12 April 2023

4 Novel Terjemahan Paling Berkesan

Kalau ditanya lebih suka mana antara novel Indonesia dengan novel terjemah dari luar negeri, jujur saya gak bisa pilih sih. Menurut saya, kedua jenis novel begini tentu ada kelebihan dan kekurangannya.

Novel Terjemah Paling Berkesan

Dari novel asli Indonesia, biasanya saya menyukai gaya bahasanya yang mudah dipahami, paling suka kalau sudah ada sentuhan kearifan lokal daerah. Saya bisa tahu sedikit banyak adat daerah lain. Sementara, dari novel terjemahan tentu saja latarnya berbeda. Kebiasaan si tokoh pun berbeda karena sudah lintas negara. Jadi saya pun bisa sedikit banyak belajar itu.

Nah, dari sekian banyak novel terjemahan yang pernah saya baca, ada 4 novel yang berkesan bagi saya. Apa saja itu?

1. Girl With A Pearl Earring oleh Tracy Chevalier

Ini novel sudah lama sekali, dan saya pun sudah tamat membacanya bertahun-tahun lalu. Tapi sampai sekarang, saya masih terkesan dengan beberapa poin didalamnya. Novel yang diangkat dari sebuah lukisan dari Belanda ini bercerita tentang seorang gadis muda bernama Griet yang terpaksa bekerja karena sang ayah meninggal dalam kecelakaan.

Girl With A Pearl Earring
Girl With A Pearl Earring

Griet yang masih berusia 16 tahun itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah rumah seorang pelukis bernama Vermeer. Awalnya, ia ditugaskan untuk membersihkan studi lukis sang majikan, namun seiring berjalannya waktu, Vermeer melihat sisi lain dari Griet.

Gadis ini berbakat dalam seni, karena itu, ia sering diminta untuk membantu mencampurkan warna cat lukis dan pekerjaan lain yang sebelumnya hanya dikerjakan oleh sang pelukis sendiri. Konflik muncul ketika Griet diminta untuk menjadi model dengan memakai anting-anting mutiara milik sang istri majikan tanpa sepengetahuannya.

Alur cerita dalam novel ini mengalir cepat dan tak membuat bosan. Saya juga menyukai bagaimana penulis menggambarkan apa yang dilakukan Griet dan tokoh lainnya secara detail. Seolah saya bisa berimajinasi dan melihat langsung peristiwa yang terjadi dalam novel ini.

2. The Kite Runner oleh Khaled Hosseini

Ini juga novel yang sudah lama sekali. Pernah populer dan menjadi best seller nomor 1 versi Ney York Times dan terjual hingga lebih dari 8 juta kopi di seluruh dunia.

Novel ini berlatar cerita di Afganistan dimana perbedaan strata sosial dari tokoh-tokohnya sangat kentara. Amir, seorang anak dari keluarga Pashtun sunni yang kaya raya hidup berdampingan dengan Hassan, anak pelayan dari keluarga Hazara syiah yang tergolong miskin.

The Kite Runner
The Kite Runner

Amir dan Hassan tumbuh bersama seperti saudara, memiliki ibu susu yang sama, bermain di tempat yang sama, dan hidup di lingkungan yang sama, hanya berbeda tempat dan rumah. Amir sangat menyukai dan mahir dalam bermain layang-layang, sementara Hassan adalah pengejar layang-layang yang bisa diandalkan.

Ketika ada perlombaan layang-layang, Amir berhasil memutuskan layangan lawan dan menjadi pemenang. Hassan dengan semangat mengejar layangan putus itu untuk Amir. Tak disangka, saat mengejar layangan itu, Hassan bertemu dengan Assef yang merupakan berandalan nakal. Hassan dianiaya secara fisik dan seksual oleh Assef dan teman-temannya.

Amir, yang mengetahuinya dari tempat yang agak jauh tidak berani untuk melawan atau bahkan sekadar membela Hassan. Ia lebih memilih melarikan diri. Tanpa disangka, dari sinilah awalnya Amir mulai mendiamkan Hassan, bahkan memfitnahnya sehingga Hassan dan ayahnya berhenti jadi pelayan keluarganya dan pergi dari rumah itu.

Konflik batin sesungguhnya dialami oleh Amir sepanjang hidupnya, bahkan setelah ia dewasa dan memiliki keluarga sendiri. Hingga pada suatu ketika, ia diberitahu rahasia besar oleh ayahnya dan memaksanya untuk mencari Hassan.

Baca juga : Menyingkap Sisi Lain Bali Dari Novel Jejak Dedari

3. The Old Man and The Sea – Ernest Hemingway

Ini termasuk novel pendek yang pernah saya baca. Jumlah halamannya sedikit tapi ceritanya bisa membekas sampai sekarang. Awal baca, dulu waktu saya masih SMA, pinjam bukunya di perpustakaan, hehe.

Ceritanya tentang seorang lelaki tua yang berpengalaman sebagai nelayan bernama Santiago. Ia telah menghabiskan sepanjang hidupnya mencari ikan di laut hingga ada seorang lelaki muda yang ingin belajar menjadi nelayan padanya. Namun, hingga hari ke 84 ia lewati tanpa mendapat ikan seekor pun, sehingga lelaki muda itu dilarang ikut berlayar bersama Santiago.

Lelaki Tua dan Laut
Lelaki Tua dan Laut

Pada hari ke 85, Santiago berlayar sendirian ke teluk dan berencana menangkap seekor ikan marlin raksasa. Perjalanan dan perjuangan menangkap ikan raksasa inilah yang menjadi inti cerita sepanjang novel ini. Bagaimana Santiago bersusah payah menombak ikan dengan harpun miliknya, hingga pada akhirnya berhasil melumpuhkannya. Namun, sepanjang perjalanan pulang, masih saja ada rintangan yang harus ia lalui.

Bagian akhir novel ini ditutup dengan kisah yang tidak terlalu indah, tapi memiliki pesan yang dalam. Saya bisa membayangkan bagaimana kerasnya perjuangan lelaki tua itu di laut, bagaimana angan-angannya yang tinggi telah memotivasinya untuk tidak menyerah, dan kalaupun pada akhirnya kenyataan tidak sesuai harapan, manusia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin.

4. Memoirs of Geisha – Arthur Golden

Novel terjemah selanjutnya yang berkesan adalah Memoirs if Geisha yang ditulis oleh Arthur Golden. Novel ini juga sudah pernah diangkat menjadi film dengan judul yangs ama dan berhasil membuat saya terpukau sekali lagi dengan para tokoh dan adegan yang ada di dalamnya.

Memoirs of Geisha
Memoirs of Geisha

Memoirs of Geisha bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Chiyo dan kakaknya Satsu yang harus dijual menjadi budak di rumah Okiya, sebutan untuk rumah Geisha, karena keluarganya tidak mampu lagi membiayai hidup mereka. Chiyo kecil selalu ingin melarikan diri karena menjadi Geisha bukanlah cita-citanya. Ia selalu berusaha mengajak Satsu untuk kabur, namun kakaknya itu tidak mempedulikannya hingga pada akhirnya mereka terpisah.

Chiyo kecil bekerja sebagai pembantu di rumah Geisha dengan putus asa dan tanpa harapan lagi. Pada suatu hari, ketika ia menangis di jalan, Chiyo kecil bertemu dengan seorang lelaki yang ia panggil dengan Ketua. Lelaki ini sangat berwibawa di mata Chiyo, menghapus air matanya dengan sapu tangannya, dan membelikannya makanan. Chiyo merasa telah jatuh cinta padanya.

Sejak saat itu, Chiyo selalu ingin bertemu dengan sang Ketua dan jalan satu-satunya untuk mendekatinya adalah dengan menjadi Geisha. Maka, ia tak lagi membenci kehidupannya dan bahkan berbalik ingin menjadi Geisha.

Chiyo tumbuh dewasa dan berhasil menjadi Geisha yang cukup populer karena kecantikannya. Ia lalu mengganti namanya menjadi Sayuri. Sayuri memang memiliki mata berwarna biru air yang memikat siapa saja yang melihatnya. Tanpa disangka, ia bertemu kembali dengan sang Ketua dan ia berharap bisa dekat dengannya mulai sekarang.

Tetapi perjalanan cintanya pada Ketua tidak sesuai harapannya. Ada orang-orang di sekeliling Ketua yang sangat menyukai Sayuri dan ingin menjadi Dann-nya, sebutan untuk laki-laki yang akan menanggung biaya hidup seorang Geisha, seperti suami tapi bukan dalam arti suami sah. Dengan begitu, sang Ketua tidak boleh lagi mendekati Sayuri.

Kisah Sayuri dikemas apik dengan bahasa dan penokohan yang kuat. Alur ceritanya juga runut dan ditutup dengan akhir yang menyenangkan meski perjalanan hidup Sayuri dan sang Ketua panjang berliku.

Baca juga : Review Buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Nah, itu dia 4 novel terjemahan yang berkesan bagi saya. Masih ada beberapa novel asing yang gak kalah bagus sih, tapi mungkin di postingan selanjutnya ya. Kalau kamu, suka novel terjemahan juga gak nih? Tulis di kolom komentar ya!

Tidak ada komentar: