Kata teman-teman, aku narsis. Tepatnya narsis dalam hal foto memfoto. Aku suka difoto, menjadi objek ketika ada orang yang memegang kamera. Aku tak tahu kenapa sebutan narsis baru melekat padaku belakangan ini. Padahal, rasanya aku sudah lama menyukai foto. Bahkan sejak aku masih kanak-kanak. Kalau kukumpulkan, mungkin berpuluh-puluh album foto yang memuat foto-fotoku.
Dulu, ketika aku masih kanak-kanak dan belum punya kamera sendiri, aku sering ke pasar untuk sekedar bergaya di depan kamera. Ketika ada peristiwa yang menurutku penting untuk kuabadikan dalam gambar, pasti aku akan mengajak ibu ke studio foto. Misalnya, saat aku bagi rapor waktu SD dan aku dapat rangking pertama. Maka, aku bergaya di depan kamera dengan membawa rapor biruku itu. Sampai-sampai, tukang foto di pasar itu paham denganku.
Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri ketika aku buka kembali album foto masa kecilku. Disana, terpampang wajahku dengan senyum lebar. Wajah kanak-kanak yang polos. Kadang aku foto sendiri, kadang pula aku foto bersama adik-adikku.
Hingga usiaku yang makin beranjak ini, terus terang aku masih suka difoto. Jadi, aku suka heran kenapa aku baru dapat gelar ‘narsis’ belakangan ini. Kupikir, mungkin karena orang-orang di sekelilingku baru mengetahui sifatku yang satu ini belakangan ini.
Jujur, sebuah foto bagiku bisa bercerita banyak. Sebuah foto bisa menjadi kepingan kenangan indah untuk masa yang akan datang. Ia akan bercerita bagaimana aku di masa lalu. Senyum polos tanpa dosa ketika aku masih kanak-kanak. Tawa bahagia tanpa beban ketika aku beranjak remaja. Dan cerita indah ketika aku pernah mengunjungi suatu tempat.
Sebuah foto, bisa menjadi teman ketika aku merasa sendiri. Membuka halaman demi halaman di album foto, serasa aku kembali berada di suasana itu. Maka, kalau sekarang aku dapat julukan ‘nona narsis yang hobi difoto’ tak masalah deh bagiku. Aku yakin foto-fotoku sekarang akan menjadi kenangan ketika aku telah tua nanti. Seperti satu foto ini, aku akan mengenang hari-hari bersama teman-temanku ketika aku mengunjungi keraton Jogjakarta beberapa waktu yang lalu.
4 komentar:
Tak apa :)
weeekkk... :-p
Ck..., ck....
Ini teman keduaku yang baru-baru ini kutahu bahwa beliau sungguh narsis^^
Ga papa, narsis itu sehat....
emangnya yang pertama sp cit?..
Posting Komentar