~Mimpi... adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia...~
(Nidji)
Ooo
Seberapa kuatkah mimpi
itu mempengaruhi hidup kita? Bagiku, mimpi itu bukan sekedar khayalan tanpa
batas, tapi ada kekuatan tersendiri untuk bisa mewujudkannya. Dulu, aku pernah
punya mimpi sederhana. Bertemu dengan seorang penulis, Asma Nadia. Aku begitu suka
tulisannya, cerita-ceritanya, pribadinya, perjuangan hidupnya. Jadi, aku pun
mulai mengikuti jejaknya sebagai seorang penulis. Tulisanku dulu hanya sekedar
tulisan biasa (sampai sekarang masih biasa sih, hehe), menulis diary, menulis
ocehan orang-orang, menulis coretan apa saja. Hingga aku bertemu dengan
seseorang yang memberiku informasi tentang organisasi kepenulisan, Forum
Lingkar Pena.
Lalu aku bergabung dengan
forum itu, mimpiku bertemu dengan Asma Nadia, siapa tahu saja. Begitu
sederhana. Tapi kemudian apa yang terjadi adalah seperti sebuah skenario yang
dituliskan berdasarkan impianku. Lewat FLP, aku ikut Munas dimana semua FLP di
seluruh Indonesia berkumpul. Dan, aku bertemu Asma Nadia! Begitu sederhana.
Begitu terwujud impianku!
Dan mimpi-mimpi lain yang
mungkin awalnya hanya tersirat dalam pikiranku. Rupanya benar. Ketika kita
punya impian, peganglah impian itu meski terkadang dianggap terlalu sederhana.
Aku jadi ingat dengan
obrolan dengan beberapa teman kemarin sore. Masih tentang mimpi dan kehidupan.
Ceritanya, ada seorang temanku yang dulu punya sederet impian. Ia bercerita
dengan antusiasnya pada kami.
“Dulu, memang aku pernah
punya mimpi, pertama, kuliah dan bisa wisuda walaupun Cuma setahun. Berhasil. Kedua,
membiayai sekolah adik. Berhasil. Ketiga, dapat kerjaan yang sesuai pendidikan.
Berhasil. Keempat, dapat kerjaan di tempat yang punya seragam, hehe. Berhasil.
Kelima, punya pacar. Berhasil juga walaupun sekarang sudah putus!”
Gubraks! Lalu, apa impian
yang belum juga terwujud?
“Rupanya, aku salah
menulis mimpi. Harusnya, yang kelima itu bukan pacar, tapi suami!”
Haha. Kami tertawa. Benar
kan? Bahkan mimpi yang ‘nyeleneh’ pun ternyata bisa dikabulkan. Apalagi kalau
kita punya mimpi yang super?
Lalu temanku yang lain
bercerita pula. Dia sudah punya kekasih tapi belum juga menikah. Dia begitu
antusias juga bercerita padaku. Kira-kira begini petikan obrolannya dengan
kekasihnya itu,
“Kamu punya impian gak?”
“Punya.”
“Apa?”
“Menikah denganmu.”
“Haha. Nikah dulu atau
kerja dulu?”
“Gimana ya? Ya, nikah
dulu sih..”
“Kalau nikah dulu,
berarti kalau belum nikah juga, kemungkinan gak ada kerja. Dan kalau kerja
dulu, kalau belum kerja, ya kemungkinan juga gak akan nikah.”
“...”
ooo
Haha, aku tertawa saja
mendengar itu. Impian oh impian... jadi, mau nulisin impian yang mana dulu? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberi komentar :)