Pada tulisan sebelumnya, aku sudah katakan pada kalian bukan, kalau aku suka sekali jalan-jalan keluar daerahku. Dengan beitu, aku bisa melihat lebih banyak tempat-tempat menarik dan bersejarah yang masih berdiri meski usianya telah berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun lalu. Kali ini, aku jalan-jalan ke Palembang.
Aku memang sudah pernah ke kota ini sebelumnya, tapi itu dulu. Ketika aku masih duduk di kelas 2 SD (dan pastinya aku belum terlalu mengerti sudut-sudut menarik sebuah kota). Ini perjalananku yang ke dua kalinya bersama ibu dan dua adikku. Perjalanan dari Lampung ke Palembang memakan waktu sekitar dua belas jam dengan naik kereta api. Dan untuk menghemat ongkos, kami memilih kereta pagi, kelas ekonomi. Tarifnya sangat murah meski harus berdiri dalam barisan antrian yang panjangnya ampun-ampunan!
Lelah? Tentu saja, tapi aku yakin akan terbayar dengan rasa senang ketika tiba nanti. Dan itu benar. Setelah perjalanan panjang yang tak memberi kesempatan pada lelah untuk pergi, akhirnya kami sampai juga. Ingin rasanya segera pergi ke jembatan legendaris untuk melihat sungai Musi di malam hari, tapi ngantuk sudah tak bisa ditawar lagi. Istirahat dulu deh!
ooo
Kebetulan, tempat tinggal saudaraku tak jauh dari pusat kota Palembang. Makanya aku tak bisa menyembunyikan rasa senangku ketika perjalanan ke tempat-tempat menarik itu tak memakan waktu hingga berjam-jam. Kota yang terkenal dengan mpek-mpeknya ini memang gak kalah eksotik dengan daerah-daerah lain yang pernah aku kunjungi sebelumnya.
Air mancur |
Kami mulai menelusuri kota Palembang dari Air Mancur di pusat kota (aku gak tau apakah tempat ini memang punya nama Air Mancur atau sekedar sebutan karena memang terdapat air mancur di tengah-tengah jalan raya besar).
Monpera |
Masjid Agung Palembang |
Karena waktu Dzuhur telah tiba, kami istirahat sejenak di Masjid Agung Palembang. Dari kejauhan, masjid ini memang sudah menunjukkan kemegahannya. Kubahnya banyak ukiran. Menara merahnya tinggi menjulang, taman yang mengelilinginya luas menghampar. Hijau segar. Hm, sejuknya luar biasa!
Perjalanan belum berakhir. Di belakang MONPERA, berdiri satu bangunan bersejarah lagi. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Bangunan ini didominasi warna merah dari pagar hingga atap dan kusen-kusen pintu dan jendelanya. Disini juga tiket masuknya sangat murah, hanya seribu rupiah per orang!
Tak jauh dari samping museum ini, ada lagi bangunan peninggalan zaman peperangan dahulu kala. Namanya Benteng Kuto Besak Palembang, atau kalau di translet ke bahasa Indonesia, artinya kurang lebih Benteng Kota Besar Palembang. Bangunan ini berdiri memanjang dengan cat putih dan dipagar bunga sepatu orange. Persis di depan bangunan ini, ada semacam alun-alun atau taman kota yang luas. Nah, dari sini, kita bisa dengan leluasa memandang sungai Musi dan jembatan Ampera yang legendaris itu.
Kalau saja kami berada di sini ketika malam, pasti akan terlihat lampu-lampu berwarna-warni yang menghiasi sudut-sudut tempat ini. Tapi, siang pun tak apa lah karena langit siang itu pun sangat menawan. Rasanya, belum puas jika tak berfoto dengan latar belakang jembatan merah itu. Hehe.
Hari lah sore, saatnya pulang untuk beristirahat. Persiapan energi untuk jalan-jalan lagi keesokan harinya. Tentu di tempat yang berbeda. Hm, aku yakin ini baru sisi kecil kota mpek-mpek itu. Masih ada banyak tempat menarik yang belum aku kunjungi. Mudah-mudahan aku masih diberi usia. Hingga aku bisa lebih bersyukur karena telah diberi-Nya mata untuk melihat dunia...
Palembang, besok aku nak kesano lagi... :-)
3 komentar:
Mana oleh2nya untuk ira ???
Untuk Gita gimana?^^
kerumah ja y mbak ira dan citra...
Posting Komentar