Hampir lupa judulnya, saking terlalu lama gak diterusin
(sebenernya sampe hampir lupa masih ada bagian terakhirnya, wkwkwk).
Ini hari kedua di Bogor, yeeeeyyy! Setelah kemarin muterin
Kota Tua Jakarta, dan berakhir lelah bin ngantuk, paginya kami bangun dengan
malas-malasan. Pumpung liburan, gak mikir mau kerja, nyiapin sarapan, nyiapin
bekal makan siang, dan beres-beres, jadi sehabis Subuhan, kami tiduran lagi.
Niatnya sih mau ke KRB pagi-pagi biar puas kelilingnya, tapi lagi-lagi adekku
masih ada acara yang gak bisa ditinggalkan. Jadi, agak siangan kami baru bisa
pergi.
Sebenernya aku pengen jalan kemana gitu, selain KRB, dengan
alasan aku sudah dua kali muterin KRB –walaupun belum semuanya. Tapi, Mamas
bilang, dia belum puas jalan-jalan kesana waktu dulu, dan yang paling penting
belum pernah muterin KRB bareng aku, jiaaahhhh :D
So, kami mulai perjalanan sekitar jam 11an. Cari makan siang
dulu karena pasti di KRB bakal laper dan gak ada yang jual makanan berat
disana. Dengan berbekal tanya sama penjual nasi, kami jalan kaki ke KRB
(katanya deket, tinggal jalan lurus aja). Ternyata, Masyaallah.. jauh bo! Pegel
kaki, berbie! Tapi gak papa, yang penting masih jalan berdua sama Mamas, eeaaa.
Sampai di KRB, ternyata loket belum dibuka padahal jam sudah
menunjukkan hampir pukul 12 siang. Ada apakah gerangan? Aku sudah malas mencari
tahu, karena suasana di depan pintu masuk luar biasa ramai. Rombongan dari
mana-mana kayaknya tumplek deh. Baiklah, kami menikmati semilir angin di bawah
pohon saja sambil menunggu pintu dibuka.
Pas pintu dibuka, antrinya sudah kayak antri pembagian
sembako. Ampuuunnn!
|
Sebagian sudah bisa masuk ini |
Kami bisa masuk setelah antrian gak numpuk lagi. Kami awali
perjalanan ini dengan makan siang di tepi danau depan Istana Bogor. Juga, sesi
foto setelah makan. Sayangnya, bangunan depan Istana Bogor tampaknya sedang
diperbaiki, jadi banyak kayunya gitu.
|
Sayang teratainya lagi gak berbunga |
|
Kayak foto untuk prewed ya wkwkwk |
Karena kami gak ada rencana yang matang untuk muterin KRB
dari sebelah mana, akhirnya perjalanan kami sedikit kacau, gak beraturan.
Ditambah mendung yang akhirnya hujan membuat kami berhenti pada satu tempat
dahulu.
1.
Makan Belanda
Agak horor sih dengernya, tapi Mamas
penasaran dengan tempat ini. Tempatnya agak ke dalam dan dikelilingi dengan
pohon bambu, adem dan agak tertutup. Aku sendiri gak berani foto disana, hehe.
|
Aku mah gak berani masuk situ |
2.
Taman Teijsmann
Pusat perhatian dari taman ini adalah tugu seperti
tiang yang berdiri tegak di tengah taman. Dinamakan Teijsmann karena jasa
seorang bernama Johannes Elias Teijsmann. Menurut beberapa literatur, beliau
ditugaskan menjadi direktur kebun Raya Bogor di era Van Den Bosch. Di
tangannya, tempat ini dikelola hingga berkembang sangat pesat.
|
Gaya apaan inih! |
|
Fotografer kitah :D |
3.
Museum Zoologi
Ini kedua kalinya aku masuk ke tempat ini.
Masih sama dengan hanya perubahan di depan lorong pintu masuknya. Dulu, lorong
ini dihiasi lukisan tetapi kemarin sudah dicat warna polos. Mamas yang belum
pernah masuk tempat ini kayaknya kelihatan amazed gitu, hehe. Secara, banyak
sekali hewan yang diawetkan dan dipajang. Tapi tetap saja, aku gak berani liat
awetan ular dan sejenisnya. Masih geli.
|
Masih amazed sama kerangka hewan yang satu ini |
|
Meksiko nya kebanjiran hihi |
Karena waktu itu hujan lumayan lama dan cukup deras,
akhirnya kami hanya bisa ke tiga tempat itu. Mampir sih sebentar ke Taman
Meksiko untuk foto (Meksiko nya gak panas dan terik, hihi), trus ke taman yang
ada danau berisi bunga teratai atau lotus yang super gede itu. Hanya sebentar
karena mendung, ada peringatan juga hati-hati pohon tumbang, jadi bawaannya
serem gitu.
Keluar dari KRB, aku dan adikku berpisah di jalan (bye bye
Lala, see u next time). Aku dan Mamas naik bus jurusan Depok untuk berkunjung
sekaligus menginap di rumah Pakde. Lumayan jauh perjalanan dengan bus yang
sudah tidak seberapa bagus lagi bentuknya. Anehnya lagi (bagiku sih), bus ini
gak keneknya, jadi kalau kita mau turun dan bayar ongkos, langsung ke supirnya.
Weleh :D
Kami disambut hangat oleh Pakde, Bude, dan Mbak Nur (anaknya
Pakde). Pakde bercerita banyak tentang Mamas, yah, cerita dari Mamas kecil
sampai sebesar ini. Ditunjukin juga foto Mamas masih kecil (lupa mau foto
ulang). Kalau Bude, lebih banyak diam karena memang pembawaannya begitu. Sebenarnya
aku masih pengen denger cerita serunya, tapi kantuk gak bisa kompromi. Maap ini
Pakde, nguantuukkk berat (padahal masih jam 8 malam).
|
Mamas, aku, Mbak Nur, Bude, Pakde |
Paginya, kami diantar Mbak Nur dan anak laki-lakinya ke
Terminal Baranangsiang. Dibawain oleh-oleh lagi, hehe. Makasih Mbak Nur untuk
semuanya. Aku pandangi foto kami sebelum berangkat tadi. Kami pulang ngeteng,
sudah kehabisan dana untuk naik damri wkwkwk.
OOO
Kurang lebih, seminggu kemudian, Mamas dapat kabar bahwa
Bude meninggal dunia karena terpeleset di kamar mandi. Aku sedikit shock, aku
pandangi lagi foto kami waktu itu. Selamat jalan Bude. Semoga amal-amalmu
mengantarkanmu ke syurga. Aamiin.
OOO
Masih mau ke Bogor lagi, kayaknya pas Lala wisuda. Semoga
bisa ya :D
|
Itu yang jilbab ungu mengganggu kita berdua aja ih :P |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar