17 Juni 2022

Taman Bukit Sakura Lampung, Tempat Wisata Ala Jepang dan Belanda

Halo!
Apa yang terbayang di benakmu kalau ditanya tentang wisata instagramable di Lampung? Pantai? Ya, benar sih, Lampung memang terkenal dengan wisata pantainya yang banyak banget. Eh tapi, kalian tahu gak kalau di Lampung juga ada tempat wisata selain pantai yang tetap punya pemandangan estetik untuk diposting di feed instagram?

Taman bukit sakura lampung
Taman Bukit Sakura Lampung

Beberapa waktu yang lalu, saya kesana lho. Konsepnya ala-ala negeri di luar sana. Penasaran? Lanjut bacanya ya!
 

Taman Wisata Bukit Sakura Lampung


Yap! Dari namanya, sudah terbayang ya konsep apa yang diusung oleh tempat wisata ini. Negeri Jepang, dimana bunga sakura warna merah muda bermekaran dengan latar belakang gunung Fuji yang cantik. 

Dari gerbang depan, pengunjung disambut dengan lorong berhias deretan payung pelangi yang dipasang menggantung tinggi. Deretan payung ini membuat jalan menuju pintu utama semakin teduh. Oh iya, dari gerbang ke pintu utama ini jalannya menanjak, lumayanlah pemanasan sebelum mengitari spot-spot foto di dalamnya.

Gerbang Bukit Sakura
Gerbang Bukit Sakura dengan Payung Pelangi

Setelah melewati pintu utama, deretan payung berganti dengan deretan lampion merah yang ditata sama dengan payung tadi. Sudah terasa seperti masuk ke negeri Jepang, hehe. Dari sini, mata saya mulai menjejaki spot-spot foto yang ada.

Lampion di Bukit Sakura
Lampion di Bukit Sakura

Di samping kanan dari pintu utama, ada toko snack yang menyediakan berbagai makanan ringan dan minuman yang bisa dibeli pengunjung. Sementara di samping kiri dari pintu utama, ada tempat penyewaan baju tradisional seperti Kimono, Hanbook, dan baju Belanda.

Pengunjung bisa menyewa baju-baju tradisional itu dengan harga mulai dari Rp 25.000,-/baju. Tapi waktu itu saya gak sewa karena sepertinya baju yang saya pakai hampir mirip sih modelnya (haha, maksa banget!).

Taman Wisata Bukit Sakura
Tempat penyewaan baju tradisional

Nah, di tengah-tengah terdapat semacam bukit kecil sebagai point of view-nya taman ini. Ada tulisan Bukit Sakura yang menghadap ke arah pintu utama. Bukit kecil ini dihias oleh beberapa macam tanaman, baik tanaman asli maupun tanaman artifisial seperti pohon sakura. Selain itu, terdapat juga hiasan seperti permen lolipop dan bunga besar yang sedang mekar di sekeliling tulisan Bukit Sakura itu.

Taman Wisata Bukit Sakura
Taman Wisata Bukit Sakura

Kalau kamu ingin foto dengan latar belakang gerbang merah yang dikenal dengan nama Torii di Jepang, disini pun ada. Spot foto ini semacam panggung yang dibuat seperti jembatan dengan dua palang kayu berwarna merah membentuk gerbang, lengkap dengan lampion merah dan lampu taman yang cantik.

Gerbang Torii di Bukit Sakura
Gerbang Torii di Bukit Sakura

Menurut Wikipedia, Torii ini merupakan gerbang di depan kuil Shinto yang diperuntukkan sebagai pembatas antara kawasan tempat tinggal manusia dengan kawasan tempat tinggal Kami. Di Jepang, Torii ini tidak hanya dijumpai di depan kuil Shinto saja, tetapi ada di beberapa tempat lain seperti mousoleum kekaisaran dan beberapa kuil Budha.

Ada beberapa Torii yang dibangun di Bukit Sakura ini. Pengunjung bisa menjumpai Torii yang dibangun berjajar membentuk lorong di area bawah. Berbeda dengan Torii yang ada di depan tadi, Torii yang berjajar ini lebih sederhana bentuknya, hanya seperti palang biasa dengan warna merah dan huruf kanji.

Gerbang Torii di Bukit Sakura
Gerbang Torii di Bukit Sakura

Gerbang Torii di Bukit Sakura
Gerbang Torii di Bukit Sakura

Untuk pengunjung yang sekiranya lelah dan ingin beristirahat, ada banyak sekali tempat duduk dan pondokan yang bisa digunakan secara gratis. Pondokan-pondokan ini tersusun rapi seperti membentuk sebuah desa di perkampungan Jepang. Beneran asik banget lho duduk sambil menikmati camilan dan sepoi-sepoi angin.

Pondokan di Bukit Sakura
Pondokan di Bukit Sakura

Konsep jejepangan dari taman ini belum cukup sampai disitu saja. Ada juga gunung fuji, kuil shinto, pohon-pohon sakuran, hingga patung Doraemon! Tapi saya agak merasa lucu waktu mau pose di depan gunung Fuji ini. Gunungnya bolong, ada lorong menuju tempat lain, hehe. Seperti pintu ajaib milik Doraemon, lorong ini mengantarkan pengunjung langsung ke negeri Belanda, tepat ke kincir anginnya.

Gunung Fuji di Bukit Sakura
Gunung Fuji di Bukit Sakura

Jadi, kalau mau pose dekat gunung Fuji ini, sebaiknya foto dari samping saja, biar unsur Jepangnya masih ada tanpa diganggu oleh menara kincir angin. Nah, karena memang pada dasarnya disini tidak ada pohon sakura, maka pohon-pohon sakura yang menghiasi banyak sudut taman ini adalah pohon artifisial. Meskipun begitu, pohon-pohon ini terlihat asli dengan warna bunga yang merah muda cerah.

Cherry Blossom
Cherry Blossom di Bukit Sakura

Selain konsep ala Jepang, taman ini juga dihias dengan nuansa ala negeri Belanda. Icon kincir angin ada di dua tempat yang berdekatan. Pertama, kincir angin super besar berada persis di balik gunung Fuji. Pengunjung pun bisa naik ke lantai atas mendekati kincir melalui lorong gunung fuji ini. Dari atas kincir angin ini, terlihat panorama kota Bandarlampung di kejauhan.

Kincir Angin Belanda
Kincir Angin Belanda
 
Kincir angin kedua, ukurannya jauh lebih kecil, bahkan lebih pendek dari rata-rata tinggi orang dewasa. Lokasinya berada di tengah-tengah taman bunga mawar, dekat dengan kolam pemancingan. Waktu saya kesana, taman bunga mawar belum terlalu lebat. Mungkin beberapa waktu yang akan datang, taman bunga mawar ini akan lebih indah jika bunga-bunganya sudah banyak dan mekar bersamaan.

Baca juga : Sepotong Syurga Bernama Indonesia  

Nah, di kawasan ‘Eropa’ ini bukan hanya kincir angin saja yang bisa dijadikan tempat spot foto. Ada juga jembatan yang membentang di atas kolam kecil di bawah bangunan kincir angin. Terdapat juga deretan kios yang dicat warna warni dan menyerupai bangunan Eropa. Saya mengira itu kios masih dipakai untuk jualan jajanan karena ada banner jual es krim dll, tapi ternyata zonk, hehe. Gak ada apa-apa di dalamnya.

Bangunan Eropa di Bukit Sakura
Bangunan Eropa di Bukit Sakura

Masih di kawasan Eropa, saya juga menjumpai spot foto lucu lainnya. Rumah jamur! Jamur payung berbintik-bintik yang di kehidupan nyata bernama Amanita ini beneran jadi spot terlucu bagi saya. Kalau aslinya, jamur ini sangat beracun hingga bisa mematikan, disini, jamur ini bisa jadi tempat untuk berpose imut, hehe.

Rumah Jamur
Rumah Jamur / Rumah Peri

Jamur Amanita
Jamur Amanita

Selain spot-spot foto yang bagus tadi, di Bukit Sakura ini juga ada tempat pemancingan ikan. Letaknya berada persis di samping kawasan Eropa ini. Waktu saya kesana, gak ada pengunjung yang sedang mancing atau sekadar duduk-duduk di sekitarnya. Kurang paham juga apakah dibuka di hari-hari tertentu saja, atau memang harus memesan tempat dulu.

Nah, kalau sudah keliling di semua tempat dan perut terasa lapar, disini juga ada kantin yang menyediakan berbagai menu. Mulai dari jajanan hingga makanan berat seperti menu mie dan nasi. Tapi sayangnya gak ada menu yang berbau jejepangan. Untuk harga, masih tergolong standar kok.

Waktu saya pesan menu disini, saya sempat lihat ada kolam renang juga. Informasi yang saya dapat dari petugas, ada tiket tambahan untuk masuk ke kolam renang, yaitu sebesar Rp 20.000,-/orang.

Lokasi dan Tiket Masuk Bukit Sakura Lampung


Tidak sulit untuk menemukan tempat wisata ini. Bukit Sakura Lampung berlokasi di Kemiling, tepatnya di Jl. Batukalam, Langkapura, Bandarlampung. Dari Jl. Sultan Agung, belok ke Jl. Batukalam, masuknya kurang lebih 1 km dari jalan raya. Sepanjang perjalanan memang agak menanjak, ya namanya saja sudah bukit kan? Rute ini bisa dilalui dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.

Untuk tiket masuknya dihargai Rp 10.000,-/orang dengan biaya parkir kendaraan sebesar Rp 5.000,-. Sayangnya, tempat parkirnya belum terlalu rapi, tapi ada penjaga parkir yang siap mengatur dan menjaga kendaraan kok.

Sedikit Tips


Boleh membawa makanan dan minuman sendiri ke Bukit Sakura ini. Tapi harus diingat untuk tidak membuang sampah semabarangan atau meninggalkan sampah di pondokan. Tempat sampah sudah tersedia di sudut-sudut taman, jadi tenang saja dan gak usah bingung mau buang sampah kemana.

Disarankan untuk datang ke Bukit Sakura pada pagi hari, biar cuacanya masih sejuk dan gak panas. Pengalaman saya, waktu itu kesana hampir jam 11 dan pas siang harinya terik banget. Apalagi di area bawah yang mungkin tumbuhannya belum sepenuhnya lebat karena masih terbilang baru. Kalaupun tidak pagi hari, bisa sore hari sekalian karena udara sudah agak sejuk kembali.

Bagi pengunjung yang membawa anak kecil, harap diperhatikan khususnya di area-area tangga dan jalan menanjak atau menurun. Khawatir saja biasanya anak-anak kan suka berlarian tanpa lihat jalan, ya kan? Karena memang taman Bukit Sakura ini bertingkat-tingkat dan lumayan naik turun tangganya. Jujur saya sempet ngos-ngosan, karena pas panas juga sih ya.

Tips terakhir, jangan lupa cas penuh ponselmu biar pas foto-foto gak kehabisan baterai. Sayang kan, sudah pakai outfit kece, siap pose tapi hp nya mati, hihi.


Oke, dari beberapa spot foto yang ada di Bukit Sakura itu, kira-kira, kamu pengen foto dimana nih?

2 komentar:

Tika mengatakan...

Waaaah ada nemu tempat baru di Lampung lumayan banget buat yang suka foto-foto ya Mba. Biasanya kalo ke Lampung aku ujung2nya cuma ke pantai doang 🤣

Pas liat foto-foto Mba aku juga kebayang ini pasti panas deh kalo datangnya agak siangan gitu ya, dan bener aja Mba juga bilang gitu.

Laela Awalia mengatakan...

@Tika : Iya mba, wisata pantai di Lampung memang banyak banget. Ini kalau mau wisata yang agak beda, hehe. Saran saya kalau mau datang kesini, pagi atau sore sekalian. Kabar-kabar mba kalo ke Lampung, hihi