21 April 2020

Melihat Covid-19 Dengan Sudut Pandang Berbeda

BPN Challenge Day#2

"Tidaklah Allah menciptakan sesuatu itu sia-sia.”

Saya sangat setuju dengan kalimat itu. Memang Allah tidak akan menciptakan sesuatu yang sia-sia saja. Besar atau kecil. Meski mungkin secara kasat mata tampak tidak ada gunanya dan mungkin hanya terlihat merugikan saja, tapi pastilah ada hikmahnya.

covid-19
Gambar oleh fernando zhiminaicela dari Pixabay 
Seperti kondisi yang sekarang sedang melanda hampir seluruh wilayah dunia. Hanya sebuah virus kecil yang tak terlihat oleh mata biasa saja, semua orang jadi kalang kabut. Jadi khawatir dan was-was. Takut tertular. Takut terinfeksi yang berakibat pada kematian. Benar manusiawi sih kalau itu ya, siapa yang tidak jadi khawatir kalau penyebaran virus ini sangat mudah dan sangat cepat.

Di Indonesia saja sudah mulai terdeteksi pada sekitar bulan Februari, yang berarti tak kurang dari dua bulan sejak ditemukan pertama kali di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 lalu. Kemudian hingga dua bulan berjalan, sudah tercatat lebih dari 6000 orang di Indonesia telah terinfeksi.

Pandemi Ini Sungguh Menyedihkan

Meski angka kematian dan kesembuhannya hampir sama tercatat sekitar 10% dari pasien yang terinfeksi, tetap saja wabah covid-19 ini punya banyak pengaruh bagi kehidupan sehari-hari. Apalagi sejak dicanangkannya gerakan #dirumahsaja atau #stayathome, kemudian dilanjutkan dengan sekolah dan bekerja dari rumah. Praktis, kegiatan apapun yang dilakukan di luar rumah akan terhenti.

Mungkin, untuk sebagian orang, keadaan seperti ini tidak terlalu masalah ya. Untuk saya sendiri misalnya. Karena memang sudah enam bulan jadi perempuan rumahan dan tidak bekerja kantoran lagi, stay at home seperti ini ya bukan masalah besar untuk saya. Lha wong memang sudah setiap hari di rumah, kan? Hehe.

Paling hanya tidak bisa pergi ke tempat-tempat yang biasa saya kunjungi saja, semisal perpustakaan atau tempat makan favorit ketika akhir pekan. Saya juga sudah menghindari pasar dan swalayan. Lebih baik ke warung atau titip ke babang tukang sayur saja. Setidaknya lebih sedikit orang dari luar yang berinteraksi dengan saya.

Suami pun begitu. Di tengah maraknya work from home ini, suami tetap berangkat kerja seperti biasa. Bukan tidak taat aturan, tapi karena bekerja di bidang kesehatan, mana bisa tutup dalam keadaan seperti ini. Hanya saja, saya bekali dengan masker dan hand sanitizer, serta doa banyak-banyak tentunya.


Tapi, sebagian orang lagi mungkin akan merasakan pengaruh yang berbeda. Misalnya saja pekerja harian yang memang setiap hari harus keluar rumah untuk mendapatkan penghasilan dan jika tidak bekerja, tidak akan ada pemasukan. Atau pekerja yang harus dirumahkan, baik sementara atau tetap dengan adanya pandemi ini.

Sedih memang. Apalagi kalau lihat banyak informasi simpang siur dan tidak tahu sumbernya jelas atau tidak. Untuk orang awam, jelas itu hanya meresahkan dan membuat makin khawatir saja. Belakangan, banyak media sosial yang mengajak untuk memposting hal-hal yang positif. Tujuannya supaya kita tidak terus-menerus larut dalam kesedihan dan was-was tadi. Nah, saya setuju nih.

Ubah Sudut Pandang Yuk!

Saya mau cerita sedikit. Suatu hari, seorang nenek sedang membuat sulaman kain bersama cucunya. Si cucu melihat benang-benang yang terkait kesana kemari dari bawah kain sulaman yang dipegang oleh sang nenek. Si cucu berfikir, apa yang dibuat oleh neneknya hanyalah barang tidak berguna dan tidak ada nilai seninya sama sekali.

Tetapi, ketika sang nenek telah menyelesaikannya, ia ingin cucunya melihat sulamannya dari atas dan bukan dari bawah. Seketika, si cucu tertegun karena ternyata sulaman yang dibuat neneknya sungguh indah. Rupanya, hanya dengan mengubah sudut pandang saja, sulaman yang tadinya terlihat seperti benang kusut, rupanya bisa terlihat indah.

Kalau dipikir lagi, pandemi ini tidak hanya membawa pengaruh negatif saja kok. Kenapa kita tidak mengambil sisi positifnya dan lebih menonjolkannya? Seperti cerita tadi. Yuk, coba diurut deh apa saja yang bisa kita ambil hikmahnya dari pandemi covid-19 ini.
  • Jadi lebih menjaga kebersihan
Sejak awal wabah ini mulai menyebar, banyak produk untuk menjaga kebersihan laris manis. Terutama masker dan hand sanitizer. Mungkin sebagian besar orang mulai panik dan otomatis melakukan tindakan pencegahan yang dianjurkan. Misalnya, terus menjaga kebersihan diri, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga etika batuk dan bersin.
cara mencuci tangan
Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay 
Sadar tidak sadar, sekarang kegiatan itu sudah menjadi kebiasaan, kan? Pulang dari bepergian, langsung bersih-bersih, minimal cuci tangan, kaki, dan wajah. Rumah jadi lebih bersih. Makanan juga pilih-pilih yang sehat, ya kan?
  • Lebih dekat dengan keluarga
Siapa yang setuju dengan pernyataan pertama ini? Saya rasa banyak yang setuju ya. Kalau selama ini kita bekerja kantoran dan tidak bisa banyak berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah, sekarang malah lebih banyak waktu berinteraksi dengan mereka. Meskipun ada jadwal sekolah atau bekerja di jam masing-masing, setidaknya kita bisa melewatinya bersama.

wabah covid-19
Gambar oleh eommina dari Pixabay 
Bekerja dengan ditemani kekasih hati akan lebih menyenangkan, bukan? Terlepas dengan gangguan-gangguan si kecil yang mungkin ingin terus bermain ya, hehe.
  • Pandai mengatur waktu
Bekerja dari rumah, mungkin tidak serta merta mudah ya. Apalagi sebagai perempuan yang punya anak kecil. Pekerjaan rumah tangga yang terlihat tidak mungkin diabaikan, pekerjaan kantor yang menuntut dikerjakan, dan si kecil yang juga ingin punya waktu bersama. Hal-hal begini yang bisa menempa kita jadi lebih pandai mengatur waktu. Ngaku deh, repot di awal-awalnya tapi jadi terbiasa kan sekarang?
work from home
Gambar oleh Pintera Studio dari Pixabay 
  • Lebih kreatif di rumah
Beberapa minggu yang harus di rumah saja, sudah berapa resep dicoba? Sudah berapa kerajinan tangan yang dibuat? Sudah berapa ide yang tertuang jadi tulisan? Banyak! Begitulah. Saya lihat banyak teman-teman saya yang posting makanan, kreasi dari karton dan plastik, dan ide-ide cemerlang lain selama masa karantina ini.
virus corona
Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay 
  • Mengurangi polusi udara
Beberapa waktu yang lalu, sedang viral pemberitaan tentang langit Jakarta yang kembali biru setelah beberapa minggu orang beraktivitas di rumah saja. Ini hanya sebagian kecil dari satu kota di bumi ini. Setidaknya kita bisa memberi kesempatan bumi ini untuk bernafas dan bebas dari polusi. Kita yang mungkin selalu macet-macetan di jalan menuju tempat kerja, akan lebih merasa santai dengan bekerja dari rumah saja. Dan bagi yang tetap bekerja diluar rumah, akan merasa sedikit lega karena jalan yang lengang dan lancar tanpa macet.

polusi akibat corona

Pastinya masih ada banyak sisi positif yang bisa kita ambil dari pandemi ini. Hanya ubah sudut pandang saja, dan ambil yang baik-baiknya. Bukankah hal-hal baik yang kita resapi akan berpengaruh baik juga ke tubuh kita?


Ada hal baik apa lagi yang kamu rasakan selama pandemi covid-19 ini? Share ya!

2 komentar:

Gioveny Astaning Permana mengatakan...

Saya juga merasa covid ini bikin udara jadi bersih banget

Laela Awalia mengatakan...

Iya mba, bagaimanapun kita harus tetap ambil sisi positifnya ya dari adanya pandemi covid-19 ini.