Membaca
judul ini, saya rasanya pengen ketawa sendiri. Rasanya seperti akan mengumumkan
aib saya di hadapan publik, haha. Tapi demi menerima tantangan dari komunitas
blogger ini, saya rela, sungguh rela membeberkan fakta-fakta tentang saya yang
mungkin saja belum kalian ketahui.
Fakta Laela Awalia |
Tsundere
Tsundere
itu apa ya… diam-diam sayang, diam-diam peduli, diam-diam perhatian, padahal
kelihatannya cuek dan dingin. Faktanya memang begitu sih kalau menurut saya.
Beda tipis memang sama gengsi, haha.
Tapi,
serius ini lho. Walaupun kelihatannya saya ini pendiam, gak banyak omong,
kelihatan cuek sama orang, tapi jauh di dalam lubuk hati, saya ini
memperhatikan orang lain. Seringnya saya malah bingung mau mengapresiasikan
dengan bagaimana. Misalnya ketika ada orang yang sedang sedih dan butuh tempat
bercerita, sebenarnya saya bisa jadi pendengar yang baik tanpa banyak
kata-kata.
Atau
misal ada orang di sekitar saya yang butuh pertolongan, ya sebenarnya saya mau
dan suka hati untuk membantu. Tapi itu tadi, saya tidak mau terlalu terlihat di
depan. Saya lakukan saja diam-diam atau lewat perantara orang lain.
Romantis
Mungkin
fakta tentang saya yang satu ini sudah banyak orang tahu. Saya memanng
romantis. Apa-apa melankolis. Apa-apa didramatisir, haha. Tapi sekarang kadar
dramatisir itu sudah jauh berkurang kok seiring kedewasaan saya yang perlahan
tumbuh dalam diri ini.
Keromantisan saya ini memang sudah ada dari jaman dulu, kemungkinan besar sih keturunan dari ayah dan ibu saya. Benar, mereka berdua itu romantisnya gak ketulungan. Dulu saya pernah dapati buku harian (entah punya abah atau ibu, karena sudah gak utuh lagi sepertinya) yang berisi kata-kata manis untuk sang kekasih. Mungkin kecenderungan saya untuk suka menulis juga bisa jadi turunan.
Setiap
ada momen-momen bahagia, saya juga hampir selalu memberi ucapan menyenangkan,
semacam doa dan harapan. Misalnya Hari Ibu, ulangtahun, ulangtahun pernikahan
dan lain-lain. Bahkan di keseharian pun, saya suka buat ucapan-ucapan semacam
itu. Dulu waktu awal-awal menikah, saya juga sempatkan tulis ucapan selamat
makan di bekal suami. Sekarang? Gak lagi, haha. Selain tanggapannya biasa aja,
juga saya gak sempat buat-buat begituan lagi.
Baca juga : 5 Fakta Tentang Saya
Tidak dendam, tapi…
Nah,
fakta selanjutnya adalah sifat saya yang bisa disebut apa ya? Gak dendam sih,
tapi gak bisa lupa juga. Saya lebih memilih mendiamkan saja dan biarlah waktu
yang akan menguburnya. Ini lebih ke saat orang lain menyakiti saya atau
orang-orang yang saya sayangi.
Kalau ada orang lain membuat saya sakit hati, membuat saya merasa jatuh terhempas (mulai dramatisirnya), atau membuat saya merasa terasingkan, lebih baik saya menghindarinya. Tidak bertemu dengannya, tidak bicara apapun dengannya, tidak menjalin komunikasi apapun. Daripada bertemu dan membuat saya merasa terluka lagi, lebih baik cari jalan arah lain saja.
Bukan
memutuskan tali silaturahmi, tapi biarlah saya bertemu dengan orang-orang yang
baik saja, yang membuat saya merasa bersyukur bisa kenal dengan mereka.
Suka di balik layar
Dasarnya
orang introvert ya sukanya apapun di balik layar aja. Kerja di balik layar, di
belakang meja, ketutup layar laptop, tersekat dinding dan jauh dari hiruk pikuk
lalu lalang, hehe. Sampai pernah ada yang bilang ke saya begini,
“Kamu
itu beda banget antara di dunia maya dan dunia nyata. Di dunia maya, terasa
rame, banyak omong, tapi pas ketemu kok jadi pendiam.”
Yah,
lagi uji coba kemampuan akting aja, wkwk.
Tidak suka buah masam
Jangan
deh kasih saya buah yang rasanya asem, kecut. Gak akan saya makan, beneran.
Saya paling gak bisa tahan asam. Jeruk aja yang kata orang manis-manis seger,
saya gak bisa makan karena pasti ada sensari asemnya. Saya hanya pilih buah
yang rasanya manis. Banyak kok, misalnya buah naga, semangka, melon, pir, atau
jambu kristal.
Makanya,
setiap kali saya mau beli buah jeruk misalnya, saya selalu tanya sama
penjualnya, jeruk yang manis yang mana. Walaupun kadar kemanisan tiap orang
beda, tapi setidaknya saya gak pilih yang ada sensasi asem segernya itu.
Perkara nanti sampai di rumah ternyata memang asem, ya berarti memang bukan
rezeki saya. Gitu aja.
Gak doyan buah durian
Saya
yakin sih, kalau ini saya gak sendirian. Walaupun katanya buah durian itu
rajanya buah, enaknya sampai lupa daratan, saya tetap bilang gak doyan. Mungkin
karena baunya yang menyengat itu, saya jadi menghindar duluan sebelum cobain.
Tapi beneran sih, dari baunya aja saya bisa pusing.
Sebenarnya,
bukan hanya durian yang saya gak mau makan. Buah-buah berbau menyengat lain
juga saya cenderung gak mau makannya. Misalnya nangka, cempedak, atau timun
suri.
Gak berani nyiangin ikan
Plis,
jangan kaget, hehe. Serius ini mah, saya memang gak berani nyiangin ikan.
Kegiatan bersihin ingsang, isi perut dan kotoran ikan ini masih jadi momok buat
saya. Makanya, waktu awal menikah dan lagi di rumah mertua, saya bilang duluan,
“Mak,
saya gak berani nyiangin ikan, hehe.”
Saya dan Mamak |
Tanpa muka bersalah dan berdosa *tepok jidat. Ya alhamdulillah sih gak apa-apa. Jadi, setiap saya mau makan ikan, saya pesan ikan yang sudah disiangin aja biar gak repot, hehe. Ada yang sama gak sih begini?
Baiklah, sepertinya cukup itu dulu fakta-fakta terselubung saya, haha. Kalau kebanyakan, nanti saya gak ada istimewanya untuk kalian, kan? :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar