15 April 2023

Majalah Yang Menginspirasi Jadi Penulis

Kalau ada yang tanya bagaimana menjadi seorang penulis, pasti sebagian besar penulis akan menjawabnya dengan mudah. Caranya gampang saja, menulis, menulis, dan menulis. Ada tambahan? Ada, membaca!

Majalah yang Menginspirasi

Iya, begitu saja. Cari inspirasi itu gampang. Lihat sekeliling, dengar cerita orang-orang, membaca banyak buku, atau hanya dari sebuah celotehan. Nah, tinggal bagaimana merangkai katanya dan menggabungkan imaji untuk bisa jadi sebuah karya tulis.

Bicara soal membaca, ada banyak buku yang sebenarnya berjasa dalam menginspirasi saya menjadi seorang penulis. Bukan berarti saya sudah jadi penulis handal sih, hehe. Masih terus belajar, tapi setidaknya sebagian teman mengenal saya sebagai seorang penulis.

1. Majalah Annida

Ini salah satu majalah legendaris sewaktu saya masih remaja, masih sekolah. Salah satu majalah dengan nuansa Islam yang kental dan berisi banyak sekali cerita pendek, puisi, cerita bersambung dan lain-lain.

Majalah Annida
Majalah Annida

Saya kurang tahu persis siapa awal pendiri dan pimpinan redaksinya, tapi yang saya ingat hanya ada nama Helvy Tiana Rosa. Mungkin mbak Helvy salah satu orang yang pernah jadi pemimpin redaksinya.

Dari majalah ini, saya paling suka membaca cerpennya. Sekali duduk akan selesai. Berbeda dengan cerita bersambung yang harus diikuti dari awal hingga akhir, dan kalau gak berlangganan ya malah bikin penasaran pembacanya. Lagi-lagi, saya memang tidak pernah berlangganan, hanya numpang baca punya teman atau pinjam di perpustakaan atau taman baca.

Cerita-cerita yang ada di majalan Annida ini adalah cerita dengan nuansa Islam yang kental, penuh dengan pesan moral, tapi disampaikan dengan bahasa yang bagi saya remaja sekali. Cocok untuk anak-anak sekolah atau yang sedang kuliah. Sepertinya memang segmen majalah ini diperuntukkan untuk remaja pada masa itu.

Tapi seiring berjalannya waktu, majalah ini tidak lagi terbit dalam versi cetaknya dan beralih ke versi online. Sejak berganti versi online ini, saya jarang sekali mengakses websitenya. Bahkan sekarang sepertinya versi online pun tidak tersedia lagi.

2. Majalah Horison

Berbeda dengan majalah Annida, majalah Horison bagi saya lebih nyastra dan dewasa. Wajar lah, karena memang majalah ini punya tagline Majalah Sastra. Ini majalah yang sering saya pinjam di perpustakaan sekolah juga.

Majalah Horison
Majalah Horison

Majalah Horison lebih banyak berisi esai, feature, cerpen, dan puisi dari penulis-penulis yang memang sudah sering terjun ke dunia kepenulisan. Saya sering baca biografi di bawah tulisan-tulisan mereka. Kebanyakan sudah punya banyak karya dan diterbitkan di media cetak, bahkan sudah punya buku sendiri.

Ada juga segmen Kakilangit yang berisi tulisan dari anak-anak sekolah, SMP atau SMA. Tentu saja bahasanya berbeda dari penulis-penulis yang ada di segmen lainnya. Dari sana saya belajar, bahwa untuk bisa mahir seperti penulis besar, perlu banyak membaca karya orang lain dulu dan terus menulis saja.

Kalau dari majalah Annida, saya belajar menjadi penulis cerpen, dari majalah Horison saya belajar menulis puisi. Bagi saya, puisi-puisi yang ada di majalah ini punya diksi yang indah. Kadang, saya bahkan mencari arti dari sebuah kata yang bagi saya terlalu asing padahal itu dari bahasa Indonesia sendiri.

Seperi majalah Annida, majalah Horison pun pada akhirnya beralih dari versi cetak ke versi online pada tahun 2016 lalu. Beruntungnya, beberapa puisi saya pernah dimuat di Horison Online waktu itu.

Baca juga : Majalah Legendaris Masa Sekolah

3. Buku Kumcer Ketika Nyamuk Bicara

Ini salah satu buku yang memotivasi saya untuk terus membuat tulisan dan berharap bisa diterbitkan jadi sebuah buku juga. Sesuai namanya, buku ini berisi kumpulan cerpen karya para penulis yang tergabung di Forum Lingkar Pena (FLP) Sumbagsel pada tahun 2000-an.

Ketika Nyamuk Bicara
Ketika Nyamuk Bicara

Salah seorang di dalamnya, Ika Nurliana, sempat jadi acuan saya untuk jadi penulis, hehe. Bagi saya, mbak Ika yang waktu itu masih kuliah saja bisa menerbitkan buku antologi bersama teman-teman penulisnya, maka saya pun termotivasi untuk bisa seperti itu.

Berhasil? Ya, bisa dibilang begitu karena salah satu tulisan saya juga pernah masuk buku antologi bersama penulis-penulis se-Indonesia. Ini salah satu pencapaian terbesar saya waktu itu.

Nah, kalau kamu, buku apa yang paling menginspirasi jadi dirimu sekarang?

Tidak ada komentar: