17 April 2023

5 Novel Dengan Kearifan Lokal Yang Kental

Selain menyukai novel asing yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, saya juga termasuk orang yang menyukai novel dalam negeri sendiri. Apalagi kalau mengusung kearifan lokal atau dengan latar tempat dan budaya daerah. Bagi saya, itu seolah bisa membawa saya mengenal budaya lain di luar daerah saya.

Novel Kearifan Lokal

Nah, kali ini saya mau coba bahas 5 novel dengan kearfian lokal yang kental. Kearifan lokal disini bisa berarti budaya, bahasa, latar tempat, atau kebiasaannya. Oh iya, beberapa novel yang akan saya sebutkan ini sudah saya posting ulasannya juga di blog ini. Apa saja itu?

1. Aroma Karsa

Novel pertama yang bagi saya kental akan kearifan lokal adalah Aroma Karsa. Novel yang ditulis oleh Dee Lestari ini mengambil setting tempat di TPA Bantar Gebang dimana tempat itu merupakan tempat pembuangan akhir sampah-sampah yang terkenal akan aroma tidak sedapnya. Saya bisa membayangkan bagaimana suasana disana hanya dengan membaca kalimat per kalimatnya.

Aroma Karsa
Aroma Karsa oleh Dee Lestari

Selain itu, ada budaya daerah juga yang kental dalam novel ini. Cerita tentang manuskrip kuno dari keraton dan kerajaan di Jawa. Nama-nama tokoh dalam novel ini juga khas Jawa sekali, seperti Jati Wesi, Raras Prayagung, Tanaya Sukma, dan lainnya. Kadang saya berfikir, apakah cerita ini benar-benar nyata atau hanya khayalan Dee Lestari saja, hehe.

Baca juga : Terbius Aroma Karsa ke Dunia Lain

2. Laskar Pelangi

Novel kedua dengan kearifan lokal yang kental adalah Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Kalau yang ini sih sepertinya tidak ada orang yang tidak kenal ya. Novel yang sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa ini juga sudah difilmkan dengan judul yang sama.

Laskar Pelangi
Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata

Tentu saja saya bilang novel ini punya kearifan lokal yang kental, dari segi setting tempat, kebiasaan, bahkan bahasa yang dipakai pun punya ciri khas. Berlatar tempat di Belitong, cerita ini diawali dengan penggambaran sebuah sekolah dasar yang cukup menyedihkan dengan hanya beberapa orang guru dan murid. Salah satunya adalah si Ikal, tokoh utama dalam novel ini.

Penggambaran karakter tokoh yang kuat dengan disertai tempat yang detail membuat saya bisa membayangkan peristiwa-peristiwa yang dialami si tokoh dan teman-temannya. Bahkan ada satu bagian cerita dimana kemeja sang ayah Ikal disetrika dengan daun pandan agar rapi dan wangi, itu membuat saya seolah bisa mencium aroma pandan ketika membacanya.

3. Persiden

Ditulis oleh Wisran Hadi, novel ini berhasil masuk dalam Novel Unggulan DKJ tahun 2010 lalu. Gak salah sih, karena baik cerita dan cara berceritanya memang unik.

Novel Persiden
Persiden oleh Wisran Hadi

Bercerita tentang seorang perempuan muda bernama Melati yang telah melanggar adat di Sumatra Barat. Ia hamil di luar nikah padahal ia adalah salah satu generasi penerus kakak beradik dalam satu keluarga besar. Masalah adat saling berbenturan dengan kondisi jaman yang kian modern.

Beberapa kearifan lokal yang kental dalam novel ini adalah penggambaran jalan dan bangunan-bangunan di salah satu sudut Sumatra Barat. Juga hubungan kekerabatan antar anggota keluarga, hingga bagaimana adat setempat harus terus hidup meski jaman sudah berubah lebih modern.

4. Sabil; Prahara Di Bumi Rencong

Dari judulnya saja, sudah terbayang ya setting tempat dalam novel ini. Yup! Novel ini berlatar tempat di Aceh namun dengan setting waktu pada jaman penjajahan Belanda dahulu kala. Novel yang ditulis oleh Sayf Muhammad Isa ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Aceh ketika Inggris dan Belanda ingin menguasai daerah Aceh dengan semena-mena.

Novel Sabil
Novel Sabil

Perjuangan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teuku Nanta, ayah Cut Nyak Dien ini diceritakan secara detail dan membuat saya sebagai pembacanya sering deg-degan. Penggambaran perang juga detail sampai saya sempat berhenti membacanya karena tak mau dengar penderitaan si tokoh yang dianiaya penjajah.

Jujurnya, sampai sekarang pun saya belum menuntaskan halaman terakhir novel ini, hehe.

5. Jejak Dedari

Novel terakhir yang saya bahas disini dengan kearifan lokal yang kental adalah Jejak Dedari. Novel yang ditulis oleh Erwin Ernada ini berkisah tentang perjuangan seorang perempuan remaja bernama Rare yang terlahir dalam keadaan buta dan tuli serta dianggap membawa kutukan. Ibunya harus berkorban apa saja demi meruwat Rare untuk menghilangkan kutukan itu.

Jejak Dedari
Jejak Dedari

Penggambaran budaya yang kental dan detail membuat saya jadi punya wawasan baru tentang Bali. Tidak hanya keindahan alamnya saja, tapi ternyata ada tarian sakral yang dianggap memiliki kekuatan magis yang baru saya tahu. Tarian Dedari yang hanya bisa dilakukan oleh anak perempuan yang masih dianggap suci.

Baca juga : Menyingkap Sisi Lain Bali Dari Novel Jejak Dedari

Nah itu dia, 5 novel dengan kearifan lokal yang kental versi saya. Menurut kalian, novel apalagi nih yang punya kearifan lokal yang kental? Yuk, tulis di kolom komentar ya!

Tidak ada komentar: