29 Mei 2013

Seperti...

~Biarlah dia menangis sampai habis. terkadang, air mata lebih bisa dipercaya daripada telinga. dulu pun aku begitu. menghabiskan air mata dan suatu harapan. terlalu berharap akan ada keajaiban dan mungkin sebuah mukjizat kecil. tapi nyatanya, jalan lain yang kutempuh. takdir. sesuatu yang mengikat manusia pada kehidupan. dan tak ada yang bisa mengerti takdir. sepaham apa, tak ada yang tahu. yang ada hanya menjalani dan meyakini bahwa takdir itulah yang terbaik untuk kita~

~maka kubiarkan dia menangis sampai habis. lalu lelah dan terlelap. kemudian mencoba melupakan kesedihan dan mungkin ketidakadilan~

~dan semua akan baik-baik saja, benar? maka menangislah ketika kau ingin menangis. seperti dulu aku menumpahkan air mata jadi lautan kata-kata. it's not too bad, if you think again~

~seperti...
apakah ulat tahu ia akan jadi kupu-kupu yang indah ketika ia berhasil melewati proses panjang metamorfosisnya?~

~seperti...
apakah kuda pedati tahu betapa luasnya dunia di samping kiri dan kanannya? seandainya matanya terbuka dan tak tertutupi oleh kacamata kuda~

~seperti...
apakah butir-butir kopi itu tahu bahwa mereka akan jadi minuman sedap setelah diproses sekian banyak? dikuliti, dijemur, digoreng, dihancurkan, kemudian diseduh dengan air panas~

~dan begitulah. maka jalani saja apa yang ada sekarang. jadi lebih baik apa pun bentuknya~

Tidak ada komentar: