Haha, hanya ingin menuliskan sebuah catatan kecil yang memang gak
berharap terlalu muluk untuk dibaca orang sih. Hanya saja, sepertinya kalau
sudah bertemu dengan teman lama dan tidak menuliskan apa yang terjadi, rasanya
tetap ada yang kurang.
Jadi, pertemuan ini sebenarnya tidak terlalu direncanakan. Awalnya
dari pembicaraan lewat telepon, kangen karena sudah lama sekali tidak bertemu,
dan momennya pas banget masih di bulan Syawal. Akhirnya muncul ide untuk kumpul
bareng di suatu tempat. Nah untuk mengumpulkan orang-orang yang memang sudah
tercerai berai itu, gak gampang. Kami tag di media sosial siapa aja yang bisa
hadir. Tanggapannya positif, ada yang bisa dateng, ada yang diusahakan dateng,
ada yang gak bisa dateng dengan alasan punya bayi (hwaa? Jadi si baby
penghalang gitu?!)
Hanya aku yang belum menikah, hiks! |
Oke, kami bernostalgila, karena memang bukan membahas masa-masa
kami ketika pertama kali bertemu. Kami lebih membahas tentang kesibukan kami
sekarang, tentu saja ujung-ujungnya kabar tentang bagaimana bisa aku belum
menikah sampai sekarang? :’(
Lalu merembetlah kisah bagaimana mereka menemukan belahan hati
mereka masing-masing. Dan beginilah ceritanya (aku tidak akan menyebutkan nama
mereka, privacy right? Haha).
Perempuan pertama :
Mereka satu fakultas, tapi beda jurusan. Awalnya memang tdak
terlalu kenal, hanya tahu saja. Pertemuan hanya terbatas beberapa kali saja,
itu pun pada acara tertentu saja. Suatu ketika, mereka bertemu kembali pada
acara pelatihan. Saling bertegur sapa, bertukar nomor ponsel, dan ternyata
dipertemukan kembali si suatu tempat dan di suatu waktu. Insiden tiga pasang
alas kaki pun masih teringat jelas di benak sang perempuan. Mungkin itu awal
dari sebuah keterikatan yang berujung pada sebuah komitmen di atas nama Sang
Pencipta.
Perempuan ke dua :
Ada yang bilang, jodoh itu tidak akan lari kemana, tidak akan
tertukar, dan akan bersatu meski banyak yang mencoba mengecohnya. Sepertinya
ini cocok untuk menggambarkan perempuan satu ini. Sang laki-laki yang kini
sudah menjadi suaminya, ternyata adalah penggemar rahasianya. Bertemu sejak
masih duduk di bangku SMP, hingga menjadi mahasiswa, tidak satu kali pun ia
menyatakan perasaannya, tidak juga mendekati perempuan lain. Di sisi lain, sang
perempuan –pasti sudah diatur oleh Sang Pencipta- tidak pernah menerima
pinangan dari laki-laki lain meski sudah acap kali ingin diminta oleh sang
arjuna. Dan pada akhirnya, pertemuan dengan keluarga pun berujung pada akad di
suatu waktu, beberapa tahun yang lalu.
Perempuan ke tiga :
Jodoh itu bisa ketemu di
mana saja. Tetangga sebelah, teman satu sekolah, musuh bebuyutan, atau orang
yang tidak sengaja bertemu di kendaraan umum. Nah, ini yang terjadi pada
perempuan ke tiga. Mereka bertemu di sebuah bus umum. Perjalanan dengan tujuan
yang sama acapkali memang membuat para penumpang saling mengomentari beberapa
hal. Basa basi di perjalanan daripada manyun sendirian. Siapa yang bissa
mengira, kalau akhirnya bisa bertemu di depan penghulu hanya karena berawal
dari kenalan di bus dan bertukar nomor ponsel.
Yah, pada akhirnya aku hanya bisa tersenyum. Tahu gak apa yang
terlintas dalam pikiranku ketika selesai mendengarkan kisah mereka?
~berarti, cari tau siapa teman lamaku yang sekarang masih belum
punya istri, yang Cuma beberapa kali ketemu, siapa tau ada satu di antara
mereka yang akan jadi pendampingku~
Haha.
Jodoh itu unik,
Seringkali yang dikejar-kejar menjauh.
Yang tak disengaja mendekat.
Seringkali yang dikejar-kejar menjauh.
Yang tak disengaja mendekat.
Yang seakan sudah pasti menjadi ragu.
Yang awalnya diragukan menjadi pasti.
Yang awalnya diragukan menjadi pasti.
Yang ternilai jadi biasa.
Yang tak dinilai jadi bernilai.
Yang tak dinilai jadi bernilai.
Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan
Yang tak pernah terpikirkan, bersanding di pelaminan
Yang tak pernah terpikirkan, bersanding di pelaminan
Maka, percayalah..
Jodoh itu bukan masalah seberapa lama kau mengenalnya
Seberapa akrab kau dengan orang tuanya
Atau seberapa sering kau komunikasi dengannya
Jodoh itu bukan masalah seberapa lama kau mengenalnya
Seberapa akrab kau dengan orang tuanya
Atau seberapa sering kau komunikasi dengannya
Tapi,
seberapa yakin kau padaNya
Seberapa besar kepasrahan kau dengan takdirNya
seberapa besar kau merayu diriNya
Seberapa semangat kau menyempurnakan ikhtiar mendapatkannya
Seberapa ikhlas saat kau gagal mendapatkannya, lalu digantikan dengan yang lebih baik menurut versiNya.
seberapa yakin kau padaNya
Seberapa besar kepasrahan kau dengan takdirNya
seberapa besar kau merayu diriNya
Seberapa semangat kau menyempurnakan ikhtiar mendapatkannya
Seberapa ikhlas saat kau gagal mendapatkannya, lalu digantikan dengan yang lebih baik menurut versiNya.
4 komentar:
Mungkin jodohmu bukan disitu. Harus keluar dari lingkungan yang skrang, bisa di kota lain atau propinsi lain :)
ya, mungkin.. :D kak rhe apa kabar? si baby sudah bisa apa sekarang?
Saya ada pemikiran kalo tdak terlalu dianggap besar, hal kecil yg dinamakan jodoh ini, mungkin bkl cepet nikah.
Apakah itu, quni?
Posting Komentar