Tidak
apa-apa kalau kamu merasa kecewa karena kenyataan tidak sesuai dengan harapan.
Tidak apa-apa. Tapi kecewa juga tidak akan membuatmu merasa lebih baik keesokan
harinya.
Kita
semua pernah gagal, bukan? Dalam satu hal, beberapa mungkin, atau bahkan
seringkali? Saya juga pernah kok. Sepanjang hidup saya selama ini, saya
mengalami banyak kegagalan yang kadang membuat saya merasa berada di titik
terendah dalam hidup.
Saya pernah gagal masuk pendidikan kesehatan yang berakhir terjerumus di jurusan yang tidak sepenuhnya salah tapi tidak juga membuat saya menjadi mahasiswa berprestasi. Saya pernah gagal bekerja sesuai bidang pendidikan dan berkecimpung di dunia kerja yang sama sekali belum pernah saya pahami.
Tapi
dari sanalah saya belajar memahami bagaimana Allah mengatur kehidupan saya. Saya
yang punya keinginan dan rencana, tapi Allah yang mengeksekusinya. Sama sekali
tidak ada dalam rencana bahwa saya akan tinggal jauh dari orang tua dan tak
bisa semiggu atau sebulan sekali pulang ke rumah.
Dan
tahukah kamu? Dari sana juga kehidupan saya berlanjut. Tidak ada yang salah
selama saya menjalaninya. Saya bisa bertemu dengan banyak orang baru yang
jelas-jelas berbeda latar belakang pendidikan dan budayanya. Juga, saya bertemu
dengan seseorang yang salah, yang pada akhirnya membawa saya pada orang tepat.
Dari
sana juga saya menemukan banyak hal yang membuat saya sadar, bahwa kehidupa itu
ya sejatinya memang terus belajar. Mempelajari banyak hal seperti balita yang
mulanya belajar merangkak, kemudian melangkah perlahan lalu bisa berlari.
Tersandung batu itu biasa, tapi untuk bisa bangun lagi itu yang butuh niat
lagi.
Terkadang,
kita memang menyalahkan diri sendiri atas langkah yang menurut kita salah.
Seharusnya saya tidak begini dulu. Seharusnya saya tidak bertemu dia.
Seharusnya saya abaikan saja semua. Seharusnya, seharusnya, dan seharusnya.
Tapi toh, kita tetap berjalan kan? Meski kadang merasa berjalan di tempat dan
belum bisa beralih pada hal lain.
Mungkin,
untuk pertama kalinya kita membenci diri sendiri. Kenapa harus berjalan kesana?
Kenapa harus melakukan itu? Kenapa tidak menahan diri? Kenapa, kenapa, dan
kenapa lagi. Saya juga pernah berada di titik itu. Membenci diri sendiri
melebihi kebencian saya pada apapun yang membuat saya merasa gagal.
Tapi
nyatanya, membenci diri sendiri itu membuat merana. Maka, satu-satunya jalan ya
memaafkan diri sendiri dulu. Tak apa. Kita semua pernah gagal. Kita semua
pernah menempuh jalan yang salah. Tapi dari sana kita juga jadi punya
pengalaman yang berharga. Tidak menjadi keledai yang jatuh pada lubang
kesalahan yang sama. Kita belajar untuk menjadi lebih berani. Kita belajar
untuk jadi lebih menghargai hidup.
Baca juga : Plis, Jangan Rusak Kebahagiaan Orang Lain
Tanpa disadari, ternyata kita memang sudah melewati banyak hal yang membuat kita pernah sakit. Kita sudah melewati banyak hal yang membuat kita pernah gagal dan terluka. Maka, kalau sekarang kita merasa berhenti di satu titik, percayalah, itu adalah penentu langkah kita selanjutnya untuk menaiki kehidupan yang lebih tinggi lagi.
Kamu mungkin juga mau baca : Kaleidoskop 2020
4 komentar:
Ngerti banget dengan tulisan mbak ini..
Kegagalan bukan jadi jalan buntu, tetapi membuka pintu baru untuk terus melangkah.
Semangat ya mbak!
Yaps kegagalan ya pasti ada dan pasti bakalan kita lewati, tapi kita tetap harus semangat mencoba lagi dan lagi, karna inilah kehidupan hehe
@Aqmarina
Betul banget mba. Karena gagal, kita bisa tau arti keberhasilan kan?
@Mayuf
Semangat juga untuk kamu ya!
Posting Komentar