09 Mei 2020

Tetap Bersyukur di Tengah Pandemi

BPN Challenge Day#20

Sudah beberapa hari ini menyusuri timeline media sosial teman-teman. Kebanyakan berisi pertanyaan -kalau gak mau disebut keluhan- tentang kapan wabah ini berakhir? Pertanyaan itu memang gak ada yang bisa jawab sekarang ya. Gak ada yang tahu dan gak ada yang bisa menjamin wabah akan berhenti minggu depan, bulan depan, atau tahun depan.

bersyukur di tengah pandemi

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan ya bersyukur saja. Bersyukur karena masih diberi kesehatan, gak ikut kena wabah. Kalaupun harus isolasi, kan masih di rumah sendiri bukan di rumah sakit yang penuh aroma obat dan jarum suntik. Ya gak?

Tema hari ini menarik nih. Apa yang kamu syukuri saat berpuasa di tengah pandemi?
Banyak!

Meminimalkan ghibah, haha. Meskipun sudah diantisipasi semaksimal mungkin, potensi ghibah itu pasti ada setiap adanya perkumpulan. Nah, kalau pandemi begini dan hanya di rumah masing-masing, lebih mudah untuk mengerem mulut banyak orang. Ya kan?

Ini serius lho. Tahun kemarin saya masih kerja kantoran, ya begitu. Gak ada tempat yang murni dari obrolan unfaedah, hehe. Kalau sudah begitu, paling saya menghindarinya dengan mengalihkan pembicaraan seputar menu sahur atau berbuka atau malah lebih baik ngobrolin baju model apa yang algi tren untuk lebaran. Kalau pas jam istirahat, ya mending tidur daripada ngobrol gak jelas.


Beruntungnya puasa tahun ini di rumah aja. Apalagi, ada tantangan dari ngeblog setiap hari begini. Fix deh setiap hari kudu setor tulisan. Otomatis, otak ini harus terus jalan untuk menghasilkan tulisan yang bermanfaat.

Selain mengerem mulut untuk gak ngomongin orang dan ngomongin hal apapun tanpa faedah, puasa di tengah pandemi seperti ini juga bisa mengerem pengeluaran untuk jajan diluar. Kalau tahun kemarin, sibuk aja mau buka di kafe inilah, rumah makan itulah, foodcourt baru inilah, sekarang cukup di rumah aja. Paling kalau beneran bosen, ke rumah orang tua aja biar agak ramean.

blogger perempuan
Ngeblog dari rumah
Gak hanya soal pengeluaran untuk jajan saja, pengeluaran untuk beli barang-barang juga jadi lebih sedikit. Secara, perempuan kan pengennya semua fresh pas hari lebaran. Taplak meja baru, karpet gres model terbaru, vas bunga baru, sampai keset dapur pun kalau bisa baru deh, hehe. Nah karena gak bisa kemana-mana, otomatis agak tertahan lah ya.

Kalaupun mau belanja, paling mantengin situs belanja online. Sekuat apa sih mata ini mantengin barang-barang di hape? Lagipula, pengiriman juga agak tersendat karena adanya kebijakan PSBB ini.

Memang sih hari lebaran itu hari kemenangan yang patut dirayakan. Tapi menurut saya pribadi, gak semuanya harus baru. Barang lama kalau bersih, rapi, dan wangi juga pasti akan bagus dan enak dipandang. Kalau memang ada yang benar-benar harus diganti dan punya uang lebih, ya kembali lagi itu ke individu masing-masing.

Apa lagi?
Terkait ibadah, saya bersyukur banget tahun ini bisa full di rumah aja. Bisa menyusun rencana dan strategi untuk meningkatkan target baca Alquran misalnya. Gak asik dong, sudah di rumah dan gak ada kegiatan serius, masih gak khatam Alquran dalam sebulan di Ramadhan ini? Saya sengaja buat target semacam ini untuk memotivasi diri sendiri.


Banyak target ibadah yang bisa ditingkatkan dengan puasa di rumah aja. Kamu juga pasti punya target dong. Khatam Alquran 5 kali misalnya, atau sholat Dhuha lebih dari 4 rokaat setiap paginya, atau tarawih setiap malam, dan lain-lain.

Apapun keadaannya, satu hal yang harus kita syukuri adalah kita masih hidup. Masih diberi kesempatan untuk menikmati bulan Ramadhan. Masih diberi kesempatan untuk solat meski gak bisa ke masjid lagi. So, sudah bersyukur hari ini?

Tidak ada komentar: