Kuizinkan kau mendua kali
ini. Apakah sebutan itu terlalu kasar untukmu? Kalau begitu, bukan mendua,
hanya punya rasa lebih dari sekedar teman biasa pada seseorang yang lain selain
aku. Tak bisa dipungkiri memang, matamu yang bicara. Meski kau bilang tidak,
tapi tatapanmu berbeda. Ada kebahagiaan kecil ketika kau ceritakan tentang dia
di hadapanku. Jujur aku cemburu, sebab aku yang benar-benar mencintaimu. Tapi
mungkin kali ini akan kuizinkan kau seperti itu.
Mungkin kau jenuh
denganku. Aku memang tak pandai merangkai kata untuk mengisi kotak masuk pada
ponselmu. Aku juga bukan seniman yang bisa menguntai tangkai-tangkai mawar
sebagai hadiah di setiap akhir pekan ketika kita bertemu.
Aku akan mengerti meski
kau tak bisa memberi alasan mengapa. Kau bilang, ia mengingatkanmu akan
seseorang yang pernah mengisi hari-harimu di masa lalu. Aku akan mengerti
karena saat ini mungkin hanya itu yang bisa membuat matamu berbinar dan harimu
ceria. Aku akan mengerti karena dengan begitu aku akan bisa belajar bagaimana
aku bisa membuatmu bahagia. Aku tak ingin menjadi orang lain, tak ingin menjadi
dia yang sekarang kau sukai, tapi aku ingin belajar bagaimana seseorang itu
bisa begitu indah di matamu.
Tapi aku akan tetap
mempertahankanmu, Sephia. Karena aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar