![]() |
Cover depan buku Ayah |
Saya belikan buku yang tokoh utamanya adalah ayah dan anak perempuannya. Pas banget kan seperti anak saya dan ayahnya. Harapannya setelah membaca buku ini, dia bisa jadi lebih dekat dengan ayahnya. Lalu, isinya seperti apa? Kita ulas satu-satu ya!
Judul : Ayah
Penulis : Benny Rhamdani
Ilutrator : Alfy Maghfira
Halaman : 20 halaman
Cover : Hard cover
Penerbit : Pelangi Mizan
Bentuk Fisik
Buku ini termasuk boardbook yang cover dan halaman isi menggunakan kertas board tebal dengan finishing laminasi glossy. Sampai saat ini, saya masih lebih memilih boardbook ketimbang buku biasa demi keawetannya.
Memang dia sudah lebih bisa mengerti sebab akibat secara sederhana, sepeti misalnya tak boleh merobek buku karena nanti bukunya tidak bisa dibaca lagi. Juga, dia bisa diberi pengertian untuk membalik halaman buku dari sisi ujung agar tidak robek. Tapi yang namanya batita kan ada saja ya momen dia lagi gemes atau saking bersemangatnya atau tak sengaja merusak halaman bukunya. Jadi menurut saya masih lebih aman boardbook untuknya.
Kembali ke buku ini. Dengan ukuran sekitar 17x17cm, buku ini mudah dibaca dan dibawa anak-anak. Bahkan masuk lho di tas mungil miliknya. Saya rasa, ukuran buku ini standar buku anak pada umumnya lah ya. Ujung-ujung bukunya juga tumpul agar anak tidak mudah tergores bagian yang tajam.
Ilustrasi
Cover buku ini bergambar sang ayah yang sedang menggendong Ela dengan raut wajah tertawa gembira. Saya ceritakan pada anak saya kalau itu gambar ayah dan dia. Kebetulan baju yang dipakai si tokoh ayah ini hampir sama motifnya dengan baju yang dipunyai suami saya. Sepertinya, ilustrasi di cover ini menarik rasa penasaran anak saya. Dari awal lihat saja, dia langsung menyebut si tokoh ini adalah dirinya dan ayah.
Lanjut ke ilustrasi bagian isi. Saya kurang faham memang bagaimana detail membuat ilustrasi buku anak, terutama untuk tokoh yang karakternya manusia. Selama ini, saya punya buku anak dengan karakter hewan dan bagus-bagus aja. Nah, di buku Ayah ini, ada sedikit yang agak mengganjal ilustrasinya bagi saya.
![]() |
Anak saya selalu penasaran dengan gambar baju garis-garis ini |
Pada bagian, ketika sang anak dan teman-temannya menceritakan profesi ayah masing-masing. Pada bagian profesi polisi, ilustrasi digambarkan dengan seorang laki-laki yang seolah memborgol tangan pencuri. Sekilas memang benar sih itu salah satu tugasnya. Tapi penggambaran tokohnya seperti kurang sesuai menurut saya.
Kenapa tidak digambarkan saja pak polisi dengan seragam lengkap sedang bertugas mengatur lalu lintas di jalan agar anak-anak lebih mudah menangkap maksud cerita dan ilustrasinya. Pada bagian ini, anak saya tetap bertanya ini gambar apa (dan sepertinya dia belum terlalu paham apa proses mencuri dan ditangkap polisi) karena memang ilustrasi polisi juga tidak ada seragamnya. Ilustrasi lainnya menurut saya sudah sesuai dengan jalan ceritanya.
Baca juga : Review Buku Aku Suka Menghabiskan Makananku
Isi Cerita
Nah, bicara tentang jalan ceritanya, ada lagi nih satu poin yang menurut saya pribadi agak kurang gitu ya. Buku ini bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Ela yang pada suatu pagi wajahnya cemberut. Sebabnya karena sol sepatu kanannya lepas, padahal sepatu itu akan dipakainya untuk pergi ke sekolah. Kemudian dengan sigap, sang ayah memperbaikinya dengan lem. Sepatu itu bisa dipakai kembali sehingga Ela merasa senang.
Cerita berlanjut tentang kegiatan Ela selama di sekolah. Nah, di sekolah ini, ibu guru meminta anak-anak untuk bercerita tentang pekerjaan ayah masing-masing. Ela menceritakan bahwa ayahnya sedang mencari pekerjaan karena sudah seminggu diberhentikan dari tempat bekerja sebelumnya.
Sampai Ela berkata "Teman-teman, tolong doakan biar ayah cepat dapat kerja, ya,"
![]() |
Saya sedikit rubah cerita di bagian ini |
Jujurnya, pada bagian ini cerita saya rubah sedikit karena sepertinya anak saya belum saatnya untuk paham apa itu diberhentikan dari pekerjaan, apa itu kesulitan sang ayah mencari kerja, dan sebagainya. Saya lebih memilih untuk menceritakan apa pekerjaan ayahnya anak saya. Mungkin nanti ketika ia sudah lebih besar dan mengerti, baru saya bacakan cerita sebenarnya. Ini menurut pendapat pribadi saya sendiri ya. Kalau ada yang tidak setuju dengan saya ya gak apa-apa.
Cerita masih berlanjut di rumah saat sore hari. Ketika sang ayah pulang kerja, ia mendapati wajah Ela murung kembali. Rupanya sol sepatunya lepas lagi di sekolah. Tapi ternyata ada sesuatu yang dibawa ayah untuk Ela sepulang kerja. Sepatu baru untuk Ela.
![]() |
Akhir cerita |
Akhirnya, cerita ditutup dengan ucapan terimakasih dari Ela untuk ayah karena sudah membelikan sepatu untuknya. Ayah, Ela, dan ibu pun berpelukan bersama sambil tersenyum bahagia.
Setelah membaca buku, biasanya saya dan anak gadis ini akan mengulas kembali cerita yang tadi dibaca. Sesingkat dan sepemahaman anak saja. Misalnya, saya akan tanya ulang kenapa si tokoh cemberut? Lalu siapa yang mengantar si tokoh ke sekolah? Apa yang dibawakan ayah untuk si tokoh? Dan seterusnya.
Bagi saya, ini bisa jadi sarana untuk anak lebih bisa belajar mengingat dan memahami isi cerita. Jadi, ada pesan moral yang akan diingat setelah membaca buku. Khusus pada buku ini, saya ingin sampaikan bahwa peran ayah itu ada. Seperti memperbaiki sepatu si tokoh yang lepas, mengantar ke sekolah, lalu membelikan sepatu yang baru. Jadi memang spotlightnya ada di tokoh ayah.
Baca juga : Mendekatkan Hubungan Antara Ayah dan Anak
Itu salah satu usaha saya untuk si gadis kecil supaya bisa lebih dekat dengan ayahnya. Di kegiatan sehari-hari pun, saya dan suami sepakat untuk banyak menonjolkan peran si ayah. Misalnya, ketika pulang kerja, saya akan mengajak si gadis ini untuk semangat membukakan pintu rumah dan memanggil ayah dengan suara keras.
Ketika di rumah asyik bermain dengan seru, saya akan minta ia untuk bercerita pada ayahnya saat pulang kerja nanti. Sampai waktunya akan tidur, saya akan tanyakan "Sudah dicium ayah belum?" dan percaya atau tidak, ini lumayan berdampak lho.
Setiap anak pasti berbeda kan kedekatannya dengan orangtuanya. Ada yang memang otomatis dekat, ada yang memang harus diusahakan lebih dulu. Dan sepertinya, anak gadis kecil ini adalah tipe yang kedua. Yah, gak apa-apa.