Hurray!! Refreshing dulu setelah target bulanan tercapai :D
Kali ini tim Hotel Sofyan Bandara meluncur ke Pantai Klara.
Sebenarnya ada dua kloter yang diberangkan dengan waktu yang berbeda. Hal ini
karena kami bekerja di bidang pelayanan, jadi tidak mungkin hotel kami tutup
sementara kami berwisata J
Kloter pertama meluncur ke pantai Mutun pada minggu pertama.
Karena aku tidak ikut di kloter ini, maka aku tidak bisa menceritakan
suasananya, bagaimana asiknya, bagaimana keramaiannya, dll. Aku hanya akan
bercerita tentang perjalanan kloter ke dua ke pantai Klara.
Minggu pagi 07.40 WIB
Aku sudah sampai di hotel. Dari rumah sudah buru-buru dan
gak sempat sarapan karena dibilang mau berangkat jam tujuh pagi. Sebenarnya
dalam hati sih meragukan, karena kayaknya gak mungkin banget mau langsung
berangkat tepat jam tujuh itu. Tapi demi membuang predikat bahwa orang
Indonesia itu sering telat, maka aku bela-belain deh datang pagi walaupun
sampainya juga tetep gak jam tujuh hehe. Alhasil, memang di hotel belum pada
kumpul. Baru terlihat Martinez dan Mince plus ranselnya :D
Menunggu memang gak enak, tapi dalam penantian itu, aku
sempatkan untuk sarapan dulu. Untungnya aku bawa sarapan dari rumah, jadi perut
gak kosong selama perjalanan nanti. Setelah menunggu dan mempersiapkan apa-apa
yang akan dibawa, berkumpullah kami di depan pos satpam untuk berdoa dulu
sebelum berangkat. Kali ini ternyata gak semua rombongan kloter kedua ikut,
jadi memang bisa dibilang sedikit, hanya 13 orang. They are Bosky, Anjar,
Kiyai, Bari, Encol, Gani, Rianto. Sedangkan tim perempuan an cantik jelita
adalah Meta, Martinez, Mince, Sri, Uul, dan aku sendiri. Tak apalah.
Berdoa dulu ya biar selamat sampai tujuan ^_^ |
Pukul 08.05 WIB
Bismillah, kami berangkat dari hotel. Selama dalam
perjalanan, kami berdoa supaya kami gak ada yang mabuk perjalanan mengingat
Martinez sering pusing dalam perjalanan. Eh, ternyata selama dalam perjalanan
bukan Martinez yang mabuk, malah Uul yang mabuk perjalanan, sampe m****h hehe.
Padahal sebelum berangkat, gayanya luar biasa, seminggu sebelum berangkat pun
sudah sangat menanti-nanti. Pas kami ledekin, alasannya mabuk adalah karena
belum sarapan. Ya ampun, nak.. kalau pagi sarapan dulu atuh! :D
Pukul 10.05 WIB
Pantai Klara, kami sampai!
Setelah sekitar dua jam perjalanan, akhirnya kami menghirup
aroma pasir dan bau laut. Hmm, rasanya sudah gak sabar pengen nyemplung. Tapi
air masih sangat pasang waktu itu. Bayangkan, pondokan yang berada di bibir
pantai yang biasanya masih punya halaman pasir, ini gak ada sama sekali. Kalau gak
ada bungkusan-bungkusan pasir dalam karung yang membatasi, mungkin air laut
akan sampai pula di pondokan.
Kami isi waktu dengan permainan kelompok. Kami dibagi
menjadi dua kelompok. Setiap kelompok harus membawa segelas air menggunakan
selendang yang diusahakan sedemikian rupa sehingga bisa membawa segelas air itu
tanpa terjatuh.
Ekspresinya Mas Bari masih aja tetep datar :D |
Nah, karena gelas yang kelompokku bawa terjatuh dalam
perjalanan menuju garis finish, jadilah kami kalah dalam permainan itu. Hadiah
untuk yang kalah? Buset dah, kejam banget kelompok lain tuh. Kami disuruh joget
ala oplosan. Ckckck... aje gile! Untung dari kelompokku ada yang bisa. Ini dia
penyelamat kita, Kiyai! Hehe.
Tarik kiyai.. \^_^/ |
Selain permainan yang hadiahnya aje gile itu, ada juga
pembagian doorprise yang gak kalah serunya. Mau dapat hadiahnya aja harus ribet
dulu dengan sang juri yang kali itu adalah Bosky. Pertanyaannya sih gak sulit,
bahkan mudah sekali, tapi karena rebutan dan sering didiskualifikasi gara-gara
kesalahan teknis semisal salah nama atau sudah jawab sebelum ditunjuk, jadinya
sesi doorprise ini cukup lama. Padahal, hadiahnya Cuma empat lho! Ini nih
jurinya yang ribet banget.
Bosky alias Jaula Ndomblong :D |
Setelah sesi seru ala Bosky, kami lapar. Makan bareng di
pondokan rasanya maknyus banget! Menunya adalah bebek sambal, tumis oncom
cempoka, sambal terasi, lalapan. Makan sambil menatap laut luas itu.. sesuatu
banget!
Selepas makan dan sholat Dzuhur, kami menyebrang ke Pulau
Kelagian. Untuk mencapai pulau itu, kami menyewa kapal motor seharga Rp
200.000,-/kapal. Satu kapal bisa muat sebanyak 10-15 orang tergantung ukuran
kapalnya. Menyebrangi lautan menuju Pulau Kelagian dibutuhkan waktu sekitar 30
menit. Selama dalam perjalanan, ombak menggoyang-goyang kapal motor kami. Agak
deg-degan juga sih karena ombaknya lumayan besar waktu itu, tapi memandang
hamparan laut yang biru rasanya lapang banget. Serasa pikiran tenang dan gak
ada beban.
Inilah Pulau Kelagian. Pasir putih nan halus. Laut jernih
nan tenang. Seperti menyambut dengan sapaan “Selamat datang di tempat yang
nyaman”. Mungkin inilah sebabnya tempat ini diberi nama Kelagian, sebab
orang-orang yang datang kesini, ingin lagi dan lagi datang berkunjung.
Pulau Kelagian seperti halnya pantai kebanyakan, punya bibir
pantai yang landai. Tapi jarak dari bibir pantai ke laut yang dalam cukup
dekat, mungkin tak sampai 10 meter. Memang sudah ada bendera yang dipasang
untuk memberi tanda jarak aman untuk berenang, tapi penjaga pantai pun tidak
lelah untuk lebih ketat dalam menjaga pengunjung yang berenang di pantai.
Mereka selalu memperingatkan pengunjung agar jangan sampai melewati bendera.
Selain terdapat pondokan yang berjajar sepanjang pantai
untuk tempat beristirahat, disini juga terdapat wahana untuk bermain air.
Banana Boat yang bisa ditumpangi hingga 6 orang dan Motor Boat yang bisa
ditumpangi hingga 2 orang. Siapa yang tidak tertantang kala melihat pisang
raksasa itu melambai-lambai ke arah kami? Hehe. Dengan menyewa seharga Rp
125.000,-/banana/rute, kita sudah bisa adu nyali di laut.
Ditarik motor boat dengan kencang dan meliuk-liuk, kami di
atas Banana Boat menjerit lepas seperti melepas segala kepenatan. Kala motor
boat mulai menukik tajam, saat itulah kami yang berpelampung terjun bebas ke
dalam air. Aku memang sudah pernah mencoba Banana Boat ini sebelumnya, tapi
rasa takut dan deg-degan masih juga hinggap ketika jatuh ke air. Rasanya dunia
hilang dalam beberapa detik itu sebelum kami melihat dunia di atas permukaan
lagi.
Lelah selama bekerja hilang sudah setelah berwisata dan
bersenang-senang sejenak di pulau ini. Rasanya belum ingin pulang ketika sang
pengemudi motor boat memanggil kami untuk kembali ke Pantai Klara di seberang.
Cukup deh untuk hari itu. Lain waktu, semoga kami bisa mengunjunginya lagi.
Mungkin dengan suasana yang berbeda, lebih ramai, lebih seru, lebih asik.
Dan selepas sholat Ashar, kami bersiap pulang. Badan terasa
lelah, tapi fikiran terasa lebih rileks. Kami pulang dengan perasaan gembira.
Sampai jumpa Pulau Kelagian. Sampai jumpa Pantai Klara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar