31 Juli 2015

SUVENIR SEDERHANA “SESEDERHANA RASAKU” HYAAA :D :D

Yeeyyy ini postingan ke tiga ya hehe. Setelah berkutat dengan desain undangan sekaligus dibawa ke percetakan, maka yang diurus lagi adalah suvenir (aku mah urusannya yang begini-begini aja, suvenir, undangan, hiburan, dokumentasi, yah, hal-hal yang memang mau aku banget). Karena sudah punya langganan percetakan (biasa cetak brosur untuk hotel hehe), maka gak perlu nego lama-lama untuk harga dll. Semingguan juga beres. Ok.

Untuk suvenir, aku juga sebenernya sudah mulai buat dari beberapa tahun lalu. Gak niat untuk suvenir sih sebenernya, hanya waktu itu untuk mengisi waktu luang aja dan kebetulan aku tertarik sama kain flanel. Nah, buatlah macem-macem bros, gantungan kunci, gantungan hape, kotak tisu, dan wadah hape. Supaya agak seragam untuk dijadikan suvenir, maka aku pilih gantungan kunci, gantungan hape, dan bros. Ketiga jenis ini aku rasa gak jauh berbeda ketimbang dicampur sama wadah tisu atau wadah hape :D

Waktu itu lagi seneng buat macem-macem bentuk, bunga lah, kue lah, hewan lah, dll. Nah, karena yang dulu dibuat itu baru sedikit banget, maka diputuskan untuk meneruskan pembuatannya. And.. biar lebih seragam dan cepet, aku buat bros aja bentuk mawar. It’s so simple but beautiful. Apalagi kalau sudah dijejerin dan difoto hehe. Lihatlah...

Like this colour so much!!
Untuk suvenir ini, aku memang gak buat terlalu banyak, hanya kurang lebih 300 buah. Kata adikku itu kurang banget. Tapi lumayan lah, ini juga kan hanya untuk tamu perempuan. Untuk tamu laki-laki, dengan berat hati hanya bisa kasih permen, hiks.

Belum selesai pekerjaan hanya karena suvenir sudah jadi. Waktunya bungkus-bungkus. Alhamdulillah adikku dari Bogor sudah libur dan pulang, jadi bisa bantu-bantu untuk bungkus. Terakhir, kasih kartu ucapan terimakasih yang buatnya barengan sama undangan (satu paket dah, hemat banget hehe). Dan, taraaaa.. jadi deh suvenir sederhana untuk acara nikahku besok :D

Ding dong.. lihat pas acara aja deh ya hehe
Selesai dengan suvenir kecil ini, ada yang nyeletuk lagi, “Untuk panitianya, apa?”

Wew. Karena belakangan lagi suka sama beberapa aplikasi pita satin, maka terlintas ide untuk buat tanda panitianya dari pita satin. Masih tetep pakai warna pink, hehe. Sebenernya pengen buat rosebud, tapi beberapa kali gagal (gak gagal sih, hanya mungkin belum pas komposisi ngelipetnya), jadi hasilnya gak seperti yang dibayangkan. Yah, agak ngelebar dan kurang cantik. Sepertinya memang harus banyak latihan.

Aku pikir-pikir kalau hanya berkutat dengan rosebud yang gak jadi-jadi itu terlalu lama, pasti hal yang lain bakal terhambat. Maka, aku putar haluan untuk buat bentuk lain yang lebih sederhana dan gak ribet tapi masih cantik dan bisa dipakai gak hanya pas acaraku aja. So, aku buat bentuk pita dan masih dengan bahan satin. Like this...

Tuh yang belakang, rosebud agak gagak :D
Well, cukup dulu ya postingan ke tiga ini. Besok kita cerita tentang orang-orang yang aku paksa untuk ngisi acaraku, hehe. See you later :-*

25 Juli 2015

My Invitation Card

Ok, ini postingan kedua yang berhubungan dengan acara nikah aku, hihi. Persiapan setelah lamaran kemarin sih, kayaknya sudah ya. Mulai dari undangan, suvenir, dekorasi untuk rumah, dll. Sebenernya, aku gak mau ribet, gak mau terlalu rempong sama ini itu. Tapi, ternyata kalau diurut-urut ya banyak juga yang harus disiapin.

Persiapan pertama, tentu saja mental untuk jadi seorang istri dan nanti bakal jadi seborang ibu (inshaallah). Kalau dipikir-pikir, siap gak ya? Belajar sih di rumah, beresan, ngurusin rumah, ngurusin baju-baju, dan masak (untuk yang ini masih jarang banget, dan hampir gak pernah haha). Ya mudah-mudahan besok gak kaget aja ya, tiba-tiba harus masak buat laki-laki bernama suami.

Next, persiapan untuk acara walimahnya. Dari dulu, aku suka banget dengan warna pink, jadi dalam fikiranku, aku pengen besok tuh penuh dengan nuansa pink hehe. Dari undangan, asesoris, tenda, dan lainnya. Aku sempet mikir juga sih, kekanakan gak ya.. tapi setelah browsing sana- sini, kayaknya biasa aja tuh nuansa pink. Malah kesannya jadi romantis.

First, undangan. Percaya gak percaya, sebenernya aku sudah mulai desain undangan untuk pernikahanku dari dua tahun lalu, haha. Waktu itu lagi belajar program desain sih, jadi lagi hobi-hobinya untuk utak atik gambar. Dalam fikiranku, aku pengen undangan yang sederhana aja, gak banyak gambar, elegan, dan tentu warnanya pink. Beberapa hari setelah lamaran, aku langsung coba buat desain yang baru (karena desain yang dua tahun lalu, terlalu polos dan gak sreg lagi di hatiku, hehe).

Beberapa kali aku lirik sana sini untuk referensi desainnya. Makin banyak yang dilihat, makin banyak yang pengen dicontoh hehe. Mulai dari gaya konvensional sampai gaya vintage. Mulai dari yang pakai animasi sampai yang foto beneran. Tapi untuk pakai foto asli aku dan calon suami, gak banget deh hehe. Coba-coba deh desainnya.

Pengen buat undangan yang beda dari biasanya (pengennya sih..) tapi namanya juga amatir ya, jadi sering bingung sendiri untuk memadu padankan gambar dengan warna yang ada dalam fikiranku. Untuk desain yang pertama ini, aku terpikat sama gambar pohon dan love love nya itu. Sederhana, tapi bagiku itu menarik. Aku coba padankan dengan warna pink lembut yang lebih cenderung ke warna salem. Begini lah hasilnya.


Nah, setelah desain pertama itu jadi, aku masih coba lirik sana sini lagi, mengingat waktu juga kayaknya masih lumayan panjang kalau hanya sekedar cetak undangan. Then, aku nemu desain gaya vintage yang menginspirasiku. Ini dia.



Dan ini desain yang aku buat. Ternyata mawarnya sama hehe.


Setelah buat 2 desain itu, aku lebih cenderung ke desain yang ke dua. Warnanya cerah, dan gak kayak undangan kebanyakan. Dari hasil survey ke beberapa anggota keluarga juga, mereka lebih milih desain yang ke dua. Nah, pas aku mau memantapkan hati untuk cetak, ibu malah nyeletuk.
“Kok warnanya pink banget ya? Coba buat desain lagi yang lebih anggun gitu.”

Gubraks! Wah, bakalan gagal lagi nih kayaknya untuk buat undangan model begini. So, aku lirik-lirik lagi model lain. Masih bertema vintage dan bunga, aku nemu gambar yang sekali pandang, sudah bisa aku bayangkan bagaimana undangan itu jadi. Setelah utak atik dan mencampuradukkan desain dengan warna, jadilah seperti ini. Taraaa...


Gak jadi pink sih, tapi masih ada nuansa pink dan merah marun yang tetap aku suka. At last, undangan ini yang meluncur ke percetakan, haha.

Memang untuk undangan ini, aku sengaja gak buat yang terlalu mewah. Soalnya, hitung dana juga sih hehe. Lagipula, undangan kalau sudah dikirim, juga gak bakal disimpen lama-lama. Jadi ya begitulah. Tapi hasilnya juga gak jelek-jelek amat kok hehe.


Ok, sekian dulu postingan ke dua ini. Posting selanjutnya kita bahas suvenir ya.. see you later :-*

23 Juli 2015

Idul Fitri 2015

Idul Fitri tiba. Setelah berpuasa di bulan Ramadhan, hari dimana manusia kembali fitri datang juga. Sedih? Ya, sebab mau tak mau, aku merasa tak begitu maksimal beribadah di bulan lalu. Seharusnya, lebih banyak berdoa, seharusnya lebih banyak beramal, seharusnya lebih banyak sholat malam, dan seharusnya seharusnya yang lain. Tapi, bagaimanapun, Ramadhan sudah pergi begitu cepat.

Ini lebaran yang lumayan sepi ketimbang lebaran-lebaran sebelumnya. Sebagian saudara dari pihak ibu –yang memang banyak diluar Lampung- gak mudik. Bahkan adikku yang di Belitang pun ikut-ikutan gak mudik ke Lampung. Alasannya karena tanggung, katanya sekalian bulan depan aja pas acara hajatanku. Okelah. Masih ada saudara dari abah yang datang berkunjung –ini karena memang hampir semua saudara dari pihak abah tinggal di Lampung, hehe.

Ok, kita mulai dengan kegiatan di malam takbiran.

Selalu, setiap malam takbiran, ketupat di rumahku belum ada yang matang (bahkan masih dalam proses pengisian wkwkwk). Untunglah kami para perempuan di rumah sudah belajar dari lebaran-lebaran tahun kemarin, jadi pekerjaan sayur-menyayur sudah hampir selesai sekitar pukul delapan malam. Nah, sambil mengisi ketupat dan beres-beres rumah, kami selalu menunggu arak-arakan takbiran. Kali ini anak risma akan buat miniatur apa lagi ya?

