Tapi...

Ceritanya mungkin biasa saja sih, tapi rasanya kurang kalau aku pendam sendiri, hehe. Begini, aku sedang di warnet dekat rumah, sedang asik-asiknya posting segala macam tulisan di blog, chatting ria dengan teman, dan kakakkikik baca komentar. Tiba-tiba datanglah segerombolan laki-laki, 3 atau 4 orang begitu. Langsung menuju komputer yang kosong dengan berisiknya. Dan salah satunya duduk di komputer yang bersebelakah denganku. Dia seorang laki-laki, kutaksir usianya sekitar 20an tahun. Tampaknya sih dia muslim. Dan aku yakin di KTP nya tertulis Islam pada kolom agama (hehe, sok tau ya aku).
Beberapa saat berselang dan tiba-tiba dia menyalakan rokoknya dengan santai dan tanpa merasa bersalah atau bahkan dia tak merasa apa-apa. Aku yang pada dasarnya alergi dengan asap rokok, langsung ilfil dan memandang picik ke orang itu. Astaghfirullah.. lagi puasa!
Tak hanya itu saja, teman-temannya yang tadi masuk bareng ke warnet, juga ikut menyalakan rokok. Fiuhh... Padahal di warnet ini banyak anak kecil yang kata mereka sih mereka pada puasa. Aku hanya bisa bilang, kok gak malu ya mereka dengan anak kecil yang puasa?? Hmm... entahlah. Padahal aku berfikir bulan puasa begini saatnya terbebas dari asap rokok di waktu siang. Ternyata...
Beberapa waktu yang lalu juga aku mengalami hal serupa. Di tengah suasana puasa seperti ini, masih saja ada yang meninggalkan puasa dengan alasan pekerjaan. Padahal aku tahu pekerjaannya ringan-ringan saja dan tak menguras banyak energi. Yah, secara dia bekerja sebagai controller di salah satu perusahaan ponsel, yang kerjanya mengontrol kondisi ponsel yang dipajang di mall-mall. Kita semua tahu, mall itu tempat yang dingin dan nyaman karena pakai pendingin ruangan. Kalau menurutku sih pekerjaan itu biasa aja dalam artian masih bisa dilakukan ketika berpuasa.
Sementara aku pernah melihat acara di tv yang menayangkan kehidupan seorang bapak tua yang bekerja sebagai tukang angkut batu (kalau tidak salah semacam itu lah). Bapak tua itu mengangkut batu-batu yang tentu saja beratnya lebih dari berat tubuhnya sendiri. Di siang hari yang panas, dalam keadaan masih tetap berpuasa! Salut!!
Alangkah sayangnya bulan yang penuh rahmat ini disia-siakan. Menghejar duniawi tapi akhiratnya jauh tertinggal di belakang. Hmm...
Aku menulis ini bukan menggurui atau aku merasa ibadahku banyak dan bernilai. Bukan. Aku hanya membagi sedikit uneg-uneg di hatiku. Yah, hanya bisa diiringi dengan doa supaya mereka-mereka dikasih hidayah trus ikut puasa hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar