Kata sebagian besar orang, “Bermimpilah, lalu wujudkanlah”
Aku pernah punya impian. Banyak. Mimpiku jadi seorang
penulis yang memang tidak terlalu hebat sih, tapi setidaknya tulisanku bisa
mengguncang dunia karena ada manfaatnya :D. Mimpiku jadi seorang bidan sehingga
aku bisa berkesampatan untuk menolong orang-orang yang sakit. Mimpiku jadi
seorang istri di usia yang tidak terlalu tua *kalau memang tak mau dianggap
perawan tua haha, maksudku aku menikah di usia yang ideal, antara 20-25 tahun.
Tapi, rupanya mimpi-mimpiku itu buyar satu per satu. Aku memang
sudah menulis. Menghasilkan beberapa tulisan yang pernah dimuat di media massa,
tersebar di blog pribadi, memenangi perlombaan, tapi rasanya tulisanku masih
biasa. Aku belum bisa optimal dalam menyampaikan pesan dalam setiap tulisan. Aku
memang masih terus berusaha. Menulis. Menulis. Dan menulis. Meski sering
kemalasan dan ketidakmoodan menghampiri, aku berusaha untuk tetap konsisten
menulis. Setidaknya ada kalimat yang kutulis setiap harinya.
Lalu, menjadi bidan. Ini mimpiku dari kecil. Menjadi bidan,
atau dokter, atau perawat, atau apapun namanya yang bekerja di sebuah tempat
untuk mengobati pasien. Impianku itu kandas selepas SMA. Inginnya melanjutkan
pendidikan kebidanan, tapi terhalang dana. Ya sudahlah. Aku selalu berfikir
positif bahwa perjalanan hidupku mungkin tidak akan baik kalau aku jadi bidan. Jadi
aku menjalani hari-hariku seperti yang sudah ditakdirkan Tuhan. Menjadi apapun
yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Kemudian, menjadi seorang istri di usia ideal. Aku selalu
tertawa mengingat ini. Ketika menulis ini pun, aku tertawa sendiri. Dulu
sewaktu aku masih SMA, aku pernah berkata pada diri sendiri; aku ingin menikah
di usia maksimal 25 tahun. Tapi nyatanya sampai usiaku 28 tahun, aku belum juga
dilamar hehe. Aku kembali berfikir positif. Ini jalan Tuhan yang ditakdirkan
untukku. Mungkin aku belum siap menikah saat ini. Mungkin aku belum bisa
mengurus suami di saat usiaku masih 25 tahun. Begitulah.
Dan ketika sekarang ada yang bertanya apa mimpiku
selanjutnya. Aku spontan menjawab, aku sudah tak punya mimpi lagi. Entahlah. Mungkin
aku sedang dalam keadaan bermood tidak baik sehingga terkesan aku pesimis. Tapi
begitulah. Aku jalani saja hari-hariku apa adanya. Tertawa bersama keluarga,
teman, sahabat. Menangis sendirian di kamar. Menulis kesepian di diary. Dan memposting
tulisan di blog ini :D
Selamat bermimpi. Selamat mempunyai impian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar