30 November 2020

Book's Review : Sehidup Sesurga Denganmu

Judul                                     : Sehidup Sesurga Denganmu

Penulis                                 : Asma Nadia

Jumlah Halaman               : x+334 halaman

Penerbit                              : KMO Indonesia

Tahun terbit                       : Maret 2020

 

Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang perempuan bernama Dyah Ayu Rembulane. Perempuan yang sejak kecilnya selalu berada dalam masa sulit karena kehilangan ibu kandung ketika melahirkan adiknya. Ia merasa selalu disalahkan karena memiliki adik adalah permintaan yang selalu ia sampaikan berkali-kali pada ayah dan ibunya.

sehidup sesurga denganmu
Sehidup Sesurga Denganmu karya Asma Nadia

Kehilangan ibu kandung, membuat ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Semenjak itulah kehidupan Dyah dan saudara-saudaranya dipertaruhkan. Sebab, ibu tirinya ternyata hanya baik dan lembut saat di depan ayahnya. Sementara, ketika ayahnya bekerja keluar kota, ibu tirinya bagai nenek sihir yang mengubah anak-anak ayahnya menjadi pembantu tanpa gaji.

Ingin terlepas dari jerat ibu tiri, Dyah dan kakak-kakaknya pergi mencari pekerjaan di luar kota. Dyah yang saat itu baru lulus SD harus menjadi pembantu dari satu rumah ke rumah lainnya. Hingga tiba pada satu majikan yang ia panggil dengan Bunda. Meskipun Bunda sangat lembut tutur katanya, tetapi rupanya Bunda tidak memberi gaji selama Dyah bekerja padanya.

Dyah yang tidak punya pilihan, berusaha untuk terus bertahan daripada harus kembali pada ibu tirinya. Dengan tekad kuat, ia pun kembali melanjutkan pendidikan dengan beasiswa. Beranjak remaja, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan diluar yang bisa memberinya pendapatan hingga bisa membiayai pendidikannya ke jenjang kuliah serta mencarikan pembantu untuk Bunda.

Karena status pembantu yang melekat padanya, kehidupan cintanya pun harus tumbang berkali-kali sebelum mencapai pernikahan. Namun, pada akhirnya ia bertemu dengan seorang lelaki yang tak pernah mempermasalahkan statusnya. Mereka pun menikah.

Meski kini Dyah telah memiliki usaha sendiri yang ia bangun dari nol, tetapi, takdir Dyah untuk bisa bahagia bersama sang kekasih harus kandas kembali sebab laki-laki itu ternyata tidak sebaik yang ia kira. Sekuat mungkin Dyah mempertahankan pernikahannya, tetapi pada akhirnya berujung pada perceraian juga.

Menjalani usaha sendirian dan menuntutnya untuk bisa lebih mengembangkan usahanya, mempertemukannya pada teman lama di bangku kuliah. Diantara ketidaktahuan atas status pernikahan keduanya, perasaan yang dulu sempat terselip di antara keduanya berdesir kembali.

Baca juga : Terbius Aroma Karsa ke Dunia Lain

Sebenarnya, bagian awal novel ini sangat menarik. Paragraf-paragraf di bab pertama novel ini buat saya penasaran seperti apa cerita selanjutnya. Novel ini dibuka dengan sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang perempuan.

Kenapa cukup banyak gadis muda terpikat pada lelaki yang sudah beristri?

Lalu mengalirlah kalimat-kalimat yang membuat saya belum ingin beranjak dari mode baca saya, hingga setidaknya menyelesaikan satu bagian pertama novel ini. Kemudian, beberapa bagian memang sengaja dibuat pergantian cerita yang berbeda. Kalau di film, seperti ada dua adegan dengan tokoh berbeda yang sama-sama kuat. Juga ada quotes-quotes singkat di setiap awal bagian.

Kebaikan seperti mata air

Tak pernah ia habis

Meski kadang mengalir

Setetes demi setetes

sehidup sesurga denganmu
Salah satu quotes dalam novel ini

Tapi, sayangnya, di bagian-bagian selanjutnya saya mulai dilanda bosan dan mungkin kurang tertarik untuk melanjutkan. Terlepas dari nama besar yang disandangnya dan kesukaan saya pada Asma Nadia, jujur ini novel yang punya alur cerita monoton. Seperti sinetron kebanyakan yang terkadang kita sudah bisa menebak cerita selanjutnya.

Entah karena saya yang tidak paham atau memang demikian alurnya, Saya juga sedikit kebingungan di beberapa bagian karena karakter tokoh yang kurang kuat dan cenderung tidak konsisten. Tidak semua memang, tapi itu cukup menganggu saya.

Seperti misalnya, di bagian pertama tokoh Dyah diajak menikah oleh seseorang yang sudah beristri. Tetapi di bagian-bagian selanjutnya, saya tidak menemukan kelanjutan cerita itu. Saya malah menemukan Dyah diperistri oleh seorang lelaki yang perangainya kurang baik seperti yang sudah saya sebutkan di awal tadi.

Baca juga : Drama Papa Mama Muda

Tapi ada pesan moral yang bisa dipetik dari novel ini. Jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun. Dimana ada kemauan, disitulah ada jalan.

 

2 komentar:

Just Awl mengatakan...

Entahlah kayaknya Bunda Asma pakarnya cerita seputar keluarga yg beralur seperti sinetron ya😂 pertama baca ulasannya juga saya pikir ini cerita mirip² ftv atau sinetron yg mana karakter utamanya selalu tertindas:( Meski begitu, memang nggak bisa mengelak pasti ada banyak sekali orang² di luar sana yg mengalami hal serupa dengan Dyah. Paling nggak, ada pelajaran yg bisa dipetik ya mbak dari novel ini🤧

Laela Awalia mengatakan...

@JustAwl
Ya kalau saya perhatikan memang tampaknya begitu. Terbukti ada beberapa ftv yg diambil dari cerita yg ditulisnya