21 Desember 2012

Tragedi Tiga Lomba

Sudah lewat pertengahan Desember. Fiuhh… sudah gagal saja 3 kesempatan lomba menulis yang aku ikuti. Gak ada waktu alasannya. Padahal aku tahu informasi lomba itu sudah dari sebulan sebelum deadline. Inilah akibatnya kalau suka menunda pekerjaan. Giliran sudah limit waktunya, gak sempat lagi deh.
Tragedi 3 lomba

Tapi, aku punya alasan kok...

Untuk lomba pertama, aku sudah buat konsepnya. Eh, ini lomba film pendek. Ya, aku sudah buat skenarionya, sudah ketemu lokasinya, perkiraan tokohnya juga sudah disiapkan, ternyata gagal di pelaksanaan. Aku gak punya waktu untuk syuting. Sayang banget dah. Hiks!!

Untuk lomba ke dua, nulis cerpen. Sungguh amat disayangkan sekali. Awalnya aku mau nulis cerpen baru biar fresh gitu, tapi ternyata waktu semakin cepat berlari. Limit pengiriman semakin dekat. Akhirnya mencari alternatif lain dengan mengoprek-oprek file lama dan ketemu cerpen dengan tema yang cukup sesuai. Tapi kendala masih ada. Fiuhh... tuh cerpen harus dikirim lewat pos, bukan lewat email. Otomatis, butuh printer dan jalan ke kantor pos. Ditambah lagi ada surat pernyataan yang bermaterai pula. Aaargggh!!

Printer di rumah sih ada, tapi sudah cukup buruk rupa hasilnya. Aku berusaha untuk ngeprint di luar. Dan ternyata gak ada waktu lagi. Kembali, aku gak punya kesempatan keluar. Akhirnya dengan sangat berat hati, aku relakan kesempatan berharga itu terlewat. Hiks, hiks, padahal ini lomba gratis lho.. hwaaaa... berurai air mata deh T,T

Lomba yang ke tiga, lagi-lagi nulis cerpen. Tapi kendala yang ini adalah gak adanya ATM untuk transfer uang pendaftaran lomba. ATM ku sudah tewas sejak berbulan-bulan lalu karena gak keurusan lagi (faktornya sih karena gak ada yang untuk ngisi tuh ATM, heee...). Mau pinjam ATM punya teman, eh pada gak punya. Sambil ngelus dada, aku atur nafas untuk merelakan kembali kesempatan ke tiga ini pergi, hyyaaaa.... T,T

Intinya sih, menunda pekerjaan tu memang merugikan diri sendiri. Dengan alasan apapun, tetap aja gak dibenarkan. Kesempatan yang sama mungkin gak akan pernah terulang dengan sama persis. Jadi, kalau kita memang bisa menulis di awal, ya jangan nunggu sampai deadline deh.

20 November 2012

Cerpen Kriuk ala Agus Kindi

Beberapa hari yang lalu, seorang teman yang sama-sama hobi menulis, mengirimiku sebuah pesan pendek. Dalam pesen pendeknya itu, ia memintaku untuk mengunjungi blog barunya -kalau aku sempat- katanya. Dan ketika aku punya waktu untuk online, aku memang mengunjungi rumah tulisanya itu. Sudah lama memang ia tak menyentuh blognya, dan ternyata sekarang baru mulai menggarapnya lagi.

Dan ternyata... Wow!!!! Tulisan-tulisannya mengesankan! Aku sampai tak ingin menunda membaca apa-apa yang dipostingnya di blog itu. Memang kebanyakan puisi dan cerpen, tapi ada juga tulisan lain semacam feature atau artikel lepas.

Tulisan yang paling ingin kuceritakan disini adalah cerpen-cerpennya. Tak bisa kupungkiri, secara pribadi, aku benar-benar mengaguminya. Cerpen-cerpennya sederhana, kebanyakan bertemakan sosial dan permasalahan yang terjadi di masyarakat saat ini. Tapi, alur dan kata-katanya imajinatif. Satu lagi, cerpen-cerpennya yang berlatar di daerah luar negeri. Hm, serasa benar-benar menjejakkan kaki disana dan merasakan aura yang terbangun di dalam ceritanya, merasakan kehadiran tokoh-tokohnya, dan merasakan situasi yang terjadi pada tokoh-tokohnya itu.

Baiklah, akan kuberi contohnya. Saat pertama kali aku membacanya di paragraf awal, aku sudah terpikat dan tak mau menunda untuk membacanya. Judulnya, DI BATAS MOLESKINE. Kalau kalian mau baca, silahkan klik ini.

Memang, aku sedikit gak ngerti dengan ceritanya sebelum selesai membaca sampai akhir. Cerpen ini berlatar di Italia (benar gak, Kin?). Aku seakan dibawanya merasakan udara dingin saat salju turun, mencium aroma pie apel ketika salah satu tokoh dalam cerpen tersebut memanggang pie apel, mendengar suara tangis anak kecil ketika dalam cerpen tersebut sedang bercerita tentang suasana di dalam rumah. Dan, yah merasakan semua yang diceritakan dalam cerpen.

Itu baru 1 cerpen, masih banyak cerpennya yang berlatar luar negeri dan kita serasa disuguhi sesuatu yang baru. So, kalau mau mampir di blognya dan menikmati jalan-jalan ke luar negeri, silakan deh klik ini http://awanberlayar.wordpress.com/.


19 November 2012

Rapalan Doa

Aku masih saja merapal doa yang kuuntai sejak beberapa minggu yang lalu
doa-doa itu kian waktu kian bertambah kuat ikatannya, seakan ada sesuatu yang magis dan tak pernah ku tahu dari mana asalnya
doa-doa itu kian waktu kian panjang jua untaiannya, seolah tak pernah habis benang diulur untuk mengikatnya dari ujung ke ujung

dan aku masih saja merapal doa diam-diam
diantara kerumunan orang yang menjajakan mantra nan pekat

10 November 2012

Allah Pasti Punya Rahasia

Semalam, ada seorang teman yang curhat begini,

"Kok rasanya hidup ini sempit sekali ya. Aku sudah berusaha untuk cari kerjaan, tapi rasanya semua lamaran yang aku masukin ke perusahaan atau pabrik, atau instansi apa lah, semuanya gak ada kelanjutannya. selalu berhenti di psikotes atau wawancara. Apa aku punya dosa besar ya sampai sudah berapa tahun wisuda belum dapat kerja gini?"

Aku yang mendengarnya sebenarnya ingin tertawa dengan mimiknya yang agak memelas, tapi rasanya kok kurang empati sekali kalau diteruskan. Jadi dengan sok bijak dan sok menasehati, aku bilang saja begini,

"Ya, anggap saja dirimu masih dicarikan tempat dan penghasilan yang lebih baik lagi dari yang sudah pernah kamu lamar."

ooo

Sering aku mendengar curhatan yang seperti ini, dan rasanya aku sendiri pun pernah merasakan hal yang sama, hehe. Memang rasanya kita sudah berusaha sangat keras untuk melakukan yang terbaik semampu kita. Mulai dari lulus sekolah dengan nilai tinggi, ikut banyak organisasi dengan harapan bisa banyak pengalaman berinteraksi dengan orang lain, masukin lamaran pekerjaan di banyak tempat (bahkan yang gak punya nama sekalipun!), sampai menghubungi teman yang sudah bekerja di tempat-tempat tertentu dengan harapan agar dipermudah untuk bergabung di tempat itu pula.

Tapi, sering kita merasa terabaikan dengan doa-doa kita untuk dipermudah mendapat pekerjaan itu. Ada yang merasa doanya sia-sia, usahanya gak ada yang berhasil, dan segala macam keluhan. Dulu, aku memang pernah merasakan hal yang sama. Mengeluh dan terus mengeluh tentang keadaanku.

Tapi, aku berfikir ulang. Allah pasti punya rahasia besar yang akan diungkap-Nya suatu hari nanti. Ketika kita mengeluh karena belum ada pekerjaan atau belum ada perusahaan yang merespon surat lamaran kita, yakini saja bahwa Allah sedang mencarikan pekerjaan yang jauh lebih baik dari yang kita perkirakan. Atau mungkin saja Allah sedang menguji iman kita, apakah dengan kesulitan itu, kita masih akan setia pada-Nya. Atau mungkin pula, Allah masih sayang pada kita. Dia tidak ingin kita berpaling ketika kita sudah mendapat apa yang kita minta.

Jadi, rasanya gak ada lagi alasan kita untuk mengeluh soal kehidupan kita yang memang sudah diatur-Nya. Pasti Allah punya rahasia besar yang menakjubkan yang akan kita sadari setelah beberapa lama kita renungkan.

: untuk seorang teman yang semalam curhat, hehe...

09 November 2012

Menulislah

Bertemu dengan orang-orang yang baru di tempat yang baru memang membuatku makin banyak mengenal karakter orang dan mencoba memahaminya dari sudut pandang yang lain. Orang baru yang belum mengenalku pun ternyata masih amazing dengan hobiku yang super duper suka dengan menulis. Salah satu teman baruku itu bilang begini,

"Kalau saya sangat bertolak belakang denganmu, saya paling gak suka menulis. Dari dulu, pelajaran mengarang saya pasti gak bisa."

Hm, aku gak kaget sih dengar komentar itu. Memang beberapa orang yang kukenal pasti akan bilang gak bisa menulis. Lah kalau begitu, skripsimu itu bukan hasil karyamu apa? Hehehe...

 Dari situ, aku makin semangat untuk menulis. Bahwa menulis itu 'sesuatu banget!' hehe. Pikiranku yang tadinya runyam gak karuan bisa tiba-tiba jadi rapih dan lurus setelah kucurahkan lewat tulisan. Jiwaku yang rasanya terkungkung dalam kemelut asa (halah! bahasamu, Lia!) rasanya tiba-tiba seperti merdeka dan lepas bebas.

Tapi memang begitulah. Setiap orang memang punya cara sendiri-sendiri untuk menuangkan apa yang ada dalam pikirannya. Ada yang lewat melukis, mendesain sesuatu, merakit alat, dan lain-lain. Apapun itu, pasti mereka pun akan merasakan hal yang sama denganku setelah selesai dengan 'terapi' nya masing-masing.

Oh iya, dia juga tanya begini,

"Biasanya dapat inspirasi menulis dari mana?"

Dari obrolan pun bisa kok. Lha ini buktinya, hehehe... ^^V

:catatan dalam kesendirian

25 Oktober 2012

Kesendirian Dalam Keramaian

Rasanya seperti mengulang kejadian sekitar dua tahun yang lalu, ketika untuk pertama kalinya aku memulai kehidupan baru yang menjadi tempat pendewasaanku. Rasanya seperti de javu, semua kenangan itu muncul satu per satu layaknya sebuah slide film yang diputar kembali di hadapanku. Mungkin tidak semuanya sama, tetapi rasanya persis sama.

Mencoba menyesuaikan diri kembali di tempat yang baru. Tidak mudah, sungguh. Tapi kalaupun dibilang sulit, itu pun tidak juga. Aku pernah mengalaminya, hanya tinggal lebih mengasah saja kemampuanku untuk berinteraksi dengan orang-orang yang baru.

Kembali mengenal berbagai karakter orang-orang yang ada di sekitarku. Satu-satu dan aku akan bisa melihat bagaimana mereka bisa menerimaku apa adanya atau menuntuku untuk bisa jadi yang mereka mau. Seperti di tempat lain pun, tak semua karakter sama. Ada yang menyambut dengan tengan terbuka, ada pula yang memalingkan muka. juga ada yang rasanya sedingin es di kulkas, hehe. Tapi intinya sama. Keberagaman itu akan membuat kita mengenal lebih jauh tentang orang-orang di sekitar kita. Juga menjadikan kita dewasa dengan sikap kita.

: untuk sebuah kesendirian dalam keramaian

06 Oktober 2012

Apa Kabarmu?

Tiba-tiba, aku teringat padamu setelah tadi dengan tak sengaja membuka foto-fotomu, foto-foto kita sewaktu dulu kita masih bersama dalam satu atap keorganisasian. Sewaktu kita masih punya banayk sekali mimpi yang ingin kita wujudkan. Membuat puisi sebanyak rintik hujan yang datang, membuat novel setebal gumpalan awan di atas sana, membuat cerpen selancar ombak yang mengepung kaki-kaki kita. Kita banyak tertawa waktu itu, seperti yang kulihat pada fotomu, foto kita. Tertawa lepas seperti kawanan camar yang bergerak menuju utara. Menertawakan mimpi kita. Menertawakan ide-ide gila kita. Menertawakan kehidupan yang sejatinya memang mengalir begitu rupa. Di kala lain, kita juga menangis mendapati takdir yang ternyata tak sejalan dengan keinginan kita. Saling berpelukan untuk membagi kekuatan yang tersisa meski dengan pelukan itu tangis kita kian bertambah. 

Bagiku, itu kenangan, karena sekarang kita tak lagi seperti dulu. Meskipun begitu ingin, tapi rasanya kita sudah punya kesibukan masing-masing. Aku selalu berfikir bagaimana kenangan itu bisa kubangun kembali dalam dunia nyata yang sekarang kuhadapi. Tapi tak bisa. Kita harus terus berjalan di atas titian waktu yang tak bisa dikembalikan. 


Kini, di sela-sela ketika aku kembali membuka foto-fotomu, foto-foto kita, tiba-tiba aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Akankah kita bisa tertawa lepas lagi seperti dulu? (mungkin tak bisa selepas dulu, kau akan dipelototi oleh suamimu kalau ketahuan ngakak, hehe). Akankah kita bisa berbagi cerita dan mengumpamakan seseorang sebagai toples, kaleng kerupuk, atau gelas, seperti dulu? (mungkin tak bisa lagi, kau sudah tinggal bersama seseorang yang tak akan mengizinkanmu bermalam di rumahku bersama teman-teman, hehe). 


Bagiku, itu harapan, karena sekarang aku tak lagi sering mendengar kabarmu. Entah karena keegoisanku yang terlalu sok sibuk dengan hal-hal pribadiku. Entah karena sang operator terlalu lama menyambungkan pesan pendekku hingga gagal berulang kali. Dan entah-entah yang lainnya. Tapi aku begitu berharap suatu saat kita akan bertemu. Saling bercerita. Mungkin aku dulu yang akan menyerbumu dengan sederet pertanyaan tentang bagaimana resepsi pernikahanmu (aku sangat menyesal aku tak bisa datang waktu itu), tentang bagaimana bulan madumu (kau selalu bilang tak punya cukup waktu untuk berbulan madu, haha), tentang bagaimana hari-harimu setelah ada segumpal daging dalam rahimmu (apakah kau ingin memuntahkan semua yang telah kau makan?), dan tentang semuanya. 



Bagiku, sekali lagi, itu harapan.

: untuk Mb Ira

27 September 2012

Happy Anniversary to Mom and Dad

Dua puluh delapan tahun berjalan sejak Ibu dan Abah menikah, tepatnya dari tanggal 19 September 1984 lalu. Tentunya, banyak suka dan duka yang telah dilewatinya. Melahirkan lima anak dan membesarkannya, mendidik, dan memenuhi kebutuhan semuanya. Rasanya kalau dihitung pengorbanan mereka, pasti tak akan selesai karena sungguh sangat banyak.

Tahun ini kami –anak-anaknya- ikut berbahagia dengan momen indah ini. Makanya, kami membuat acara kecil-kecilan sebagai ungkapan rasa sayang kami pada mereka. Dengan kue buatan sendiri dan dihias dengan sepenuh rasa cinta, jadilah kami sajikan ke hadapan Ibu dan Abah malam itu. Beruntung, kami berlima bisa kumpul semua, plus bonus satu orang cucu mereka dan adikku, hehe. 


Gak ada acara meriah sih, Cuma potong kue dan makan malam bersama tapi rasanya luar biasa bahagia. Dua puluh delapan tahun menjalani hari bersama, dua puluh enam tahun mengurus anak-anak, tentu bukan hal yang mudah. Walaupun aku sendiri belum pernah merasakan bagaimana kehidupan berumah tangga, tapi aku yakin pasti banyak aral melintang yang menghadang. 


Dan sekarang, kami sebagai anak-anak mereka, hanya bisa mendoakan agar keluarga ini tetap utuh dan diliputi keberkahan.




Salam cinta dari kami,wahai Ibu dan Abah. Love you two always! :-*

Marhaban Ya Ibrahim Mujtaba :)

Hello... :)

Satu lagi moment berharga yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Masih bernuansa ponakan baru, kalau yang belum baca postingan sebelumnya, boleh mampir kesini. Kami menyebutnya acara marhabanan atau sebagian besar masyarakat juga menyebutnya akikahan (kalau sekalian akikah), yaitu acara menyambut kedatangan bayi yang baru lahir sekaligus meresmikan namanya.


Acara ini dimulai dengan  pembacaan Barjanzi. Dulu sewaktu aku masih kecil, aku sering ikut baca Berjanzi seperti itu. Tapi sekarang sudah banyak yang lupa, hehe. Pembacaan Barjanzi ini cukup panjang dan yang aku tahu selama ini dilakukan dengan bergantian. Jadi terasa rame dan meriah. Apalagi syair-syairnya bukan dibaca begitu saja tapi dilagukan.


Dan ketika hampir selesai pembacaan Barjanzi, sang bayi dibawa berkeliling kepada para jamaah yang hadir untuk dicukur rambutnya. Tapi, gak semua jamaah yang hadir mencukur rambut si bayi. Hanya orang-orang yang dituakan saja, sebagai simbolisme dan syarat. Kemudian, orang-orang yang sudah mencukur rambut si bayi tersebut disemprotkan parfum. Aku gak begitu paham sih kok adatnya begini hehe. Biar ikutan wangi kali ya. Setelah dianggap cukup, maka si bayi diletakkan di tengah-tengah jamaah dan didoakan. Barulah acara marhabanan selesai dengan dibagikannya nasi berkatan dan tentu saja, kembang telor khas akikah bayi :)
***


Walaupun acara Cuma marhabanan begini, tapi repotnya terasa dari kira-kira dua hari sebelumnya. Pasalnya, pagi sebelum acara marhabanan (acara marhabanan dilangsungkan setelah maghrib) di mushola juga ada acara Simaan, semacam tadarus dengan menghafal Alquran dan menyimaknya. Tentu saja kami selaku tuan rumah, wajib menghormati tamu dan menyiapkan kebutuhan para hafidz itu. Tapi gak masalah, karena di lingkungan tempat ku tinggal masih termasuk kampung yang para tetangganya masih sangat suka membantu kalau tetangganya ada yang hajatan.


At last, acara berjalan lancar alhamdulillah.. :D tentu saja, ada yang kurang kalau gak ada dokumentasinya, hehe. Ini dia beberapa gambar yang berhasil diabadikan.




Oh iya, ada yang lupa, satu hal yang paling penting dari acara itu (menurutku sih hehe) adalah diresmikannya nama si manusia baru itu : Ibrahim Mujtaba. That is! :D

17 September 2012

Cry

Untuk suatu alasan tertentu, aku menangis. Entah karena aku kesal, atau lelah, atau ingin meluapkan apa yang ada di hatiku karena rasa marah, atau entah yang lainnya. Aku hanya ngin menangis. Dan itulah yang kulakukan sore itu. Tapi sayangnya, aku bersama ibu. Dalam keadaan tidak sendirian, bagaimana mungkin aku bisa menangis. Tapi begitulah. Aku berpaling dari wajah ibu di saat yang tepat. Dan keadaan memang mendukung. Angin yang membawa debu kering karena belum juga hujan, kumanfaatkan untuk membuat alasan aku mengusap mataku. Kelilipan. Hal yang wajar bukan? Dan untungnya ibu percaya dan tak bertanya apa-apa. Bagaimana jadinya bila ia sampai tahu bahwa sebenarnya aku menangis dan bukan kelilipan?

14 September 2012

AKU DAN SERPIHAN KEHIDUPANKU

Lagi bingung gak ada bahan untuk posting, pas cari-cari referensi bacaan di rak buku malah nemu beberapa album foto. Iseng aja sih buka-buka, eh ada foto-foto jaman dahulu kala ketika aku dan beberapa adikku masih kecil. Foto-foto yang ku pajang ini Cuma fotoku, hehe narsisnya keluar.
Yah, mau melihat kembali perjalanan hidupku dari kecil sampe sekarang yang sudah satu tahun lebihnya dari seperempat abad, uwhhooo emoticon10

Sebagian besar foto-foto ini memang direproduksi ulang, mengingat jaman dulu belum ada kamera digital jadi masih pakai klise. Dan... inilah diriku dari jaman ke jaman (halahhh...) emoticon15

Waktu bayi, aku gemuk banget. Mungkin karena aku anak pertama kali ya, jadi semua kebutuhan ibu hamil bisa terpenuhi dengan mudah. Jadi deh pas lahir, aku buat gemes hampir setiap orang yang melihatku, hihi. Disini gak ada fotonya karena sudah gak layak lagi untuk direproduksi alias sudah rusak emoticon20

Foto aku lagi duduk di kursi ini mungkin saat aku berusia delapan bulan. Gak ada keterangan waktu sih dalam foto ini. Nah yang berdiri, saat aku berusia 1 tahun. Ada keterangan waktu yang tercetak disana. Bagiku, foto ini lucu. Seorang anak kecil di kebun sendirian dan tanpa ekspresi sewaktu di foto. Alami banget! Hehe.

Baju merah ini, aku sudah adak besar dan pastinya aku sudah bersekolah di SD. Inilah studio foto favoritku dan sudah jadi langgananku setiap aku diajak pergi ke pasar sama Ibu. Masih ingat kan ceritaku tentang aku dan kenarsisan?emoticon20

Inilah studio foto legendaris yang berjasa dalam mengabadikan serpihan kehidupan masa kecilku. Aku senang foto disini karena studionya lengkap dengan tata taman yang menurutku bagus. Ada kolam kecil berisi ikan hias dengan jembatan berpegangan bambu di atasnya, ada semacam goa buatan yang bagiku dulu mengerikan karena agak gelap, ada berbagai macam bunga dan tanaman dalam pot besar, dan banyak lagi. Sang fotografer sudah sampai hafal denganku. Sekarang, aku tak tahu studio foto ini masih ada atau tidak. Toko ATK dan elektronik yang memang gabung dan berada satu ruko dengannya sih memang masih ada, tapi tak tahu dengan studio fotonya. Terakhir kali foto disana kayaknya saat aku masuk SMP, sudah agak besar sih jadi sudah malu hihi emoticon20

Nah aku sudah berseragam putih biru dengan dasi disilangkan. Aku duduk di SMP. Coba tebak, yang manakah diriku?

Aku bersama dengan anggota geng yang kami namai Five Girls Geng karena anggota kami jumlahnya 5 orang. 3 orang yang di belakang dari kiri adalah Nova, Dhenita, aku, dan 2 oran di depan dari kiri adalah Ririn dan Ester. Kalau jalan kaki dari gerbang sekolah ke jalan raya tempat menunggu angkot, sudah bisa dipastikan kami akan memenuhi jalan itu hehe. Banyak kenangan suka dan duka bersama mereka. Ada tawa, tangis, berselisih kecil, bercanda, dan semua kenakalan anak SMP. Sekarang, 2 diantara mereka sudah punya momongan. Betapa waktu terasa sangat cepat berlalu ya...

Masa peralihanku berlangsung ketika aku menginjak bangku SMA kelas 2. Aku mulai berjilbab dan bergabung ke organisasi keislaman seperti Rohis. Five Girls Geng memang sudah tinggal nama saja karena kami sudah berbeda sekolah setelah lulus SMP, tapi komunikasi di antara kami masih terjalin. Aku punya teman-teman baru lagi yang tak kalah serunya dengan teman-teman SMP. Hanya bedanya, kebanyakan kami sudah berjilbab. Hayo, tebak lagi yang manakah diriku? hehe

Foto ini diambil sewaktu aku kelas 3 dan bertepatan dengan acara perpisahan sekolah. Sedih, haru, bahagia, jadi satu. Dan aku menyadari waktu itu, selamat tinggal masa remajaku, selamat datang masa pendewasaanku (hyaaaa... bijak banget ya, wkwkwk) emoticon20

Iyalah, masa SMA kan identik dengan masa manis yang pasti akan terkenang sampai kapanpun. Masa dimana ada rasa kesenangan tersendiri ketika berhasil mengerjai guru PPL (maafkan kami, buuu...), ada kepuasan tersendiri ketika berhasil mencuri perhatian guru, dan tentunya ada rasa paling manis ketika menemukan ‘cinta pertama’ (ngaku!!). Kalau yang terakhir ini sih aku mengakuinya, mungkin kalau sekarang anak SD juga sudah mulai suka-sukaan, heehe (makin gak jelas).

Kembali deh ke soal foto :D
Masa di awal-awal tahun perkuliahanku. Bertemu dengan orang-orang yang hampir seluruhnya baru kukenal dan tak ada satu pun teman SMA yang masuk di jurusan yang sama denganku. Tapi tak ada yang tak bisa mendapatkan teman baru, kan? So, happy lagi dengan suasana baru.

Masa kuliah yang bagiku cukup menguras waktu dan tenaga, hehe. Akhirnya diwisuda juga walaupun tidak bisa bareng dengan teman satu angkatan. Tak apa.. :D

Dan saatnya berpisah dengan orangtua dan keluarga untuk mencari kehidupan baru. Suasana bekerja di Palembang terasa penuh dengan suka dan duka. Ah, sudah banyak cerita kan tentang aku yang merantau ke Palembang?

Dan, foto terakhir adalah aku kini. Beberapa waktu lalu ketika lebaran tiba. Reuni dengan beberapa teman kuliah yang bisa hadir (jarang-jarang lho yang bisa hadir segini banyak). Lihat kan sudah ada yang punya momongan :D

Hmmm... besok akan ada kisah apalagi ya..?? emoticon10

29 Agustus 2012

Manusia Baru




Haaaaaiiiii... pika21
Cuma mau pamerin seorang manusia mungil yang baru hadir di dunia ini dan menjadi penghuni baru rumahku (walaupun sementara sih, karena kan memang mau dibawa sama emak dan bapaknya ke rumah mereka yang jauh disana).

Lahir dengan berat 2700 gram dan panjang... (waduh, lupa tanya pika16) bayi mungil ini membuat suasana rumah jadi tambah meriah dan hidup. Sudah dua malam ini si kecil konser di tengah terlelapnya para penghuni rumah, yah secara nangis mulu di tengah malem pika20. Tapi ya begitlah kehidupan awalnya. Menangis kan malah sehat ya, hehe...

Si mungil ini memang belum dikasih nama, jadi kami cuma bisa memanggilnya dengan panggilan "Ade" atau "Dede". Liat fotonya yukk... pika21

26 Agustus 2012

Gak Penting

Just wanna say, good night...emoticon20

Lebaran Aseekkk.. :D

Lebaran tiba! Lebaran tiba! :D

Serasa ada yang hilang ketika Ramadhan pergi. Rasanya, belum cukup ibadah yang selama sebulan ini dikerjakan. Rasanya begitu rindu akan kesyahduan malam Ramadhan dan dengungan doa yang diselipkan di setiap sholatnya. Rasanya begitu rindu dengan kehadiran anak-anak yang riuh tadarus di setiap malam. Ah, memang rindu Ramadhan tak akan pernah berakhir, tapi hari kemenangan pasti akan mampir :)

Ada yang berbeda dengan lebaran tahun ini. Ketika seperti biasa kami sekeluarga berfoto ria seusai sholat Idul Fitri, salah satu adikku yang sudah diambil orang belum bisa hadir. Jadilah berkurang satu anggota keluarga kami.

Tapi yah begitulah, itulah kehidupan. Pasti ada yang datang dan pergi (halah.. ni ngomong apa yak? Hehe). Setelah sesi foto-foto, tibalah sesi sarapan dengan makanan yang sudah sangat ditunggu. Secara, setahun sekali lho makan ini! ini dia, ketupat lebaran! :D

Nganyam sendiri lho ketupatnya (prok prok prok... give applause to Abah hehe). Setelah seharian berkutat di dapur, jadilah hidangan nan lezat ini terpampang di atas meja makan. Ketupat, sambal kentang, rendang, sayur buncis, emping. Kalau ada yang gak suka rendang daging, tersedia juga sambal ikan. Mantap dah! Hehe...

Hari pertama lebaran, di rumah sudah pasti rame tamu. Secara, ada Mbah yang tinggal pas banget di samping rumah, jadi kalau ada orang sungkem kesana, kemungkinan besar akan mampir di rumahku. Dan dampaknya adalah aku yang full di rumah karena melayani tamu dan jadi panitia sibuk-sibuk hehe. Rame tetangga, rame sodara-sodara, rame anak-anak. Pokoknya, yang gak pernah dateng ke rumah, disempet-sempetin deh berkunjung. Ini salah satu ponakan dari adik sepupu. Tingkahnya, boooo! Super aktif! Segala macem jejeran toples pasti mau diporak-porandakan hehe.

Tapi begitulah khasnya lebaran di kampung. Masih lebih rame daripada lebaran di kota (ini setahuku lho). Masih banyak orang yang saling sungkem ke orang yang dianggap lebih tua dan dihormati semacam tokoh adat atau tokoh agama.

Hari kedua lebaran, kami sekeluarga sudah punya agenda rutin. Berkunjung ke rumah Mbah Putri yang letaknya agak jauh, jadi harus pakai kendaraan. Disana suasananya memang jauh berbeda dengan suasana lebaran di kampung. Sangat sedikit bahkan bisa dihitung dengan jari tamu yang berkunjung. Mungkin pada pulang kampung kali ya para tetangga, wong sepi begitu... Tapi, dengan keluarga yang masih bisa berkumpul di rumah Mbah Putri, sudah lumayan lah menyemarakkan Idul Fitri tahun ini.

Jalan-jalan keliling rumah para saudara belum berakhir. Masih ada sesi keliling ke rumah saudara dari pihak Abah. Hampir satu kampung masih bisa dibilang saudara. Jadi bisa dipastikan satu hari full untuk berkeliling dari ujung ke ujung, fiuhh..

Nama kampungnya Pancur, letaknya gak jauh sih dari tempat tinggalku. Dengan berbekal dua motor (padahal keluarga yang dibawa banyak lho, hehe), berangkatlah kami beramai-ramai. Naik angkot deh! Gak papa, yang penting niat untuk silaturahimnya itu yang diacungi jempol. Walaupun terik matahari sepertinya gak berteman dengan kami yang berjalan kaki dari satu rumah ke rumah lainnya, tapi semangat untuk bertemu para saudara masih ada lho :D

Lebaran memang meninggalkan kesan yang berbeda setiap tahunnya. Ada banyak pesan moral yang disampaikan setiap orang, juga pesan moral yang tersirat dalam setiap obrolan dengan banyak saudara. Jadi ingat selama keliling Pancur, ada pesan moral yang entah kenapa jadi membuatku selalu bertanya-tanya. Jadi begini ceritanya, karena adikku yang sudah jadi seorang istri dan akan menjelang menjadi ibu ikut bersama rombongan, maka aku sebagai kakak perempuannya selalu saja ditanya,
“Kapan menyusul adiknya?”

Selalu pertanyaan yang hampir sama setiap mengunjungi rumah satu dan rumah lainnya. Nyengir aja deh jadinya, hihi. Pesan moral yang didapat adalah :
~ Menikah : tuntutan agama atau tuntutan sosial? ~

Hadeeehhh... begitlah hidup. Jalani saja apa yang ada sekarang dengan rencana yang matang dan akurat (apa sih!) hehe. Prinsipku yah, enjoy your life :)

Lebaran tahun depan, ada kesan apa lagi ya..? :)

05 Agustus 2012

Sulit Bercerita??


Hari ini ada salah satu orang terdekatku yang tanya -sebenarnya lebih tepat dibilang dia tanya pada diri sendiri ketimbang tanya denganku. Yah karena aku ada di dekatnya, jadi ya dengar juga.

Seseorang itu bilang begini, "Kenapa sih dia sulit bercerita? Padahal dia bilang aku seseorang yang sangat dekat dan bisa dipercaya, aku juga menganggapnya bukan orang lain lagi. Atau apa aku kurang dipercayanya ya?"

Hm, aku juga pernah mengalaminya. Ingin sekali mendengar seorang teman dekatku bercerita padaku karena selama ini dia terlihat punya masalah yang ditutup-tutupi, tapi ia tak kunjung bercerita juga. Kan jadi penasaran, hehe. Lalu aku pun berfikiran seperti temanku yang awal tadi. Apa aku ini bukan orang yang bisa dipercayanya? Tapi kan kami sudah berteman lama dan sangat dekat. Yah, pertanyaan yang seperti menuduh.

Kalau diteruskan berfikir yang tidak-tidak, tentu akan merusak hubungan yang selama ini telah terjalin. Masa sih hanya gara-gara seseorang yang mengaku dekat dengan kita lalu tidak bercerita, kita akan menganggapnya tidak percaya lagi dengan kita?

Nah, menurutku, ada beberapa hal yang membuatnya sulit untuk bercerita :
1. Mungkin dia menganggap masalahnya terlalu sederhana sehingga ia berpikir menyimpannya sendiri lebih baik. Kalau begitu, ya sudah. Kita anggap saja masalahnya memang sederhana dan bisa diatasinya sendiri.
2. Mungkin malah sebaliknya. Dia menganggap masalahnya terlalu besar dan sulit untuk diatasi meski sudah bercerita dengan kita. Jadi ia berfikir tak ada gunanya bercerita, toh yang punya masalah juga dia sendiri.
3. Mungkin dia belum siap menceritakannya pada kita. Ia memang ingin bercerita, tapi tidak hari ini karena ada satu dua atau banyak hal yang harus diperjelas dahulu. Jadi tak perlu buru-buru untuk mendengarnya, sabar saja kalau kita memang berniat membantunya. Kalau dipaksa cerita, malah bisa-bisa memperkeruh masalahnya.
4. Mungkin dia memang punya karakter pendiam alias memendam segala sesuatunya untuk dirinya sendiri. Dan orang yang berkarakter seperti ini biasanya sangat sensitif perasaannya. Kalau kita salah menanggapi, bisa-bisa malah menambah 'sesuatu' di fikirannya.
5. Nah, yang terakhir ini, mungkin saja memang kita belum bisa dipercayainya. Yah, mungkin dia pernah bercerita pada kita, lalu sengaja atau tak sengaja, kita menyebarkannya padahal dia tak menginginkan hal itu. Kalau sudah begini, jangan pernah lagi memaksanya untuk bercerita :)

Mudah-mudahan kita semua bisa mengerti dan memahami orang-orang yang dekat dengan kita ya. Gak mau kan orang yang kita sayangi dan menyayangi kita, malah menjauh dan menghindar hanya gara-gara kita memaksanya bercerita? :)

31 Juli 2012

Ramadhan oh Ramadhan

Ramadhan sudah seminggu lebih berjalan. Suasanya juga makin terasa hari demi hari. Apalagi kalau di rumah saja, atau paling tidak di sekitar rumah. Bisa dipastikan masih bisa terkondisikan. Tidak ada yang makan, minum, atau merokok di siang hari. Yah, secara, kalau masih di sekitar rumah dan tetangga kita banyak yang muslim taat, jarang dong yang mau melanggar kewajiban puasa ini.

Tapi...

Ternyata sangat berbeda dengan keadaan diluar lingkungan. Aku sendiri mengalaminya. Di tempat umum yang notabene bisa terlihat oleh semua orang, di tengah-tengah puasa begini, masih saja ada yang gak menaruh toleransi atau setidaknya menghormati orang yang sedang berpuasa. 


Ceritanya mungkin biasa saja sih, tapi rasanya kurang kalau aku pendam sendiri, hehe. Begini, aku sedang di warnet dekat rumah, sedang asik-asiknya posting segala macam tulisan di blog, chatting ria dengan teman, dan kakakkikik baca komentar. Tiba-tiba datanglah segerombolan laki-laki, 3 atau 4 orang begitu. Langsung menuju komputer yang kosong dengan berisiknya. Dan salah satunya duduk di komputer yang bersebelakah denganku. Dia seorang laki-laki, kutaksir usianya sekitar 20an tahun. Tampaknya sih dia muslim. Dan aku yakin di KTP nya tertulis Islam pada kolom agama (hehe, sok tau ya aku).


Beberapa saat berselang dan tiba-tiba dia menyalakan rokoknya dengan santai dan tanpa merasa bersalah atau bahkan dia tak merasa apa-apa. Aku yang pada dasarnya alergi dengan asap rokok, langsung ilfil dan memandang picik ke orang itu. Astaghfirullah.. lagi puasa!


Tak hanya itu saja, teman-temannya yang tadi masuk bareng ke warnet, juga ikut menyalakan rokok. Fiuhh... Padahal di warnet ini banyak anak kecil yang kata mereka sih mereka pada puasa. Aku hanya bisa bilang, kok gak malu ya mereka dengan anak kecil yang puasa?? Hmm... entahlah. Padahal aku berfikir bulan puasa begini saatnya terbebas dari asap rokok di waktu siang. Ternyata...


Beberapa waktu yang lalu juga aku mengalami hal serupa. Di tengah suasana puasa seperti ini, masih saja ada yang meninggalkan puasa dengan alasan pekerjaan. Padahal aku tahu pekerjaannya ringan-ringan saja dan tak menguras banyak energi. Yah, secara dia bekerja sebagai controller di salah satu perusahaan ponsel, yang kerjanya mengontrol kondisi ponsel yang dipajang di mall-mall. Kita semua tahu, mall itu tempat yang dingin dan nyaman karena pakai pendingin ruangan. Kalau menurutku sih pekerjaan itu biasa aja dalam artian masih bisa dilakukan ketika berpuasa.


Sementara aku pernah melihat acara di tv yang menayangkan kehidupan seorang bapak tua yang bekerja sebagai tukang angkut batu (kalau tidak salah semacam itu lah). Bapak tua itu mengangkut batu-batu yang tentu saja beratnya lebih dari berat tubuhnya sendiri. Di siang hari yang panas, dalam keadaan masih tetap berpuasa! Salut!!


Alangkah sayangnya bulan yang penuh rahmat ini disia-siakan. Menghejar duniawi tapi akhiratnya jauh tertinggal di belakang. Hmm... 


Aku menulis ini bukan menggurui atau aku merasa ibadahku banyak dan bernilai. Bukan. Aku hanya membagi sedikit uneg-uneg di hatiku. Yah, hanya bisa diiringi dengan doa supaya mereka-mereka dikasih hidayah trus ikut puasa hehe...

28 Juli 2012

Lapak Baruku

Ada lapak baru neh... :)
Mau majang kreasi-kreasi flanelku dengan lebih lengkap dan sudah ada harganya. Masih sangat sederhana sih untuk berbisnis secara online, tapi untuk pemula aku rasa itu sudah cukuplah, hehe.

Kalau ada yang mau kasih kritik, saran, komentar, pujian, celaan (duh!), monggo... langsung ke TKP! :D

27 Juli 2012

Diam atau Berbagi?

Sesi menemukan sebuah inspirasi ketika seorang teman yang aku sayangi tiba-tiba menghilang.

Aku termasuk seseorang yang pendiam dan tak terlalu menanggapi hiruk pikuk orang-orang di sekitar. Kata orang sih kurang bersosialisasi #memang dasarnya pemalu sih, hehe. Aku juga seseorang yang tengah menyadari bahwa aku hanya memiliki sedikit teman. Kalau kukirimi pesan untuk berkumpul, mungkin hanya ada beberapa saja yang datang, atau malah tak ada yang datang. Entah itu karena kesibukan, atau malas, atau menganggap acara itu tak penting, atau dengan alasan lain.

Aku juga termasuk orang yang tidak mudah percaya kepada orang lain, bahkan temanku sendiri. Tidak percaya dalam arti, aku jarang sekali bercerita pada teman-temanku tentang apapun itu. Kalaupun aku bercerita pada mereka, itu hanya cerita ringan yang ingin kubagi saja. Aku lebih memilih diam dan mengendapkannya dalam hati atau meuliskannya dalam buku diary atau blog seperti ini. Ketika aku menulisnya di diary, aku percaya ia tak akan menyebarkannya pada siapapun #ya iyalah, diary kan benda mati ^^v dan ketika aku menuliskannya di blog, berarti aku sudah mempercayai para pembaca untuk menyimpannya dalam hati.

Aku tak tahu sejak kapan aku menjadi seperti ini. Tapi aku merasa menjadi diri sendiri ketika aku berada dalam kesendirian dan kesenyapan.Terkadang aku merasa orang-orang di sekelilingku atau teman-temanku tak mengerti atau bahkan tak mau mengerti denganku. Mereka hanya mengerti aku yang tertawa di hadapan mereka tanpa pernah menyadari ada air mata yang mengalir sesudah semua itu berlalu. Mereka hanya mengerti aku yang riang dan banyak cerita tanpa pernah tahu seberapa lebih seringnya aku menyendiri dan diam.

Aku selalu berfikir ini yang terbaik. Diam dan tak menanggapi apapun yang orang lain katakan. Bukankah menyembunyikan masalah dan kedukaan itu adalah hal yang baik? Jadi orang lain tak perlu repot-repot menghibur, atau mencoba menyenangkan hatiku karena itu akan sia-sia ketika aku telah kembali ke 'dunia diam'ku.

Aku juga berkeyakinan semua akan baik-baik saja dan pasti akan ada saatnya bahagia itu datang padaku. Namanya juga hidup, ya memang fitrahnya demikian. Biar saja orang lain tahu aku adalah seseorang yang banyak bercerita, selalu ceria, tanpa pernah tahu bagaimana kacaunya yang ada dalam hatiku.

Tapi rupanya...

Tidak semua orang begitu. Ada orang-orang yang punya masalah sama denganku, bahkan lebih buruk. Orang-orang itu pun sama, menampakkan wajah gembira dan berusaha selalu tertawa. Lalu hatiku bertanya, apakah mereka munafik? Tidak. Mereka hanya ingin seperti aku. Menyembunyikan masalah sendiri dan membiarkan orang lain tak tahu dan tak pernah berkesempatan untuk ingin tahu -karena menurutku sama saja tahu atau tidak tahu.

Lalu ada yang pelan-pelan menjalari pikiranku. Kalau semuanya begitu, mungkin semua orang di dunia ini akan menjadi munafik, menampakkan wajah gembira padahal dalam hati tidak demikian. Nanti bisa bertambah lagi dengan berpura-pura. Pura-pura senang padahal tidak senang. Pura-pura baik padahal punya niat jahat #wah, kok jadi tambah runyem sih? ^^"

Pada intinya, memang tergantung pada individu masing-masing. Apakah masih mempercayai seorang teman untuk berbagi cerita atau hanya ingin dipendam sendiri. Setiap pilihan memang punya resiko. Kalau dibagi dengan teman, mungkin resikonya akan lebih banyak orang tahu kalau si teman itu tidak amanah. Kalau dipendam sendiri, resikonya kena migrain :) karena terlalu sering berfikir tanpa mengeluarkannya.

Lalu segelintir pikiran kembali membayangiku. Kalau hanya dipendam sendiri, bagaimana orang lain bisa mengerti? Lalu kalau orang lain tak bisa mengerti, bagaimana bisa aku menyalahkannya karena kuanggap tak mengerti aku?

~kesimpulanku sendiri : cerita dong, biar aku tahu ada apa denganmu...~

: untuk die-ul

Winnie The Pooh


Winnie The Pooh??

Aku suka banget sama si mbem Winnie the Pooh, lucu aja ngeliatnya. Lugu tapi menyenangkan untuk teman-teman serombongannya. Masih inget kan siapa aja mereka? Hm :) Piglet si Pink Pig yang penakut, Tiger si macan lincah, Eeyore si keledai, Rabbit si kelinci yang pemarah, dan Owl si burung hantu. Satu lagi tokoh yang sering bermain dengan Pooh adalah Christopher Robin yang satu-satunya berwujud manusia.

Itu sedikit pengantar, siapa tau ada yang iseng tanya kenapa tulisan ini tentang Pooh. Jadi inget jaman kuliah dulu, semua halaman depan buku catatanku, kugambar Pooh dengan berbagai gaya.

# lagi iseng kehabisan bahan untuk diposting disini, sementara tangan udah gatel pengen ngetik-ngetik apa gitu, hehe...

24 Juli 2012

Palembang dan Dia

Ada yang berbeda ketika malam ini aku buka-buka album foto sewaktu aku tinggal di Palembang dulu. Ada yang tersirat dalam pikiranku. Suatu kenangan yang entah bagaimana bisa aku menjelaskannya. Banyak kisah yang terjadi selama aku disana. Sedih, senang.

Jembatan ampera

Aku begitu ingat saat pertama kali aku menjejakkan kaki disana. Hm, bukan pertama kali sih, tapi aku merasa aku bisa benar-benar mengingat aku pernah kesana ya waktu aku sudah dewasa ini. Diawali dari jalan-jalan iseng ikut ibu dan dua adikku yang waktu itu libur sekolah. Beberapa hari saja sebenarnya, tapi menikmatinya. Sungguh kota itu seperti magnet yang menarik keinginanku untuk kembali kesana suatu hari nanti. Bahkan aku pernah menulis sepenggal perjalananku di Palembang disini.

Jembatan ampera

Aku memang menutup tulisan itu dengan kalimat “Palembang, aku nak kesano lagi”, tanpa pikir panjang. Harapan untuk kembali kesana memang ada, tapi yah kuanggap biarlah saja Allah yang mengatur. Namun rupanya, doa itu dikabulkan-Nya beberapa bulan kemudian. Dalam sebuah rekrutmen suatu perusahaan, aku ikut tes di Palembang! Bagiku, ini bukan kebetulan, tapi memang Allah mengabulkan doa “tak sengaja” ku :)

Tes di perusahaan itu, rupanya berakhir sampai disitu saja. Tapi tidak dengan perjalanan hidupku. Aku dipertemukan dengan seorang teman SMA yang menawariku untuk bekerja di lembaga yang disana pun ia sudah bekerja. Awalnya, aku hanya ingin mencoba, tapi ternyata Allah menetapkan hatiku untuk memilihnya.
Kampoeng tauhid sriwijaya

Mulailah kehidupan baruku dimulai disana. Di kota Palembang yang bagiku diluar nalar. Belum pernah aku berada sejauh ini dengan keluargaku. Rasanya aku harus belajar banyak hal. Dan memang begitu. Banyak yang terjadi disana, merubah pola pikirku, merubah pandangan hidupku, merubahku. Suka duka begitu lumrah untuk kujalani. Tertawa itu sudah biasa. Menangis juga wajar. Sakit hati karena seseorang, ini yang belum pernah kualami sampai demikian hebatnya.

Hingga aku berfikir ulang untuk meneruskan perjalanan hidupku disana. Rasanya, pulang ke rumah dan kembali ke pelukan ibu adalah dua hal yang menjadi mimpiku setiap malamnya. Aku berfikir keras setiap kali ada kesempatan untuk pulang. Berfikir bagaimana bisa meninggalkan pekerjaanku dan segera keluar dari Palembang. Mungkin, orang lain akan berfikir aku bodoh, hanya karena sakit aku harus meninggalkan semuanya. Tapi begitulah.

Plaju palembang

Dan pertolongan itu datang. Seseorang yang beberapa bulan sebelumnya telah dekat denganku, akhirnya datang juga. Membawa misi penyelamatan untukku, hehe. Tak pernah hilang dari ingatan bagaimana hari itu sudah sangat ku tunggu-tunggu. Beberapa bulan sebelumnya, aku selalu menghitung hari kepulanganku.

Perlahan tapi pasti. Akhirnya ia datang dan membuatku sangat bersemangat hari itu. Benar, aku tak bisa gambarkan bagaimana suasana hatiku ketika ia datang, berjalan-jalan bersamaku sebelum membawaku pulang ke rumah.
Pulau Kemaro

Pada akhirnya, aku benar-benar meninggalkan Palembang dan semua kenangan yang pernah terukir disana.

Hari ini, ketika aku membuka album fotoku sewaktu di Palembang, yang pertama kali terbersit dalam fikiranku adalah dia, seseorang yang membawaku keluar dari pusara kegelisahan.

: my sweet seventeen

20 Juli 2012

CPNS Oh.. CPNS...

Weww, belum ada yang mau curhat sama aku, jadi aku aja deh yang curhat sama blog ini #deket-deketin blog sambil ngerlingin mata, hehe.

Jadi, ceritanya begini. Dari bulan kemarin, banyak terdengar isu mau ada bukaan cpns di negeri tercinta kita ini. Ada juga yang sudah kasih link info untuk daftar online. Tapi ya namanya juga belum waktunya daftar, jadi ya belum bisa kebuka deh link itu. Nah ketika tiba waktunya pendaftaran tuh cpns, aku langsung menuju TKP dan hasilnya... mengecewakan! >,<

Dari sekian banyak format yang tersedia, jurusanku nihil alias gak ada sama sekali! Then, beberapa hari kemudian, ada seorang teman yang kasih link lagi untuk daftar cpns yang lain. Setelah menuju ke TKP dengan semangat lagi (kali ini katanya sih banyak banget yang buka), ternyata...

Cuma ada 2 lembaga yang ada jurusanku! Itu pun gak sampai 10 orang dari seluruh Indonesia. Fiuhhh... #ngelap keringat di kening deh!

Tapi ya namanya juga ikhtiar, walaupun harus bersaing dengan berjuta-juta orang Indonesia yang pada ngimpi untuk jadi PNS, aku pun mulai ikutan daftar. Sebenarnya, antara optimis dan pesimis gak jauh beda sih sekarang ini.

Sudahlah, kita jalani aja yang ada sekarang ya. Seperti kata orang "Enjoy your life" jadi senyum ajah :)

16 Juli 2012

Flanel lagi :)

Taraaaaa...
jadi lagi kotak tisuku. kali ini dengan desain yang bagiku makin lama makin menarik (haha, narsisnya gak ilang2). setelah lama gak pamer hasil karya ke orang-orang (biar ada yang pesen gitu, wkwkwk), akhirnya aku sempet-sempetin untuk ambil foto nih barang-barang. tapi, dikarenakan baterai kameraku lagi pingsan, jadi pake kamera hp aja, itu juga pinjem. ya kalau gambarnya kurnag memuaskan, harap maklum deh ya, hehe.

Florist
tadinya aku sempet bingung mau desain kayak apa ini kotak tisu. liat persediaan flanel gak cukup untuk buat model kue-kue atau buah-buahan yang banyak warna itu. trus liat ada beberapa bunga warna pink sama putih tergeletak gitu aja. trus lagi, liat motif sprei di kamarku ada bunga-bunga bersusun gitu, ya sutralah susun-susun aja tuh bunga pink sama putih, kasih daun-daun kecil. nah, pas mau buat dasarnya itu, berkali-kali nyoba warna, akhirnya ketemu merah marun ini. alhasil beginilah jadinya.. :D

 

Pisberry
nah ini sebenernya sudah lama banget buat toppingnya, tapi terkendala sama bahan dasarnya yang sudah habis. secara, gak ada persediaan flanel yang warnanya serasi. jadi, kotak tisu ini tertunda untuk ikut show di parade pamernya flanel-flanelku hwehehe.

 

Donat
ini awalnya liat donat punya orang-orang yang dipajang di situs-situs mereka. hm, jadi iri pengen bisa buat juga. walaupun desain awalnya nyontek sana-sini, tapi akhirnya aku bisa juga. ini yang kuposting cuma sedikit karena waktu itu sudah dibawa semua sama adekku ke sekolahnya. hm, coba-coba minta bantuan dia untuk promosiin ke temen-temennya. hasilnya lumayan lho, asik!



Buku Diary
ide awalnya sih karena adekku yang lagi ribut karena buku diarynya sudah di penghujung lembaran. jadi kupikir-pikir coba aja buat bentuk buku gitu. mudah banget malah.

Stars
ini memang impianku dari kemarin-kemarin pengen banget buat bintang, tapi karena polanya belum sempet-sempet dibuat, jadi ya baru kesampean sekarang. bisa diaplikasikan untuk gantungan kunci atau bros.