Dan... ketika arakan takbiran sampai depan rumah, kami sedikit heran. Kok lampunya pada mati? Usut punya usut ternyata jenset yang biasa dipakai untuk menyalakan lampu miniatur masjid dll itu mati di jalan. Yah.. miniatur masjid jadi gelap. Tapi untung masih ada miniatur lafadz Allah yang bersinar. Taraaa...

Pict by Lala (untung dapet foto yang lumayan ini, La hehe)
Next, paginya kami semua ke masjid untuk sholat ied. Ramai, tentu. Rasanya haru, bertemu orang-orang yang mungkin jarang bisa ditemui di hari-hari biasa. Yang biasanya jarang banget ke masjid, kali ini ke masjid (ini aku banget!).

Acara di rumah masih tetap kayak biasa. Di hari pertama lebaran, sungkem sama ibu, abah, dan mbah di sebelah rumah. Sarapan ketupat beserta kawan-kawannya yang maknyus sangat karena dibuat dengan sepenuh hati oleh ibu tercinta :D and then bernarsis ria seperti lebaran-lebaran sebelumnya. Tapi yang berbeda adalah ketidakhadiran adikku beserta keluarganya. Ini pun bisa foto lengkap gini nunggu hari ke dua lho, ckckck.

Nice pict (sebelum kamera jatuh ke belakang, haha)
Hari kedua, rutinitas yang selalu ada adalah pergi ke rumah mbah putri di Natar. Alhamdulillah ketemu dengan saudara-saudara yang sudah datang duluan walaupun ada beberapa saudara yang gak mudik ke Lampung. Intinya memang saat lebaran seperti ini adalah saatnya untuk berkumpul bersama keluarga dan sauda-saudara.




At last, kami sekeluarga mengucapkan taqobbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri ya...

15 Juli 2015

Bagaimanakah Rasanya Dilamar?

Ternyata dulu aku sudah pernah bertanya seperti itu (tentunya bertanya pada diri sendiri, hehe). Dalam file lamaku, tertera tahun mulai ditulisnya, 2011. Pasti akan berbunga-bunga karena setidaknya langkah untuk menuju kehidupan yang baru akan dimulai. Pertanyaan itu muncul karena waktu itu sudah ada beberapa teman yang dilamar, juga ada seseorang yang katanya ingin serius menjalani hidup denganku (eeaaa).

Seiring berjalannya waktu, pertanyaan itu pudar dengan sendirinya meskipun semakin banyak teman yang dilamar dan akan menikah. Tulisanku itu juga sudah mengendap begitu saja di lapmi, tak diapa-apakan lagi. Masih menggantung begitu saja. Tak berakhir. Mungkin karena aku lebih dewasa juga (hahah) jadi, yah nanti insyaallah akan datang juga waktu itu.

Siang itu 31 Mei 2015, keluarga sang calon suami (*jadi malu saiaa XD ) datang ke rumah membawa kabar baik. Inshaallah beberapa bulan depan akan datang lagi untuk menyerahkan sepenuhnya sang ananda kepada keluargaku di atas janji suci. Rasanya tuh sesuatuh banget, hehe. Melihat wajah-wajah keluarganya rasanya dalam hatiku terbersit pertanyaan untuk meyakinkan, mereka akan menjadi keluargaku besok. Ibunya akan menjadi ibuku juga. Kakak-kakaknya akan menjadi kakak-kakakku juga.

Dan ternyata rasanya memang berbunga-bunga, hehe. Sampai-sampai, aku pun gak sempat untuk menuliskannya langsung setelah acara lamaran itu. Tapi alasan yang tepat adalah karena sebenarnya aku belum mau mempublikasikan acara ini dulu, pengen buat kejutan untuk teman-teman. Tau-tau minta cuti sama ibu HRD, tau-tau kasih undangan, hihi. Tapi ternyata kabar memang cepat beredar. Beberapa foto bahkan sudah beredar sebelum hari berganti.

Sempet sedikit syok mendapati ada banyak pesan masuk mengucapkan selamat atas lamaranku. Wonder sih siapa yang bertanggung jawab atas beredarnya kabar ini. Setelah ditelusuri, ternyata oh ternyata, saudara si calon suami lah yang memposting foto-foto itu, hyaaaa :D

Ini beberapa foto yang berhasil buat kehebohan di dinding fb, di bbm, dan di wa, juga di kantor pastinya.




Tulisan ini juga sebenarnya sudah mengendap beberapa lama di komputer karena alasan waktu dan kesibukan. Tapi memang bener kok, rasanya tuh diliputi pekerjaan ini itu. Tugas kantor, juga tugas pribadi, daaan, sedikit sibuk dengan persiapan hari H, hehe.

Baca juga : Sebuah Keinginan

Pada akhirnya, aku tetap meneruskan tulisan ini karena ada sedikit waktu senggang sembari menunggu waktu pulang. Intinya sih, pengen aja menuliskan sesuatu yang menyenangkan. Bahwa aku pernah bahagia dengan ini, eeeaaa :D bahwa aku pernah merasa dag dig dug menanti hari sakral dalam hidup, hehe.

And next, aku mau cerita soal persiapanku untuk hari-H itu, semacam undangan, suvenir, dll. See u later :-*