26 Maret 2020

Kehaluan Saya Kumat. Pengen Wisata Hijau Ke Papua!

Halo!

Di tengah maraknya wisata ala anak muda yang notabene memang dibuat dan dirancang manusia untuk menarik banyak pengunjung, tempatnya harus instragramable, dan biasanya berada di tempat ramai, nah saya malah pengen banget mencoba untuk berwisata ke tempat yang antimainstream tapi tetap memukau. Bahkan jauhnya sampai beranjak ke ujungnya Indonesia bagian timur. Dimana kah itu? Papua! Yes, Papua itu Indonesia, kan?

Wisata hijau papua
Pesona Raja Ampat (Sumber : papua.tribunnews.com)
Mendengar kata Papua, mungkin sebagian kita akan langsung tertuju ke Raja Ampat. Tempat itu memang terkenal dengan pulau-pulau hijau dan pemandangan bawah lautnya yang menawan. Tahukah kamu? Selain Raja Ampat, ternyata masih banyak destinasi wisata khususnya bagi peminat destinasi wisata hijau, seperti saya salah satunya. Gak salah dong kalau Papua bisa jadi alternatif terbaik untuk destinasi wisata hijau.

Halu bentar boleh kan ya? Kalau saya punya kesempatan ke Papua, saya mau berkunjung ke beberapa tempat wisata ini untuk membuktikan bahwa Papua bisa jadi alternatif terbaik untuk destinasi wisata hijau. Mau halu bareng saya gak? Hehe.

Puncak Ifar

Salah satu destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Papua adalah Puncak Ifar. Tempat ini bisa ditempuh sekitar 45 menit berkendara dari bandara Jayapura. Tetapi jangan heran kalau untuk menuju kesana, kita harus melalui jalan yang berkelok-kelok mengelilingi laut terlebih dahulu. Untungnya, perjalanan panjang itu akan terbayar ketika kita menginjakkan kaki di atas. Dengan ketinggian sekitar 325 meter di atas laut, maka kita bisa menikmati indahnya panorama danau Sentani dengan berhias pulau-pulau kecil di tengahnya. Juga, yang tidak kalah asiknya adalah melihat pesawat lepas landas atau mendarat di Bandara Sentani karena letaknya yang pas di bawah Puncak Ifar.
Wisata hijau papua
Pemandangan dari Puncak Ifar (Sumber: triptrus.com)
Selain menikmati pemandangan danau Sentani dan melihat bandara Sentani dari ketinggian, ada satu spot bersejarah disini. Tugu MacArthur. Bangunan setinggi 3 meter berwarna kuning dan hitam itu adalah tugu penghormatan untuk Jenderal Douglas MacArthur. Bagi penyuka wisata sejarah, tepat sekali kalau datang kesini untuk napak tilas perjuangan jenderal dari Amerika itu. Ia merupakan jenderal  bintang lima yang berperan penting dalam Perang Pasifik yang juga merupakan bagian dari Perang Dunia II. Ia dan pasukannya yang sempat kalah di Filipina, mendarat di Teluk Hamidi Jayapura dan membangun markasnya di lokasi Tugu MacArthur pada tahun 1944.

Wisata hijau papua
Tugu MacArthur (Sumber: pesona.travel.com)
Untuk bisa masuk ke Tugu MacArthur, kita harus melewati pos penjagaan dahulu dan meninggalkan kartu identitas. Sebab, tugu ini berada di Markas Ringdam XVII Cendrawasih. Tidak ada biaya apapun alias gratis, tetapi petugas disana tetap menerima sumbangan dana untuk perawatan bangunan tugu. Cus deh, buat itinerary kesini dan gak lupa bawa catatan dan kamera.

Danau Sentani

Setelah melihat danau Sentani dari atas puncak Ifar, pastinya akan lebih puas kalau melihatnya dari dekat, bukan? Danau Sentani ini terletak di Jayapura dan membentang di antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Luasnya yang mencapai sekitar 9.360 hektare dan kedalaman sekitar 50 meter ini dinobatkan sebagai danau terluas di Papua.

Wisata hijau papua
Danau Sentani (Sumber: Indonesiaituindah.com)
Berada disini, mata akan dimanjakan oleh pemandangan sabana hijau yang mengelilingi danau. Belum lagi pulau-pulau yang tersebar di tengah danau dan cagar alam dari Pegunungan Cyclops akan lebih mempercantik pemandangan. Tidak perlu khawatir bingung bagaimana menikmati pemandangan disini karena pihak pengelola sudah menyediakan perahu-perahu wisata untuk pengunjung mengelilingi danau. Akan lebih takjub lagi ketika datang saat hari mulai senja karena matahari senja disini tidak kalah indahnya dengan matahari senja di pantai Lombok yang banyak digaungkan oleh para wisatawan. Tetapi karena alasan keamanan, sebaiknya tidak berlama-lama disini saat malam mulai tiba.

Wisata hijau papua
Senja di Danau Sentani (Sumber: edwinlandscaper.blogspot.com)
Sebenarnya tidak ada standar waktu untuk berkunjung ke Danau Sentani, tetapi akan lebih baik lagi jika datang di pertengahan Juni. Sebab, ada event tahunan yang digelar disini. Festival Danau Sentani. Festival ini menampilkan beragam seni dan pertunjukan budaya setempat, seperti tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, dan upacara adat seperti Ondoafi. Nah, halunya saya kumat lagi disini. Saya selalu penasaran dengan orang Papua asli, makanya saya pengen coba datang ke festival ini. Siapa tahu kan bisa swafoto sama orang sana, hehe. Sebagai pelengkap, tentu saja digelar juga wisata kuliner untuk memanjakan lidah.

Oh iya, kalau lihat foto danaunya yang jernih ini, saya pengen banget bisa berenang disini. Merasakan bagaimana segarnya air danau. Juga bisa mendayung atau memancing ikan yang banyak hidup di danau. Setidaknya terdapat 30 spesies ikan air tawar, dan empat diantaranya adalah endemik danau Sentani. Duh, rasanya kok sudah terbayang-bayang ya? Hehe.

Puncak Beo

Pertama dengar nama ini, saya kira disini adalah habitat burung beo. Rupanya bukan, teman. Puncak Beo merupakan salah satu destinasi wisata hijau yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah setempat. Lokasinya ada di Desa Beo, Distrik Tiplol Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Karena letaknya yang tinggi, yaitu sekitar 100 meter di atas permukaan laut, maka dari sini kita bisa mendapati pemandangan indah berupa birunya laut yang luas menghampar.

Wisata hijau papua
Pemandangan dari Puncak Beo (Sumber: Kumparan)
Ada dua pilihan rute untuk menuju ke Puncak Beo. Pertama, jalur laut yaitu dengan menggunakan speedboat dari kota Waisai. Lamanya perjalanan sekitar dua jam. Kedua, mealui jalur darat, yaitu menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dari kota Waisai menuju Desa Warsandim Distrik Teluk Mayalibit. Lalu dilanjutkan menyeberang ke Desa Beo menggunakan speedboat milik masyarakat setempat. Kemudian berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit menuju Puncak Beo. Tidak perlu terlalu khawatir, karena pemerintah setempat telah membangun tangga-tangga untuk memudahkan wisatawan menuju puncak.

Terbayang lelahnya ya? Tapi, tentu saja lelah itu sudah mulai terbayar selama perjalanan menuju puncak. Sebab, kita akan menjumpai banyak tanaman indah di sepanjang perjalanan. Mulai dari anggrek macan, bunga sakura, hingga berbagai spesies tanaman. Asli mungkin saya bisa sampai di puncak lebih dari 30 menit karena mampir sana-sini dulu untuk foto-foto sama tanaman cantik itu. Setelah tahu begitu, yang terbayang oleh saya bukan lelahnya, tapi pemandangan yang disuguhkan juga aroma hutan.


Oh iya, selain Puncak Beo yang berisi taman anggrek, disini juga sedang dikembangkan wisata sejarah yaitu goa sejarah. Sesuai dengan namanya, goa ini berisi tengkorak dan tulang belulang tentara Jepang yang wafat saat Perang Dunia II. Duh, saya yang aslinya penakut ini harus ngumpulin nyali dulu untuk masuk goa nih.

Bagaimana? Kehaluan saya ini menular gak sama kamu? Hehe. Nah, kalau kamu juga mulai tertarik dengan wisata hijau Papua, boleh banget gabung di EcoNusa Foundation. Organisasi nonprofit ini akan berbagi cerita tentang tanah Papua sekaligus mengajak kita untuk ikut berpartisipasi dalam memaksimalkan praktik terbaik dalam hal perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

Untuk bergabung, bisa langsung follow beberapa media sosialnya di bawah ini.
Facebook : EcoNusa Foundation
Instagram :@econusa_id
Twitter : @econusa_id
Youtube : EcoNusa Tv

4 komentar:

Dewi Rieka mengatakan...

Semoga suatu hari bisa ke sana ya!

Laela Awalia mengatakan...

Iya mb Dewi.. menikmati alam hijaunya papua 😊

Fanny Nila mengatakan...

Padahal dulu papaku sempet kerja di perusahaan gas alam Papua. Aku berkali2 diajak, dan ga prnh mau. Krn dulu mikirnya Papua ga menarik. Tp setelah sukaa banget Ama traveling, jd nyesel. Apalagi tiket Papua PP aja LBH mahal dr tiket PP k Jepang wkwkwkwkwk

Pgn sih suatu hari nanti, liat Papua. Malah kalo bisa sekalian nembus ke Papua new Guinea , negara tetangganya. Penasaran jg dr dulu Ama tuh negara

Laela Awalia mengatakan...

Iya mba Fanny. Dulu juga memang gak kepikiran sih, tapi setelah marak wisata hijau papua, jadi pengen kesana hehe..