11 Maret 2025

Tips Pembelajaran Kepenulisan Dari Pengalaman Pribadi

Halo!
Jadi, ceritanya seorang teman menawari saya sebuah tugas. Katanya mengajar ekstra kurikuler kepenulisan untuk anak-anak kelas 10. Rentang waktunya hanya dua bulan sih dan hanya ada pertemuan sekali setiap minggunya. 

Ditawari begitu, saya menanggapinya dengan tertawa, antara lucu dan bertanya-tanya, serius kah? Bukan apa-apa, dari dulu saya gak pernah punya pekerjaan sebagai guru. Baik guru les, guru paruh waktu, apalagi guru fulltime. Terlebih lagi ini untuk mengajar di sebuah sekolah yang lumayan terkenal di Bandarlampung.

Eskul Kepenulisan
Saya dan anak-anak

Sampai saya harus berfikir berulang kali karena mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, saya harus menitipkan anak kecil saya yang masih berusia sekitar 14 bulan waktu itu karena jam mengajarnya pagi di hari kerja. Kedua, jarak antara rumah dengan sekolah lumayan jauh. Ketiga, apakah benar saya bisa?Teman saya itu antusias sekali. Dia meyakinkan kalau saya bisa, mampu, dan mumpuni. Rayuan gombal penuh maut, pikir saya haha. 

Tapi, setelah mengingat, menimbang, dan berdiskusi dengan pihak-pihak yang akan dilibatkan, akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya. Toh, ini mengajar kepenulisan yang katanya saya sendiri yang akan buat materinya. Dan yah, saya mencoba untuk menularkan sedikit ilmu yang saya punya selama ini.

Hingga tiba saatnya saya datang ke sekolah itu untuk membicarakan kontrak terkait pembelajaran selama dua bulan itu. Oh iya, sebelumnya saya diminta untuk langsung mengajar. Materinya pengenalan secara umum. Tahu gak sih, saya sudah effort banget menyusun materi untuk 8 kali pertemuan dengan pembahasan yang sebisa mungkin akan optimal. 

Begitu pertemuan dengan pihak sekolah, semua ambyar! Rupanya ini bukan ekstra kurikuler seperti bayangan saya. Ini materi bidang P5 di sekolah mereka dengan mengangkat tema kepenulisan. Dan tujuan akhirnya adalah membuat satu buah buku per siswa. Mereka harus menuliskan impian-impian mereka dalam satu buku itu. 

Kalau eskul kan pasti hanya siswa yang berminat saja kan yang bergabung. Tapi kalau ini mata pelajaran yang wajib, ya berarti semua siswa, baik yang berminat atau tidak, suka atau tidak, punya keterampilan menulis atau tidak, semua harus ikut. Ya kan? Dan, disitulah tantangan dimulai.

Kalian tahu gak sih bagaimana perasaan saya ketika itu? Dag dig dul pol! Seumur-umur, baru kali ini mengajar anak SMA di sebuah sekolah. Sudahlah memang saya ini tipe paling enggan tampil di depan, malah ditambah harus mengajar selama delapan kali pertemuan. Duh!

Tapi, kaki saya sudah berdiri di sekolah ini, sudah di depan pintu kelas dengan anak-anak yang menunggu di dalam. Masa mau balik badan lagi?


Pengalaman Pertama

Memang ya, jam terbang itu gak bisa bohong sih. Jujur saja, saya agak gugup waktu pertama kali menyampaikan materi. Mana kesan pertama juga biasa aja lagi. Malah saya merasa terkesan belum siap pagi itu. Makanya, setelah jam mengajar berakhir, saya evaluasi lagi bahan ajar, materi, dan proses selama belajar berlangsung.

Pertemuan selanjutnya, saya merasa lebih siap dengan apa yang ingin saya sampaikan. Anak-anak juga tampak bisa lebih menerima materi yang saya sampaikan. Tapi ya memang benar, setiap anak itu punya karakter berbeda, juga setiap generasi punya semacam karakteristik yang berbeda pula.

Tentu saja, cara belajar dan menyampaikan materi juga jauh berbeda karena pada masa sekarang, anak-anak dituntut untuk lebih aktif dalam belajar. Pengajar juga dituntut untuk lebih melek teknologi karena media pembelajarannya bukan hanya papan tulis dan kapur lagi, melainkan audio visual yang lebih menarik.

Dari pengalaman saya itu, saya berkesimpulan bahwa untuk memulai dan dalam proses pembelajaran, dibutuhkan kreatifitas dan improvisasi. Apalagi untuk mata pelajaran khusus yang notabene tidak semua anak punya minat dan bakat di dalamnya.

Sedikit Tips

  • Pada pertemuan awal, sebaiknya tentukan peraturan kelas terbelih dahulu. Peraturan kelas ini bisa dibuat bersama dengan pengajar dan anak-anak supaya mereka juga merasa dilibatkan dan bukan karena satu pihak saja. Misalnya, apakah boleh membawa gadget, makan dan minum, keluar masuk kelas, dan sebagainya. Semua ini akan mempermudah berjalannya proses belajar selama dalam kelas.
  • Sebelum memulai materi, sebaiknya lakukan ice breaking dulu. Menurut saya ini cukup membantu mengkondisikan suasana belajar, menaikkan mood anak-anak dan pengajar juga, serta membantu meningkatkan konsentrasi.
  • Buat anak-anak sedikit berfikir ringan sebelum masuk pada materi inti. Bisa diberikan sedikit tugas ringan atau pertanyaan yang sesuai dengan materi.
Wheel of name
Saya pakai aplikasi online gratis Wheelofnames

  • Selesai pemberian materi, adakan sedikit evaluasi atau kuis kecil tapi dengan cara yang tidak terduga. Misal pada pengalaman saya adalah menunjuk beberapa nama anak dengan menggunakan putaran roda nama (bisa pakai aplikasi atau buat sendiri pakai PP). Pengalaman saya, bagian ini jadi seru karena semua anak melihat proses pemilihan namanya dan bukan saya yang memilihnya. Atau bisa juga dengan membuat tugas per kelompok yang pembagian kelompoknya tidak dapat diprediksi.
  • Kalau memungkinkan, ikut juga berpartisipasi dalam pengerjaan proyek atau tugas. Pengalaman saya kemarin, saya juga ikut serta menuliskan impian-impian saya meski tidak semua saya posting di grup kelas. Ini bisa memicu semangat anak-anak dan memberi inspirasi, baik dari segi impian maupun cara menuliskannya.
  • Lakukan kegiatan belajar mengajar ini dengan perasaan senang meskipun mungkin tidak semua anak bisa mengikuti materi dengan baik (mungkin karena memang tidak ada minat dasar atau kurang tertarik).

Impian-Impian Mereka

Pada pertemuan terakhir saya di kelas, saya tidak menyampaikan materi inti lagi. Saya lebih memilih mengevaluasi kembali apa saja yang sudah dipelajari. Saya melihat beberapa dari mereka ada yang mencatatnya, sebagian lagi hanya mengingat-ingat dan lainnya mengikuti jawaban temannya.

Saya menghabiskan waktu dengan memberi tugas yang harus dikerjakan saat itu juga. Sekalian saya ingin melihat bagaimana potongan-potongan materi yang saya berikan per pertemuan itu bisa diserap semuanya atau tidak oleh mereka.

Tugasnya adalah membuat satu tulisan impian mereka. Kali itu sudah harus lengkap karena saya sudah memberikan semua materi dari pertemuan pertama hingga pertemuan ke tujuh sebelum ini. Dan, tebaklah apa saja impian mereka ini!

Lembar impian
Lembar impian

Ini saya pilih beberapa saja ya.

Nonton Theater JKT48
Karena melihat orang-orang pergi ke theater JKT48 yang ada di FX Sudirman, Jakarta, saya ingin pergi kesana dan melihat oshi saya. Tapi itu nanti jika saya sudah memiliki penghasilan sendiri dan berumur 19 tahun.

Mempunyai Kapal Pesiar
Saya ingin mempunyai kapal pesiar karena saya mempunyai impian untuk keliling dunia. Dan itu saat saya sudah berumur 30 tahun. Saya akan mengajak keluarga saya untuk menaiki kapal yang akan kubeli, dan saya harus berusaha keras untuk mencapai impian tersebut.

Menjadi Sabar
Sabar itu impian setiap orang. Aku mau jadi orang yang selalu sabar dalam setiap hal, tidak memandang hal apa yang terjadi. Keinginanku satu ini karena terispirasi dari guruku ketika aku SMP. Aku ingin menjadi orang yang sabar sama sepertinya. Sekarang aku sedang berusaha untuk menjadi orang yang selalu sabar dalam hal apapun.

Melihat Ruang Angkasa
Pertama-tama saya harus memiliki roket pribadi yang keren dan memiliki tempat landas pribadi. Dan saya pergi ke luar angkasa dan melihat semua planet yang ada di semesta ini.

Bisa Sedekah 100 Juta
Kenapa? Karena saya ingin mempunyai tabungan akhirat yang banyak. Sebenarnya bisa sedekah 100 juta juga saran orang tua, jadi gak tau mau nulis apa. Kapan? Saya ingin sedekah 100 juta kalau saya sudah sukses menjadi dokter hewan atau peternak.

Setiap orang punya impian masing-masing dan saya berharap impian mereka akan terwujud satu per satu di kemudian hari. Kalau kalian, punya impian apa?

Baca juga : Bermimpilah

Tidak ada komentar: