Siapa yang suka rewang-rewang kalau ada tetangga atau saudara hajatan? Pastinya akan menemukan kue yang satu ini. Yap! Lambang Sari. Kue yang juga punya nama lain seperti Nagasari, Nogosari atau Roko Roko Unti di Makassar ini memang terkenal sebagai bintangnya kue hajatan. Biasanya, kue ini disajikan sebagai teman minum kopi atau teh bagi tamu yang datang dan bagi perewang.
Kue Lambangsari / Nagasari |
Kue Lambangsari terbuat dari tepung beras yang diadon dengan santan kelapa dan diisi potongan pisang yang mengkal hampir matang sempurna. Teksturnya tepung beras yang lembut dan legit, berpadu dengan manisnya pisang. Tidak hanya cocok sebagai cemilan, tapi juga bisa diterima sebagai kue pengganjal perut di waktu sarapan.
Baca juga : Teh Jahe Kunyit. Ini Teh atau Jamu?
Kemarin
sore, saya coba buat lagi kue ini di rumah atas permintaan suami. Selain
siomay, ternyata suami juga suka banget sama kue lambangsari. Gak heran sih
kalau ke pasar atau ada ibu pedagang kue keliling, suka minta jajanan pasar
yang satu ini.
Awalnya
saya gak terlalu PD ya buat kue begini. Di benak saya, buat kue lambangsari ini
ribet. Kebayangnya buat untuk hajatan sih, haha. Tapi, setelah minta resep dan
diajarin sama ibu, bayangan ribet itu sedikit pudar. Berbekal nekat, coba aja
deh. Kalau gak dicoba, mana bisa tahu ya!
Percobaan
pertama, saya buat 1 bungkus tepung beras yang berisi 500 gram. Bismlillah aja
deh, dibuatnya dengan perasaan bahagia dan niat untuk menyenangkan suami.
Alhamdulillah berhasil. Teksturnya lembut, legit, dan sesuai dengan ekspektasi.
Dan yang paling penting, ternyata gak ribet kok. Beneran gampang banget!
Kalau
kamu mau coba buat, saya kasih resepnya ya!
Resep Kue Lambang Sari
Bahan
:
- 500 gr tepung beras
- 1,5 liter santan dari 1 buah kelapa
- (atau bisa diganti dengan santan instan, disesuaikan saja)
- 7 sdm gula pasir (kalau mau lebih manis bisa ditambahkan lagi)
- 1 lembar daun pandan (bisa diganti dengan 1 bungkus vanili bubuk)
- ½ sdt garam
- 10 buah pisang janten/kepok, potong-potong serong
- Daun pisang untuk bungkus
Cara membuat :
- Rebus santan bersama gula pasir, vanili, dan garam hingga mendidih. Selama dimasak, santan terus diaduk ya biar gak tumpah.
- Tuang santan mendidih ke dalam tepung beras. Aduk dan uleni sampai rata. Kalau saya, setelah rata, adonan diulen dengan centong plastik agar cepat kalis dan tidak lengket.
- Ambil adonan secukupnya, pipihkan diatas daun pisang, isi dengan potongan pisang, tutup rapi.
- Kukus selama kurang lebih 30 menit.
- Siap disajikan. Walaupun sudah dingin, kue ini tetap enak.
Ini resep dari ibu saya. Kalau dari referensi resep lain, mungkin ada yang sedikit berbeda. Ya, tergantung selera aja. Lagipula, masak atau bebikinan kue itu gak harus saklek menurut saya selama bahan dasar dan intinya itu sama. Kadang, saya juga masak pakai takaran kira-kira, hehe.
Sedikit
tips dari saya untuk membuat kue ini. Bagian krusialnya ada di tahap menuangkan
santan dan mengaduknya dalam tepung beras. Jadi, tahap ini harus cepat-cepat
diaduk rata dan pastikan adonan tidak terlalu keras atau tidak terlalu lembek.
Oh
iya, sewaktu hendak mengukus, ada ‘ritual’ yang tidak boleh dilewatkan. Setelah
lambangsari ditata dalam panci pengukus, ambil air di tangan secukupnya dan
dicipratkan ke dalam panci. Merata ke seluruh susunan kue. Saya kurang paham
juga sih ini untuk apa, tapi nenek dan ibu saya melakukan hal ini sebelum
mengukus, hehe.
Baca juga : Resep Bola Ubi Manis
Oke,
selamat mencoba ya! Kalau sudah jadi, boleh kasih komentar di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar