06 April 2024

Sebuah Cerita Kegiatan Sosial di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan memang sering dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan sosial, baik dari perusahaan maupun individu. Siapa juga yang gak mau meraih pahala berlipat ganda di bulan yang hanya sekali dalam setahun kan?

Kegiatan sosial

Bicara tentang kegiatan sosial, saya teringat dulu waktu masih bekerja di lembaga nirlaba di kota Palembang. Sebagai badan yang menyalurkan zakat, infaq, dan shodaqoh, tentunya banyak yang menitipkan sebagian hartanya di bulan Ramadhan untuk disalurkan ke penerima yang berhak.

Nah, waktu itu ada seorang pemberi zakat yang memang sudah seringkali datang bahkan memberikan satu kamar kosan gratis untuk kami tempati. Ibu Haji Arya kami memanggilnya.

Info sedikit, beliau ini punya beberapa kamar kosan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kerja kami. Kamar kosan gratis ini diberikannya sebagai timbal balik karena kami mengelola program di masjid dekat rumahnya. Misalnya jadi guru TPA bagi anak-anak, membuka majelis taklim untuk warga disana, dan acara-acara keagamaan lainnya.

Kembali ke cerita awal, jadi bu Haji Arya ini juga punya usaha toko pakaian di pasar. Nah, waktu Ramadhan saat saya bekerja itu, ia menyumbangkan berbal-bal pakaian. Kalau dari penampakannya, pakaian-pakaian itu masih baru. 

Terlepas dari apakah pakaian itu dari gudang atau stok lama, tapi niat dan kebaikannya itu yang patut dipuji. Saking banyaknya pakaian-pakaian itu, kami sempat bingung mau dibagikan kepada siapa saja. 

Pada akhirnya, ketua cabang kami berinisiatif untuk membagikannya ke daerah terpencil. Perjalanannya lumayan jauh dari kota tempat kantor kami berada. 

Saya juga ikut dalam rombongan pendistribusian itu. Alhamdulillah, pakaian-pakaian itu tersalurkan dengan baik, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi para penerimanya.


Satu hal yang saya ambil pelajarannya, mungkin sebagian harta yang menurut kita sudah tidak berguna lagi, bisa jadi akan sangat dibutuhkan bagi orang lain.

Btw, sejak saya pulang kampung dan tidak bekerja disana lagi, saya sudah hilang kontak dengannya. Dari hp yang rusak dan kontak-kontak hilang.

Sayangnya lagi, saya juga kok ya gak jadi-jadi mau ke Palembang. Ada aja kendalanya. Kabut asaplah waktu beberapa tahun lalu, pandemi, kehabisan tiket kereta, tidak ada cuti, dan sekarang belum berani bawa anak kecil jalan jauh.

Semoga saja, Ibu Haji Arya sehat-sehat dan berkah hidupnya.

Tidak ada komentar: