahasa daerah tadi ya. Tapi, ternyata saya hanya paham apa yang dibicarakan
oleh orang dalam bahasa Jawa kasar (istilah bahasa sehari-hari yang tidak
mempedulikan status sosial atau tingkat kesopanan). Sedang bahasa Lampung
sendiri, saya angkat tangan duluan.
Sewaktu
di sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, sebenarnya sudah diajarkan
muatan lokal bahasa Lampung berikut aksaranya. Tapi entah kenapa sampai saat
ini saya masih belum paham apa yang dibicarakan orang ketika menggunakan bahasa
daerah lahir saya itu. Boro-boro mau hafal aksaranya, terjemahnya saja saya gak
bisa.
Sementara
itu, untuk bahasa Jawa, dari sekolah TK sampai kuliah pun gak ada mata
pelajaran itu. Mungkin karena memang bukan muatan lokal, jadi ya kalaupun bisa,
itu karena orangtua dan lingkungan saja.
Sebenarnya,
lingkungan saya juga sebagian besar memakai bahasa Jawa sebagai bahasa
sehari-hari. Tapi, karena di rumah, keluarga pakai bahasa Indonesia ya saya gak
terbiasa pakai bahasa daerah untuk berkomunikasi di luaran. Itulah kenapa saya
ingin bisa sedikit menguasai bahasa daerah. Setidaknya bahasa Jawa halus yang
kalau dalam istilah keraton disebut Kromo Inggil.
Kalau
lebaran pas sungkem sama orangtua, saya agak malu karena gak bisa pakai bahasa
seperti itu. Saya juga masih banyak gak pahamnya kalau mendengar bahasa itu.
Paling yang saya tahu hanya sedikit sekali karena sering terdengar, semisal,
sinten yang berarti siapa, asma yang berarti nama, griyo yang berarti rumah
tempat tinggal, dan sebagainya yang biasa terdengar saat bertanya kabar kala
lebaran.
Baca juga : Tradisi Lebaran yang Masih Eksis
Menguasai
bahasa daerah memang gampang-gampang susah sih. Kalau mau cepat lancar ya harus
langsung praktek, ya kan? Tapi kalau lawan bicaranya juga gak bisa bahasa
daerah, ya putus juga akhirnya komunikasinya.
Menurut
saya pribadi, menguasai bahasa daerah juga sama artinya melestarikan budaya.
Ikut serta dalam mengenalkan identitas asal dan biar generasi selanjutnya gak
lupa kalau di Indonesia itu ada banyak bahasa.
Bahasa Internasional
Setelah
ingin menguasai bahasa daerah, saya ingin juga menguasai bahasa internasional,
bahasa Inggris. Kalau ini sih memang sudah diajarkan dari sekolah dasar ya,
jadi sudah lumayan bisa lah walaupun belum pro banget.
Sewaktu
SMP, nilai bahasa Inggris saya lumayan di atas rata-rata. Bahkan saking saya
ingin bisa, saya sampai menerjemahkan buku lembar kerja dalam bahasa Inggris ke
bahasa Indonesia. Disitulah saya mendapat nilai A+, haha.
Keinginan
saya untuk bisa lancar bahasa Inggris, saya tingkatkan lagi dengan mengambil
kursus bahasa Inggris berjenjang yang cukup dipercaya. Nilai saya tinggi
memang, tapi sayangnya saya tidak bisa ikut ujian dan dapat sertifikat karena
sering absen, haha. Akhirnya ya sudahlah saya lepas kursus dan belajar
otodidak.
Sedikit
tips kalau kamu juga ingin menguasai bahasa apapun, harus terbiasa mendengar
dan berbicara dengan bahasa itu. Misal kamu ingin menguasai bahasa daerah, ya
cobalah untuk memakainya dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar.
Biasanya malah bisa lebih akrab kan kalau pakai bahasa daerah?
Kalau
ingin menguasai bahasa internasional, semisal bahasa Inggris, ya coba sering
dengar percakapan untuk setidaknya melafalkan dengan benar kata per kata.
Biasanya, teknik yang saya gunakan adalah dengan mendengarkan lagu atau
menonton film. Kalau mendengar lagu, coba dengar liriknya lalu tuliskan apa
yang didengar. Untuk mengoreksinya, baru cari lirik lagunya.
Oke, itu tadi dua bahasa yang ingin saya kuasai. Kalau kamu, pengen bisa dan menguasai bahasa apa nih? Bahasa Korea kah biar bisa nonton drakor tanpa subtitel? Hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar