Kalau
ada yang tanya bagaimana menjadi seorang penulis, pasti sebagian besar penulis
akan menjawabnya dengan mudah. Caranya gampang saja, menulis, menulis, dan
menulis. Ada tambahan? Ada, membaca!
Iya, begitu saja. Cari inspirasi itu gampang. Lihat sekeliling, dengar cerita orang-orang, membaca banyak buku, atau hanya dari sebuah celotehan. Nah, tinggal bagaimana merangkai katanya dan menggabungkan imaji untuk bisa jadi sebuah karya tulis.
Bicara
soal membaca, ada banyak buku yang sebenarnya berjasa dalam menginspirasi saya
menjadi seorang penulis. Bukan berarti saya sudah jadi penulis handal sih,
hehe. Masih terus belajar, tapi setidaknya sebagian teman mengenal saya sebagai
seorang penulis.
1. Majalah Annida
Ini
salah satu majalah legendaris sewaktu saya masih remaja, masih sekolah. Salah satu
majalah dengan nuansa Islam yang kental dan berisi banyak sekali cerita pendek,
puisi, cerita bersambung dan lain-lain.
Majalah Annida |
Saya kurang tahu persis siapa awal pendiri dan pimpinan redaksinya, tapi yang saya ingat hanya ada nama Helvy Tiana Rosa. Mungkin mbak Helvy salah satu orang yang pernah jadi pemimpin redaksinya.
Dari
majalah ini, saya paling suka membaca cerpennya. Sekali duduk akan selesai. Berbeda
dengan cerita bersambung yang harus diikuti dari awal hingga akhir, dan kalau
gak berlangganan ya malah bikin penasaran pembacanya. Lagi-lagi, saya memang
tidak pernah berlangganan, hanya numpang baca punya teman atau pinjam di
perpustakaan atau taman baca.
Cerita-cerita
yang ada di majalan Annida ini adalah cerita dengan nuansa Islam yang kental,
penuh dengan pesan moral, tapi disampaikan dengan bahasa yang bagi saya remaja
sekali. Cocok untuk anak-anak sekolah atau yang sedang kuliah. Sepertinya memang
segmen majalah ini diperuntukkan untuk remaja pada masa itu.
Tapi
seiring berjalannya waktu, majalah ini tidak lagi terbit dalam versi cetaknya
dan beralih ke versi online. Sejak berganti versi online ini, saya jarang
sekali mengakses websitenya. Bahkan sekarang sepertinya versi online pun tidak
tersedia lagi.
2. Majalah Horison
Berbeda
dengan majalah Annida, majalah Horison bagi saya lebih nyastra dan dewasa. Wajar
lah, karena memang majalah ini punya tagline Majalah Sastra. Ini majalah yang
sering saya pinjam di perpustakaan sekolah juga.
Majalah Horison |
Majalah Horison lebih banyak berisi esai, feature, cerpen, dan puisi dari penulis-penulis yang memang sudah sering terjun ke dunia kepenulisan. Saya sering baca biografi di bawah tulisan-tulisan mereka. Kebanyakan sudah punya banyak karya dan diterbitkan di media cetak, bahkan sudah punya buku sendiri.
Ada juga
segmen Kakilangit yang berisi tulisan dari anak-anak sekolah, SMP atau SMA.
Tentu saja bahasanya berbeda dari penulis-penulis yang ada di segmen lainnya. Dari
sana saya belajar, bahwa untuk bisa mahir seperti penulis besar, perlu banyak
membaca karya orang lain dulu dan terus menulis saja.
Kalau
dari majalah Annida, saya belajar menjadi penulis cerpen, dari majalah Horison
saya belajar menulis puisi. Bagi saya, puisi-puisi yang ada di majalah ini
punya diksi yang indah. Kadang, saya bahkan mencari arti dari sebuah kata yang
bagi saya terlalu asing padahal itu dari bahasa Indonesia sendiri.
Seperi
majalah Annida, majalah Horison pun pada akhirnya beralih dari versi cetak ke
versi online pada tahun 2016 lalu. Beruntungnya, beberapa puisi saya pernah
dimuat di Horison Online waktu itu.
Baca juga : Majalah Legendaris Masa Sekolah
3. Buku Kumcer Ketika Nyamuk
Bicara
Ini
salah satu buku yang memotivasi saya untuk terus membuat tulisan dan berharap
bisa diterbitkan jadi sebuah buku juga. Sesuai namanya, buku ini berisi
kumpulan cerpen karya para penulis yang tergabung di Forum Lingkar Pena (FLP)
Sumbagsel pada tahun 2000-an.
Ketika Nyamuk Bicara |
Salah seorang di dalamnya, Ika Nurliana, sempat jadi acuan saya untuk jadi penulis, hehe. Bagi saya, mbak Ika yang waktu itu masih kuliah saja bisa menerbitkan buku antologi bersama teman-teman penulisnya, maka saya pun termotivasi untuk bisa seperti itu.
Berhasil?
Ya, bisa dibilang begitu karena salah satu tulisan saya juga pernah masuk buku
antologi bersama penulis-penulis se-Indonesia. Ini salah satu pencapaian
terbesar saya waktu itu.
Nah,
kalau kamu, buku apa yang paling menginspirasi jadi dirimu sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar