Semenjak anak saya lahir, preferensi pembelian buku saya jadi berbelok ke buku anak. Sekali lagi, saya ingin anak saya mencintai kegiatan membaca. Makanya gak heran kalau buka e-commerce, iklan yang muncul sebagian besar ya buku anak-anak.
![]() |
Peep inside a bird's best |
Hampir semua buku yang sudah anak saya punya terbitan lokal dengan jenis buku yang beragam, baik boardbook maupun buku biasa. Dan meskipun anak saya masih di bawah 2 tahun, tapi buku-bukunya ada yang sebenarnya untuk usia di atas itu.
Pastinya, itu karena waktu itu saya belum begitu paham bagaimana memilih buku untuk bayi, mana buku untuk balita, dan mana buku untuk anak-anak yang sudah lebih besar.
Sampai ketika saya menemukan satu jenis buku anak yang langsung membuat saya ingin membelinya. Buku peep inside dari Usborne.
Judul : A Bird's Nest
Penulis : Anna Milbourne
Penerbit : Usborne Publishing
Halaman : 14 halaman
Jenis buku : Boardbook dan peep inside
Yuk kita kupas satu per satu!
Bentuk Fisik
Pandangan pertama memang mempesona. Itulah yang saya alami ketika pertama kali melihat buku ini berseliweran di beranda e-commerce andalan saya. Halaman bukunya itu bisa dibuka lagi per bagian gambarnya. Jadi seperti kita bisa melihat lebih detail lagi apa yang diceritakan. Bagi saya itu satu poin awal yang memikat.
Ukuran bukunya juga sedang. Dengan ukuran 16,5x19,5cm, ukuran ini hampir sama dengan beberapa buku boardbook yang sudah anak saya punya. Ukuran segini tuh pas banget untuk dia baca, malah kalau dilihat lagi, agak lebih ramping sih daripada boardbook terbitan lokal itu.
Ujung-ujung bukunya juga dibuat tumpul sehingga lebih aman dan mencegah kulit anak tergores. Satu hal yang sedikit membedakan dari boardbook lokal adalah jenis kertasnya. Di buku ini, laminasinya tidak mengkilap dan licin, tapi tetap halus dan mudah dibersihkan.
Isi Cerita
Sesuai dengan judulnya, buku ini membahas tentang sarang burung. Tidak hanya satu jenis burung saja, tetapi ada beberapa jenis burung yang dibahas. Dan buku ini tuh bukan jenis buku cerita yang ada tokoh hidupnya seperti fabel ya, tapi lebih pada buku pengetahuan yang disusun secara menarik dengan gambar yang seperti aslinya.
Dan karena memang buku ini terbitan dari luar Indonesia dan tidak diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, jadi ya pakai bahasa Inggris. Lumayan sih agak mikir pada beberapa bagian karena si ibuk ini bahasa Inggrisnya pas-pasan, haha.
![]() |
Bagian telur itu bisa dibuka lipatannya |
Sebagai pembuka, pada halaman pertama disuguhi kalimat pengantar yang menurut saya bagus dan kalau dibacakan terjemahannya akan membuat si anak penasaran.
It's springtime, and this little bird is flying to and fro, collecting twigs to build something.
Kemudian diteruskan dengan perintah membuka bagian buku bergambar daun yang setelah dibuka, terlihatlah dua ekor burung sedang membangun sebuah sarang di atas pohon.
Selanjutnya mulailah diceritakan si burung ini mengerami sesuatu yang ada di sarangnya itu, yang tidak lain adalah telur-telur burung. Cerita berlanjut ketika telur-telur itu mulai retak dan menetas, menjadi anak burung, lalu kedua orangtuanya sibuk memberi makan dan membersihkan kotorannya.
Di halaman selajutnya, perpindahan tokoh diceritakan secara halus dan mengalir, yaitu banyak jenis sarang burung, dari yang berukuran sangat kecil (di buku ini sarang burung kolibri) hingga sarang burung berukuran besar (lebih tepatnya perkumpulan sarang atau banyak burung yang bernaung di satu tempat yang sama, seperti burung manyar-manyaran).
![]() |
Burung lain yang diceritakan |
Tidak hanya jenis burung yang secara gamblangnya bisa terbang saja yang membuat sarang, tetapi dalam buku ini diceritakan juga tentang sarang lain. Misalnya sarang bebek yang lebih banyak ditemukan di dekat perairan. Juga sarang burung flamingo yang tidak terbuat dari ranting-ranting pohon, tetapi dibuat dari lumpur. Serta, ada jenis burung yang tidak mempunyai sarang, misalnya di buku ini adalah pinguin.
Some birds don't have nests at all. How do emperor penguins keep their eggs warm in all this snow?
Dan petunjuknya adalah membuka bagian kaki penguin dewasa, disanalah telur-telur penguin berada untuk membuatnya tetap hangat di lingkungan bersalju.
Baca juga : Kriteria Memilih Buku Anak
Di halaman terakhir, diceritakan tentang akhir dari sebuah sarang burung yang ketika tidak lagi ditinggali burung, maka akan ada keluarga hewan lain yang akan menempati. Siapakah mereka? Ya! Keluarga tupai.
Bagian-bagian yang saya ceritakan ini adalah bagian buku yang bisa dibuka tutup lipatannya sehingga bisa dilihat secara lebih detail lagi. Misalnya, pada bagian telur burung yang mulai retak dan menetas, ketika dibuka, maka akan terlihat anak-anak burung yang menggemaskan.
Secara umum, buku ini sangat menarik, terutama karena ada bagian peep inside itu. Jadi, kita sebagai yang membacakan cerita bisa bertanya dan memancing rasa penasaran si anak tentang buku ini. Saya sendiri ketika membacakannya, sebisa mungkin lebih antusias dari si anak. Jujur ya, membacakan buku ini tuh terasa lebin interaktif karena ada bagian yang disembunyikan dulu, baru terlihat ketika sudah dibuka lipatannya, tinggal pintar-pintar yang bercerita aja sebenarnya.
Saya juga menyukai detail kecil yang ada dalam buku ini. Misalnya, ada bagian gambar daun yang bolong karena dimakan ulat, anak saya bisa menemukannya dan bertanya kenapa ini bolong (tentu saja dengan bahasa dia). Gambar kumbang ladybug, capung, lebah, dan semut, anak saya bisa mencocokkannya dengan para serangga asli yang pernah dia temui di atas rumput depan rumah saya.
Oh iya, ada satu keunggulan buku ini. Di bagian cover belakang buku ini terdapat QR code yang bisa discan dan langsung menuju situs resminya untuk melihat secara langsung kehidupan burung-burung di sarangnya. Saya sudah mecobanya dan memang sama persis dengan ilustrasi dalam buku ini.
Tapi, mungkin buku ini bisa saja kurang cocok dibacakan pada anak yang usianya kurang dari 1 tahun karena beberapa hal. Pertama, gambar pada buku ini terlihat begitu penuh sementara anak-anak di usia itu lebih bisa menerima ilustrasi yang sederhana. Kedua, warna ilustrasi ini tidak terlalu kontras. Memang buku ini berwarna warni, tapi karena gambarnya penuh, jadi warnanya ya terlihat terlalu ramai. Ketiga, ceritanya sudah lebih kompleks. Kalimatnya cukup panjang untuk usia 1-2 tahun.
Tapi kembali ke masing-masing sih ya. Kalau saya sendiri, jujurnya malah pengen beli seri lain karena buku terbitan usborne yang peep inside ini banyak judul lain. Tinggal menyesuaikan saja dengan kebutuhan membaca dan pengetahuan si anak. Bagi saya juga makin tertantang karena harus mikir lagi untuk bercerita tersebab pakai bahasa asing begini.
Nah, gimana? Tertarik untuk kasih buku ini untuk si kecil? Yakinlah, mereka pasti suka karena ada aktivitas lain selain membaca bukunya, yaitu membuka dan menutup bagian detailnya.
Baca juga : Review Buku Anak "Aku Mau Tau Semua"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar