Sesuatu terjadi
lagi padaku. Membuat sakit lagi dalam hati. Ironis, dari orang yang sama yang
dulu pernah membuatku nyaris tidak menyukainya. Dan setiap kali aku mengingat
itu, rasanya aku menjadi seseorang yang jahat yang ingin memusuhi seumur
hidupnya. Dan ketika aku ingin memusuhinya, kepalaku sakit memikirkan bagaimana
itu akan terjadi. Dan akhirnya, kutenangkan lagi pikiranku hingga
pikiran-pikiran jahat itu menghilang meski mungkin suatu saat mereka akan
kembali ketika mungkin hatiku tersakiti lagi olehnya.
Aku biarkan ia
merasa punya sedikit kesalahan padaku, untuk waktu yang lama. Aku hanya diam,
memaafkan memang, tapi aku akan diam. Tak bicara ketika memang benar-benar
penting untuk dibicarakan, atau menjawab pertanyaannya yang hanya ditujukan
padaku. Dan seperti biasa, aku bukan orang yang mudah melupakan sesuatu yang
menyakitiku. Aku akan biarkan ia mengendap dalam alam pikiranku, hingga ia
menghilang dengan sendirinya. Aku akan sembunyikan dari orang lain, hingga
hanya aku dan sang penciptaku saja yang tahu bahwa aku pernah tersakiti
olehnya.
Aku diam, mencoba
berfikir dan mengambil apa-apa yang baik saja dari apa yang terjadi. Mungkin
dia benar, hanya caranya saja yang membuatku sakit. Fine!
Ooo
“Apa yang
terjadi?”
“Aku baik-baik
saja.”
“Diammu berbeda,
Charlie. Diammu, diam tak ramah.”
Aku hanya
tersenyum, kembali memperbaiki riasan wajah dan mengoleskan lipstik di bibirku.
Kubiarkan Mary dan Lind menatapku. Mereka tak harus tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar